Properti Mulai Bangkit: Analisis Saham Unggulan SMRA, BSDE, CTRA, dan PWON

Properti Mulai Bangkit: Analisis Saham Unggulan SMRA, BSDE, CTRA, dan PWON


.CO.ID – JAKARTA.

Performa perusahaan pengembang real estat akhir-akhir ini tetap terkendala oleh perlambatan dalam situasi ekonomi makro.

Meskipun demikian, adanya kemungkinan penurunan tingkat suku bunga acuan oleh Bank Indonesia dan apresiasi nilai tukar rupiah dapat memberikan kesempatan bagi revitalisasi sektor tersebut.

Beberapa pakar memperkirakan industri perumahan akan pulih lagi, terutama di semester dua tahun 2025. Di bawah ini adalah saran tentang saham pengembang real estat yang layak dipertimbangkan:

1. PT Summarecon Agung Tbk (
SMRA
)

Di kuartal pertama tahun 2025, SMRA melaporkan penurunan keuntungan bersih sebanyak 46% secara year-on-year (yoY) menjadi Rp 238,3 miliar.

Namun, performa diprediksikan akan meningkat pada kuarter II-2025 bersamaan dengan jadwal penyerahan proyek di Summarecon Serpong dan Crown Gading.

Penjualan marketing SMRA juga kuat, meningkat 8% secara tahunan menjadi Rp 877 miliar. Peningkatan ini didukung oleh performa penjualan dari Serpong, Bogor, dan Crown Gading, serta peresmian produk-produk terbaru seperti City Hub Commercial dan Cluster Ivora.

Rekomendasi:
Buy

Harga target akhir tahun adalah Rp 675 per saham.

Analisis oleh: Arief Machrus, INA Sekuritas

2. PT Bumi Serpong Damai Tbk (صندVMLINUX
BSDE
)

BSDE mencatatkan pertambahan pendapatan pemasaran dan penjualan sebesar 9,5% secara tahunan di kuartal I-2025. Peningkatan tersebut utamanya disupport oleh ledakan dalam penjualan ruko yang naik 19,2% secara tahun ke tahun, walaupun peningkatan penjualan perumahan hanya terjadi dengan laju yang cukup pelan sebesar 1,7% secara tahun ke tahun.

Perkiraannya permintaan untuk produk BSDE akan tetap kuat, berkat penyelesaian proyek-proyek penting seperti EastVara Mall, Living World Grand Wisata Bekasi, serta Tahap 1B Tol Serbaraja yang mempersingkat jalur dari BSD City Tahap 3 (Legok) menuju JORR 1.

Rekomendasi:
Buy

Harga target akhir tahun adalah: Rp 1.200 per saham

Analisis oleh: Steven Gunawan, KB Valbury Sekuritas

3. PT Pengembangan Ciputra Tbk (صندVMLINUX
CTRA
)

CTRA telah mengalami pertumbuhan laba bersih yang signifikan sebesar 66,5% secara year-on-year (yoy) hingga mencapaiRp 669,3 miliar di trimester I-2025. Walaupun ada penurunan prasales sebesar 5% yoy, hal tersebut terjadi karena dasarkan atas fondasi yang sangat tinggi dari periode sebelumnya serta lesunya aktivitas penjualan diluar pulau Jawa.

CTRA dianggap mendominasi dalam memanfaatkan kesempatan pasar real estat pada periode tersebut, dikarenakan oleh gabungan antara harga dan jenis barang yang sesuai, kontribusi pajak pertambahan nilai yang efektif, pembagian wilayah geografis dari setiap proyek mereka, serta strategi untuk meningkatkan hal itu.
Return on Equity
(ROE).

Rekomendasi:
Buy

Harga target akhir tahun adalah:Rp 1.600 per saham

Analisis oleh: Ismail Fakhri Suweleh dan Wilastita Muthia Sofia, PT BRI Danareksa Sekuritas

4. PT Pakuwon Jati Tbk (
PWON
)

PWON melaporkan penurunan pendapatan pra-penjualan sebanyak 14% secara tahunan di triwulan pertama tahun 2025, bersamaan dengan absennya launching projek besar-besaran. Perusahaan saat ini berfokus untuk membangun proyek-proyek terbaru menggunakan sumber daya dalam negeri dan tidak menambah hutang.

Keuntungan utama antara tahun 2025-2026 diproyeksikan akan bertambah sekitar 2% setiap tahunnya, didukung oleh pemasukan rutin yang konstan. Saat ini hampir 80% penghasilan PTPWON berasal dari bagian tersebut.
recurring income
yang diperkirakan akan bertambah sebesar 7%CAGR selama tiga tahun mendatang.

Rekomendasi:
Overweight

Harga target akhir tahun adalah: Rp 520 per saham

Analisis oleh: Henry Wibobo, J.P. Morgan