Jomlo Wajib Tahu! 4 Perilaku yang Picu Kesepian Sepanjang Hidup, Menurut Psikologi

Jomlo Wajib Tahu! 4 Perilaku yang Picu Kesepian Sepanjang Hidup, Menurut Psikologi

– Ada garis tipis antara kesendirian dan kesepian. Meskipun kesendirian bisa jadi pilihan, kesepian sering kali tidak. Ini adalah keadaan emosional yang dapat menyelinap pada Anda, yang berasal dari perilaku yang mungkin bahkan tidak Anda sadari.

Psikologi memberi tahu kita bahwa ada perilaku tertentu yang, jika dibiarkan, dapat menyebabkan kesepian seumur hidup. Dan seringkali, bukan kesalahan besar dan mencolok yang kita buat, tetapi kebiasaan halus yang tanpa disadari kita kembangkan dari waktu ke waktu.

Dikutip dari geediting pada Selasa (12/8), dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi empat perilaku seperti itu yang dapat membuat Anda sedang berjalan menuju kesendirian sepanjang hidup Anda-jika dibiarkan tidak terselesaikan. Ingat, kesadaran adalah langkah pertama menuju perubahan. Jadi mari selami dan jelaskan penyebab licik ini.

Tolong support kita ya,
Cukup klik ini aja: https://indonesiacrowd.com/support-bonus/

1) Menghindari interaksi sosial

Mari kita mulai dengan perilaku yang mungkin terlihat tidak berbahaya pada pandangan pertama-menghindari interaksi sosial. Baik itu karena rasa malu, introversi, atau sekadar preferensi untuk menyendiri, menghindari situasi sosial secara bertahap dapat menyebabkan keterasingan.

Ketika kita menghindari interaksi sosial, kita kehilangan kesempatan untuk membentuk hubungan yang bermakna dengan orang lain. Seiring waktu, kurangnya koneksi ini dapat menyebabkan perasaan kesepian.

Meskipun tidak apa-apa untuk menikmati kebersamaan Anda sendiri, sama pentingnya untuk menyeimbangkannya dengan interaksi yang sehat dengan orang lain. Ingat, kami merupakan makhluk sosial di dalam hati. Jadi, pastikan Anda tidak mengesampingkan peluang untuk terhubung demi kesendirian.

2) Mengabaikan perawatan diri

Berikutnya dalam daftar adalah perilaku yang secara pribadi saya perjuangkan-mengabaikan perawatan diri. Mungkin mudah untuk mengesampingkan kebutuhan Anda sendiri ketika hidup menjadi sibuk, tetapi ini dapat berdampak besar pada kesehatan mental Anda.

Saya ingat saat ketika saya begitu terjebak dalam memenuhi tenggat waktu dan mengurus orang lain sehingga saya sama sekali mengabaikan kebutuhan saya sendiri. Hal ini menyebabkan kelelahan, dan kemudian, saya merasa terisolasi dan terputus dari orang-orang di sekitar saya.

Jika kita tidak merawat diri sendiri, kita cenderung kehilangan energi atau motivasi untuk berinteraksi dengan orang lain. Seiring berjalannya waktu, hal ini bisa menyebabkan rasa kesepian. Ingatlah, perawatan diri bukanlah sikap egois. Sangat penting untuk menjaga hubungan yang sehat baik dengan orang lain maupun dengan diri sendiri. Oleh karena itu, pastikan Anda menyisihkan waktu untuk diri sendiri di tengah kesibukan kehidupan.

3) Menyimpan dendam

Apakah pernah Anda menyimpan rasa benci lebih lama dari yang seharusnya? Saya yakin kita semua pernah mengalaminya. Menyimpan dendam merupakan tindakan yang umum, dan jika tidak diatasi, bisa berdampak pada rasa kesepian.

Permusuhan membentuk penghalang antara Anda dan seseorang yang membuat Anda marah. Hal ini mirip dengan membangun dinding tak terlihat yang menghambat Anda untuk berhubungan lebih dalam dengan orang tersebut.

Semakin besar kebencian yang Anda simpan, semakin tinggi temboknya. Albert Ellis, salah satu psikolog paling berpengaruh abad ke-20, mengatakan, “Waktu terbaik dalam hidup Anda adalah ketika Anda memutuskan bahwa masalah Anda adalah masalah Anda sendiri. Anda tidak menyalahkan ibu Anda, lingkungan, atau presiden.”

Anda menyadari bahwa Anda memiliki kendali atas nasib Anda sendiri.” Kutipan ini menggambarkan pentingnya bertanggung jawab terhadap perasaan kita daripada menyalahkan orang lain. Jika kita terus-menerus menyalahkan orang lain dan memendam kebencian, kita akan menjauhkan diri sendiri.

4) Ketergantungan berlebihan terhadap komunikasi digital

Kita tinggal di masa digital di mana komunikasi seringkali hanya berupa teks, email, dan unggahan media sosial. Meskipun teknologi memudahkan kita untuk tetap terhubung, ketergantungan berlebihan pada komunikasi digital bisa memicu rasa kesepian.

 

Sebuah studi tindakan yang dilakukan oleh para psikolog di University of Pittsburgh menemukan korelasi kuat antara penggunaan media sosial yang berlebihan dan perasaan terisolasi secara sosial. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa meskipun kita lebih “terhubung” dari sebelumnya, kita juga lebih kesepian dari sebelumnya.

Kurangnya interaksi tatap muka dapat membuat kita merasa terpisah dari orang lain. Komunikasi digital seringkali tidak memiliki kehangatan, kedalaman, dan keintiman yang berasal dari interaksi tatap muka.

Tidak adanya hubungan yang tulus ini dapat menyebabkan perasaan kesepian. Meskipun teknologi adalah alat yang hebat untuk tetap berhubungan dengan sahabat dan keluarga jauh, berinvestasi dalam interaksi tatap muka juga sama pentingnya. Keseimbangan adalah kuncinya. Jadi, pastikan Anda tidak mengganti hubungan nyata dengan koneksi virtual.