BAGIKAN BERITA –Sudewo, Bupati Pati periode 2025–2030, tiba-tiba menjadi perhatian publik setelah menyampaikan pernyataan yang mengajak masyarakat untuk melakukan demonstrasi dengan jumlah 50 ribu orang, akibat kebijakan kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB-P2) hingga 250 persen. Di balik pernyataan yang memicu kontroversi tersebut, Sudewo memiliki latar belakang karier yang cukup panjang dan menarik sejak masa mudanya.
Lahir di Pati, Jawa Tengah, pada tanggal 11 Oktober 1968, Sudewo memulai pendidikan dasarnya di SD Negeri 1 Slungkep, kemudian melanjutkan ke SMP Negeri 1 Kayen dan SMA Negeri 1 Pati. Rasa ingin tahu yang tinggi mendorongnya untuk menempuh pendidikan perguruan tinggi di Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, dengan mengambil jurusan Teknik Sipil. Tidak berhenti sampai di sana, Sudewo melanjutkan studi S2 di Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, khusus dalam bidang Teknik Pembangunan.
Selama masa kuliah, Sudewo aktif dalam berbagai kegiatan organisasi. Ia pernah menjabat sebagai Ketua Himpunan Mahasiswa Teknik Sipil UNS pada tahun 1991, kemudian dikenal juga sebagai Ketua Keluarga Besar Marhaenis pada tahun 2000, serta pernah menjadi Wakil Ketua Persatuan Insinyur Indonesia pada tahun 2001.
Tolong support kita ya,
Cukup klik ini aja: https://indonesiacrowd.com/support-bonus/
Setelah menyelesaikan masa perkuliahan, Sudewo memulai karier profesionalnya di bidang konstruksi. Ia pernah bekerja di PT Jaya Construction selama setahun (1993–1994), lalu bergabung sebagai tenaga honorer di Departemen Pekerjaan Umum Kanwil Bali dan akhirnya menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil dalam proyek peningkatan jalan serta jembatan.
Karier profesionalnya terus berkembang di Kanwil PU Jawa Timur dan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Karanganyar, tempat ia bekerja hingga tahun 2006. Setelah beberapa waktu berwirausaha, Sudewo memasuki dunia politik dan menjabat sebagai Koordinator Tim Sukses Pilkada Pacitan 2005 serta Pilgub Jateng 2008. Ia juga aktif sebagai Dewan Penasehat Fokerdesi (Forum Komunikasi Desa Seluruh Indonesia) pada tahun 2007.
Langkah Sudewo menuju panggung nasional terjadi ketika ia terpilih sebagai anggota DPR RI periode 2009–2013 dari Partai Demokrat. Pada tahun 2019, ia kembali ke Senayan tetapi kali ini melalui Fraksi Partai Gerindra. Saat ini, ia menjabat sebagai Ketua Bidang Pemberdayaan Organisasi di DPP Partai Gerindra.
Sudewo pernah mencoba keberuntungan dalam Pilkada Karanganyar tahun 2002 bersama Juliyatmono, meskipun pada masa itu belum berhasil meraih kemenangan. Baru pada Pilkada Pati 2024, ia secara resmi terpilih sebagai Bupati Pati, didampingi oleh Risma Ardhi Chandra sebagai Wakil Bupati.
Support us — there's a special gift for you.
Click here: https://indonesiacrowd.com/support-bonus/
Gaya kepemimpinan Sudewo terkenal keras, bahkan cenderung berani mengambil tindakan yang berisiko. Hal ini dapat dilihat dari keputusan politiknya menaikkan tarif PBB-P2 hingga 250 persen setelah 14 tahun tidak pernah diubah. Kebijakan tersebut diambil sebagai upaya untuk meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) guna mendukung pembangunan infrastruktur dan pelayanan masyarakat.
Namun, keputusan tersebut memicu perdebatan. Masyarakat menganggap kebijakan itu terlalu keras dan memberatkan. Tanggapan Sudewo justru memicu reaksi publik, khususnya ketika ia menyatakan tidak akan takut meskipun di demo oleh ratusan ribu warga.
“Silakan saja demo, bukan 5 ribu, bawa saja 50 ribu orang. Saya tidak akan mengubah keputusan,” katanya dalam pernyataan yang tersebar luas.
Pernyataan itu mendapat respons yang sangat keras. Warga membentuk posko donasi di depan Kantor Bupati Pati dan siap menggelar aksi demonstrasi besar pada 13 Agustus 2025. Aksi tersebut bahkan sempat memicu perdebatan dan ketegangan dengan aparat Satpol PP serta Plt. Sekda Pati Riyoso.
Meskipun menghadapi gelombang kritik, Sudewo tetap mempertahankan pendiriannya. Menurutnya, kenaikan PBB diperlukan agar Pati mampu menyusul ketertinggalan dari daerah sekitar seperti Jepara dan Kudus dalam hal penerimaan PBB.
“Kabupaten Pati memiliki potensi yang besar. Kami membutuhkan dana untuk pembangunan jalan, rumah sakit, pertanian, serta sektor lainnya,” katanya melalui pernyataan resmi di situs Humas Pati.
Perjalanan Sudewo saat ini menunjukkan dua sisi: seorang pemimpin yang berani mengambil tindakan yang tidak disukai banyak orang, serta tokoh politik dengan riwayat panjang di berbagai tingkat organisasi dan pemerintahan. Waktu akan menentukan apakah keputusan kontroversial ini akan memberikan hasil positif bagi kemajuan Pati atau justru menjadi penghalang dalam karier politiknya di masa depan.***