news  

6 Cara Efektif Mengatasi Cyberbullying di Sekolah yang Harus Diketahui Guru

6 Cara Efektif Mengatasi Cyberbullying di Sekolah yang Harus Diketahui Guru

– Di tengah kemudahan yang ditawarkan internet, mulai dari menjaga hubungan dengan orang yang dicintai hingga hiburan instan yang tersedia, tersembunyi sisi gelap yang mengancam, khususnya bagi anak-anak dan remaja. Perundungan online atau cyberbullying kini menjadi ancaman nyata yang sering kali tidak disadari oleh sekolah.

Oleh karena itu, penting bagi guru, orang tua, dan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran digital, guna membentuk lingkungan online yang nyaman dan positif bagi generasi muda.

Merujuk pada Positive Action, berikut ini beberapa metode untuk mencegah dan menghentikan bullying di sekolah yang perlu diketahui.

Tolong support kita ya,
Cukup klik ini aja: https://indonesiacrowd.com/support-bonus/

1. Latihlah dirimu dan siswamu sendiri

Dengan semakin meningkatnya kegiatan di dunia digital, memahami cara berinteraksi di media sosial menjadi sangat penting, khususnya bagi para guru dan siswa. Salah satu masalah utama yang dialami anak-anak saat ini adalah cyberbullying atau perundungan secara online. Namun, tidak semua komentar negatif secara otomatis bisa dikategorikan sebagai perundungan.

Sebagai contoh, komentar yang tidak menyenangkan di Instagram bisa bersifat lelucon, kritik, atau bahkan bentuk perundungan yang sengaja dilakukan. Pelaku cyberbullying sering memanfaatkan unggahan umum untuk menghina atau merendahkan seseorang secara terbuka.

Oleh karena itu, penting bagi guru, orang tua, dan siswa untuk memahami ciri-ciri perundungan digital agar dapat mengenali tanda-tanda dini dan menghindari dampak jangka panjang. Pendidikan, diskusi terbuka, serta penguatan etika digital di sekolah dapat menciptakan lingkungan online yang aman, saling menghargai, dan bebas dari tindakan perundungan.

Support us — there's a special gift for you.
Click here: https://indonesiacrowd.com/support-bonus/

2. Membentuk hubungan yang positif dan saling mendukung

Di banyak situasi perundungan, korban biasanya lebih dahulu menghubungi orang-orang yang mereka percaya, khususnya orang tua dan guru yang ramah serta mudah berkomunikasi. Oleh karena itu, sangat penting bagi para pendidik dan orang tua untuk menciptakan hubungan yang terbuka dan penuh kepercayaan.

Perlihatkan kepada siswa bahwa kamu bersedia mendengarkan tanpa mengambil keputusan terlebih dahulu. Dengan demikian, mereka akan merasa nyaman dan tahu bahwa kamu adalah tempat yang aman untuk berbagi ketika mereka mengalami bullying di sekolah.

3. Pelajari tanda-tanda dan gejalanya

Jika seorang siswa yang biasanya sering diingatkan karena sibuk dengan ponselnya tiba-tiba menjadi tidak aktif atau sama sekali tidak menggunakan perangkat elektroniknya, kemungkinan besar perubahan ini disebabkan oleh sesuatu yang lebih mendesak. Hal yang sama juga terjadi ketika seorang siswa tiba-tiba menghilang dari grup kelas di media sosial, atau menghapus akun Instagram maupun Facebook tanpa alasan yang jelas.

Perubahan kecil ini dapat menjadi tanda awal bahwa mereka sedang menghadapi tekanan emosional, termasuk kemungkinan menjadi korban bullying online. Guru dan orang tua perlu waspada terhadap gejala-gejala ini, karena biasanya korban memilih untuk diam dan menjauh daripada meminta bantuan.

4. Ajarkan siswa untuk menggunakan perangkat elektronik dengan bijak

Tidak semua siswa mendapatkan bimbingan yang tepat mengenai etika dan keamanan digital di rumah. Peran guru dalam kelas sangat penting dalam memberikan mereka keterampilan dasar untuk melindungi diri di dunia maya.

Ajarkan tindakan sederhana yang memiliki dampak signifikan, seperti menjaga kerahasiaan foto pribadi dan kata sandi, serta berpikir lebih dulu sebelum merespons dengan komentar yang emosional atau kasar. Selain itu, juga penting untuk memanfaatkan fitur privasi agar dapat mengatur siapa saja yang boleh melihat atau memberikan komentar pada unggahan mereka.

Biasakan siswa untuk keluar dari akun mereka setelah menggunakan komputer umum dan mengunci ponsel saat berada dalam lingkungan kelompok. Tindakan kecil ini dapat membantu memperkuat kebiasaan digital yang lebih aman dan bertanggung jawab.

5. Pantau kegiatan dan tingkah laku siswa secara online di dalam kelas

 

Mengerti bagaimana dan di mana siswa menghabiskan waktunya saat online dalam kelas merupakan langkah penting untuk mencegah terjadinya kekerasan digital.

 

Dengan memantau secara aktif kegiatan digital mereka, guru dapat lebih cepat mengidentifikasi tanda-tanda perundungan dan menanggapinya dengan tepat sebelum dampaknya semakin meluas. Kesadaran ini bukan sekadar pengawasan, tetapi juga bagian dari menciptakan lingkungan belajar yang aman dan mendukung bagi seluruh siswa.

6. Persiapkan mereka

Dengan 45% anak yang mengaku pernah menjadi korban perundungan siber dan 70% lainnya mengatakan pernah melihat kejadian tersebut secara langsung, jelas bahwa masalah ini tidak bisa dianggap remeh. Peristiwa ini membutuhkan perhatian serius dari para pendidik.

Sebagai seorang guru, kamu bisa menjadi pelaku utama dalam pencegahan. Mulailah dengan menyusun rencana khusus untuk menghadapi dan mencegah perundungan digital di ruang kelas. Dengan pendekatan yang tepat, kamu tidak hanya melindungi siswa, tetapi juga menciptakan budaya online yang lebih aman, mendukung, dan penuh empati.