Kuliner Legendaris Pontianak: Menjelajahi Sejarah dan cita rasa Asli Kalimantan Barat

Kuliner Legendaris Pontianak: Menjelajahi Sejarah dan cita rasa Asli Kalimantan Barat


PR JABAR

– Tidak hanya terkenal karena letaknya di sepanjang garis khatulistiwa, Pontianak juga memiliki aneka ragam cita rasa yang telah melekat dan dilestarikan dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Kota ini terus menjaga statusnya sebagai salah satu destinasi utama untuk kuliner di Kalimantan Barat, dikenal karena barisan makanan legendaris yang tidak hanya lezat, tapi juga kaya akan riwayat dan cerita.

Kopi Asiang: Menyeduh Kopi, Mengais Warisan

Sejak 1958, Warung Kopi Asiang sudah menjadi simbol dari dunia makanan dan minuman di Pontianak. Terkenal karena campuran spesialnya untuk kopi hitam serta metode pelayanan yang unik dimana sang pemilik menyeduh kopinya tanpa memakai atasan, tempat ini telah disambangi berbagai figur terkemuka negera bahkan sampai turis mancanegara.

Atmosfer tradisional disertai camilan seperti pisang goreng serta roti srikaya memberikan sentuhan nostalgic tersendiri.

Nasi Ayong 999: Biasa, Populer, Ikonik

Dibentuk tahun 1994, Nasi Ayong 999 menjadi terkenal setelah muncul di video tentang makanan dari YouTube Nex Carlos. Khususnya menu unggulan mereka cukup sederhana yaitu nasi panas, telur ceplok setengah matang yang disiram dengan kecap asin dan juga minyak bawang.

Namun justeru kecenderungan untuk menjadi sederhana itulah yang menjadikannya ikonis. Rasa gurihnya yang familiar di lidah, membuatnya disenangi oleh berbagai kalangan usia dan budaya.

Mie Tiaw Apollo: Kelezatan Kuliner Tionghoa yang Menghinggapi

Sejak tahun 1968, Mie Tiaw Apollo telah menjadi pionir dalam menyajikan masakan mie tiaw khas Pontianak. Berlokasi di Jalan Pattimura, tempat makan ini menghidangkan mi tebal yang disiapkan bersama irisan babi perut, daging kerbau, atau telur.

Disediakan dalam bentuk goreng serta kuah, cita rasa yang gurih dan aromanya yang memikat menjadikan lokasi ini selalu dipenuhi pengunjung sejak awal hari sampai malam.

Bubur Pedas Pa’ Ngah: Pelacakannya ke Jeruju Melayu

Berdasar pada bahan-bahan seperti sayuran dan rempah-rempah, Bubur Pedas Pa’ Ngah merupakan hidangan favorit untuk para pecinta masakan tradisional Melayu. Sajian panas ini memiliki rasa pedas yang kuat, menjadikannya tidak hanya memuaskan lapar tetapi juga memberi kesegaran kepada tubuh.

Berlokasi di area Jeruju, warung ini merupakan tempat favorit untuk mencicipi masakan lokal asli dan tradisional.

Es Krim Angi: Kelezatan yang Mengingatkan Masa Lalu Sejak Tahun ’50an

Ternyata, es krim buatan sendiri dapat bertahan selama lebih dari seperempat milenium? Es Krim Angi, yang telah ada sejak tahun 1950-an, menjadi kenangan masa kecil bagi banyak penduduk Pontianak. Variasi rasanya seperti durian, kacang merah, dan alpukat, ditambah dengan hiasan toping khas daerah tersebut, menjadikan warung ini destinasi wajib bagi para pelancong penyuka rasa manis.

Lebih dari Hanya Makanan, Ini Tentang Jati Diri

Tiap kedai dan hidangan ikonik di Pontianak memiliki cerita tersendiri, mulai dari campur-baur budaya hingga usaha menjaga keaslian rasanya. Ini semua berlangsung sambil kota tersebut berkembang tetapi tidak meninggalkan jati diri historinya. Dalam gelombang modernisasi, sajian-sajian ini bertindak sebagai benang merah antara zaman dahulu dengan saat ini.

Pontianak 2025 tidak sekadar tujuan untuk memuaskan lapar, tetapi juga lokasi yang tepat untuk menyelami sejarah lewat cita-cita rasa.

Mulai dari secangkir kopi pagi di Asiang sampai mangkok berisi bubur pedas pada senja hari, tiap sendok makan merupakan bagian dari narasi sebuah kota yang terletak di ekuator ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WP Twitter Auto Publish Powered By : XYZScripts.com