news  

Rencana Kejam Israel untuk Kelaparan dan Pemusnahan Gaza

Rencana Kejam Israel untuk Kelaparan dan Pemusnahan Gaza

Mengenai Rencana Jenderal, Rencana Israel dalam Operasi ‘Kelaparan dan Penghancuran’ Gaza

Beberapa hari terakhir ini, muncul berbagai isu mengenai apakah militer Israel telah memulai pelaksanaan rencana tersebutGeneral’s Plan, “Rencana Jenderal”.

Rencana ini dikenal sangat kejam, yaitu rencana operasi “kelaparan dan penghancuran” yang ditujukan terhadap Gaza, seperti yang diajukan oleh mantan Mayor Jenderal Israel Giora Eiland.

Tolong support kita ya,
Cukup klik ini aja: https://indonesiacrowd.com/support-bonus/

Rencana ini mencakup penguatan blokade di utara Gaza, menyebabkan ratusan ribu orang mengalami kelaparan, danevakuasi secara paksa(pengusiran) seluruh penduduk asli Palestina dari wilayah tersebut sebagai bagian dari strategi yang lebih luas untuk “mengosongkan” jalur perlawanan.

Perintah pengungsian paksa itu muncul bersama pengumuman Tentara Israel mengenai perluasan “zona kemanusiaan” di Al-Mawasi pada hari Minggu (6/10/2020) pagi, dilengkapi dengan informasi terbaru mengenai rute “pengungsian” dari wilayah utara Gaza.

Dua jalur utama pengungsian, melalui Jalan Salah al-Din dan Jalan al-Rashid, telah dibuka guna mengarahkan penduduk asli ke selatan menghadapi serangan udara ganas dan zona api.

Rencana Para Jenderal: Rencana Pembersihan Suku Bangsa

Laporan menyebutkan bahwa pemerintah Israel kemungkinan telah menerima rencana Eiland, yang mengusulkan penghentian bantuan kemanusiaan ke wilayah Gaza utara agar daerah tersebut kosong.

Tentara Israel mengumumkan bahwa operasi darat telah dimulai di beberapa wilayah utara Gaza, dengan sasaran infrastruktur penting milik Hamas, sekaligus disertai serangan udara yang gencar.

Juru bicara Israel, termasuk juru bicara militer yang berbicara dalam bahasa Arab, Avichay Adraee, telah meminta warga Palestina di wilayah utara Gaza untuk melakukan evakuasi.

Adraee juga merilis peta evakuasi terbaru, dengan menyatakan bahwa wilayah utara Gaza tetap dianggap sebagai “daerah perang berisiko tinggi”.

Peringatan ini muncul karena kondisi kemanusiaan bagi warga yang masih tinggal di Kota Gaza dan sekitarnya semakin memburuk secara cepat.

Peningkatan Perkiraan dan Kekhawatiran Global

Perluasan jalur evakuasi dan pembentukan zona kemanusiaan terjadi di tengah meningkatnya kekhawatiran global bahwa Israel mungkin melakukan ‘Rencana Jenderal’ dengan alasan bantuan kemanusiaan.

Jurnalis asal Israel, Almog Boker awalnya mengunggah bahwa pasukan Israel telah memulai evakuasi di utara Gaza sebagai bagian dari “Rencana Jenderal,” namun kemudian menghapus unggahan tersebut, memicu spekulasi lebih lanjut mengenai tujuan sebenarnya dari operasi tersebut.

Sebelum menghapus tweetnya, Boker menulis, “Serangan darat di wilayah utara Gaza merupakan bagian dari rencana yang diinisiasi oleh Jenderal Giora Eiland. Berdasarkan rencana ini, penduduk akan dipindahkan, dan akan diberlakukan pengepungan, sehingga para pejuang hanya memiliki dua pilihan: menyerah atau tewas.

Setelah menghapus unggahannya, ia memposting bahwa “Invasi darat ke wilayah utara Jalur Gaza: ini adalah operasi yang dirancang untuk menghadapi target teroris dan menghancurkan sisa-sisa yang ada di sana serta apa yang dicoba oleh Hamas untuk dibangun kembali.

Sebagai bagian dari kegiatan tersebut, penduduk di wilayah utara Jalur Gaza diminta untuk berpindah ke arah selatan. Pada tahap ini, belum ada keputusan yang diambil oleh pihak politik (Israel) terkait bantuan kemanusiaan yang akan disalurkan ke wilayah utara Jalur Gaza.

Dalam beberapa minggu terakhir, bahkan sebelum serangan darat ke Gaza Utara, pihak politik sedang mempertimbangkan untuk menerapkan rencana yang diajukan oleh jenderal cadangan Giora Eiland. Menurut rencana ini, pasukan Israel akan mengosongkan penduduk di wilayah utara Netzer dan memberlakukan blokade, sehingga para teroris hanya memiliki dua pilihan – menyerah atau tewas. Mari kita tunggu saja.”, tambahnya.

Analis militer Itsik Zuarets juga melaporkan serangan Israel terbaru terhadap Gaza utara, dengan mengatakan, “Batalyon ke-162 memasuki Jabalia kemarin dan memulai operasi untuk menghancurkan infrastruktur Hamas yang dibangun baru-baru ini di sana.”

“Beberapa hari ke depan, seluruh wilayah utara Gaza akan dibersihkan, dengan seluruh penduduk dievakuasi melalui poros Nitzanim, dan area tersebut akan ditetapkan sebagai zona militer tertutup sesuai dengan Rencana Jenderal,” katanya.

Tokoh politik Israel, seperti anggota Knesset dari Partai Likud Avichai Boaron, telah menunjukkan dukungan dan antusiasme terhadap dimulainya pengosongan wilayah utara Gaza, menganggapnya sebagai ‘langkah awal yang penting dalam melumpuhkan Hamas’.

“Ini merupakan tahap pertama dari Rencana Umum, dan ini adalah hal yang baik,” ujar Boaron.

Langkah kedua dan terakhir adalah meminta bantuan kemanusiaan dari Hamas. Inilah yang akan menyebabkan kehancurannya,” tambahnya.

Di sisi lain, Palestina khawatir perhatian internasional mungkin berpindah karena meningkatnya perselisihan Israel dengan Lebanon serta ketegangan dengan Iran.

Perselisihan dengan Iran memberikan Israel kesempatan untuk mempercepat rencananya di Gaza dengan pengawasan dan kendali yang lebih sedikit dibanding sebelumnya.

 

(oln/qn/*)