– Indonesia dan Kamboja mengkonfirmasi tekad bersama guna meningkatkan kolaborasi di bidang penegakan hukum demi pemberantasan kejahatan lintas negara, terutama tindak pidana penggelapan daring yang semakin menyulitkan.
Kesepakatan ini dicapai dalam pertemuan bilateral antara Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Sugiono dan Menteri Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional Kerajaan Kamboja, Prak Sokhonn, di sela-sela KTT ASEAN ke-46 di Kuala Lumpur, Sabtu (25/5).
Rapat itu sangat berarti sebagai titik balik utama karena dianggap sebagai pembicaraan dua arah perdana para menteri luar negeri pasca pelantikan mereka yang sah. Di tengah atmosfer yang hangat dan dipenuhi dengan niat kerjasama, kedua belah pihak mendiskusikan beberapa masalah krusial, seperti langkah selanjutnya dari kunjungan Presiden Senat Kerajaan Kamboja, Hun Sen, ke Indonesia pada bulan Mei tahun 2024.
Satu aspek penting yang dibahas adalah perkuatan kolaborasi antar lembaga penegakan hukum dalam menghadapi meningkatnya aktivitas kejahatan cyber seperti penipuan daring. Dalam hal ini, Indonesia merupakan salah satu negeri yang cukup terpengaruh, dimana banyak WNI terseret dalam kasus diduga TPPO atau perdagangan manusia melalui platform digital scam.
Menurut data dari KBRI Phnom Penh, selama tiga bulan awal tahun 2025, dicatat ada 1.301 kasus warga negara Indonesia (WNI) menghadapi masalah di Kamboja, ini adalah kenaikan sebesar 174% jika dibandingkan dengan periode serupa tahun sebelumnya. Di antara angka-angka itu, hampir 85%, yaitu 1.112 kasus berhubungan dengan penipuan daring, menunjukkan lonjakan signifikan sebanyak 263% dibandingkan dengan 306 kasus yang terjadi pada interval waktu yang sama tahun lalu.
“Untuk mengatasi masalah kejahatan transnasional khususnya jaringan online scamming, kedua negara sepakat mempererat kerja sama antarinstansi penegak hukum baik dalam kerangka bilateral maupun regional melalui ASEAN,” ungkap Menlu Sugiono, Minggu (25/5).
Di luar aspek pelaksanaan hukum, kedua menteri ini juga mendukung meningkatkan koneksi guna menguatkan ikatan antara rakyat (hubungan orang ke orang) serta kolaborasi dalam sektor pariwisata. Pemerintah Indonesia dengan senang hati menyambut rencana AirAsia Kamboja yang akan membuka rute penerbangan baru ke arah Denpasar.
Pada kesempatan tersebut, Menteri Luar Negeri Sugiono juga mengemukakan sasarannya bagi diplomasi Indonesia mendatang, yang mencakup memperkokoh posisi Indonesia dalam menjaga kedamaian global, meningkatkan ketahanan makanan di wilayah Asia Tenggara, serta kolaborasi keamanan guna melawan tindak pidana bersifat transnasional.
Hubungan bilateral antara Indonesia dan Kamboja sudah cukup dekat selama bertahun-tahun, di mana peran Indonesia sangat signifikan dalam proses penyatuan kembali Kamboja. Frekuensi kunjungan dari para pemimpin tertinggi kedua negara menunjukkan ikatan sejarah mereka serta kerjasama strategis yang semakin membaik.