news  

Api Kembali Muncul, Tim Karhutla Diberangkatkan untuk Padamkan dan Bebas Asap

Api Kembali Muncul, Tim Karhutla Diberangkatkan untuk Padamkan dan Bebas Asap

-Kondisi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Provinsi Riau masih belum menunjukkan kestabilan. Setelah mengalami penurunan jumlah titik api yang cukup besar, kini kembali terlihat peningkatan.

Pemerintah mengambil keputusan untuk mengakhiri tugas tim pemadam kebakaran darat yang ditempatkan di daerah terdampak, khususnya Kabupaten Rokan Hilir dan Rokan Hulu. Penghentian tugas ini dilakukan oleh Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq di Riau pada hari Kamis (24/7).

“Kita tidak dapat menunda lebih lama. Pencegahan harus menjadi prioritas utama,” ujar Hanif.

Ia menekankan bahwa ketika api kembali muncul, tindakan pemadaman darat menjadi prioritas utama yang paling efektif. Terutama di area lahan gambut yang memerlukan pendekatan teknis khusus.

Hanif menekankan bahwa acara pelepasan apel tersebut bukan hanya aktivitas yang bersifat simbolis. Namun, merupakan wujud nyata komitmen pemerintah dalam menghadapi peningkatan kebakaran hutan dan lahan yang terjadi secara signifikan pada akhir Juli.

Berdasarkan data terkini per 23 Juli 2025, titik api masih ditemukan di beberapa daerah gambut dan mineral di Rokan Hilir serta Rokan Hulu. Dampak asap yang bisa menyebar luas jika tidak segera ditangani.

Pengiriman tim pemadam kebakaran kali ini merupakan bagian dari strategi kerja sama lintas sektor yang diperkuat oleh Kementerian Lingkungan Hidup. Tim yang dikirim terdiri dari gabungan personel pemerintah dan unit respons darurat dari perusahaan mitra.

Pada Apel Siaga, Hanif mengirimkan 200 personel untuk menjalankan tugas di lapangan. Jumlah ini diperkirakan akan terus meningkat, sesuai dengan hasil evaluasi dan kebutuhan yang ada di lapangan.

“Saya tekankan, ini bukan kloter terakhir. Tim berikutnya akan datang. Kita perlu hadir hingga titik api terakhir padam. Seluruh tim memiliki satu keinginan untuk tidak pulang sebelum api padam, dan Riau harus bebas dari asap,” tegas Hanif.

Upaya penanggulangan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Provinsi Riau melibatkan penggunaan operasi modifikasi cuaca (OMC). Operasi tersebut telah dilaksanakan sebanyak 14 kali.sortieatau penerbangan. Jumlah garam dapur (NaCl) yang ditaburkan ke awan mencapai 12.600 Kg.

Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni mengungkapkan bahwa operasi modifikasi cuaca yang dilakukan oleh BNPB, BMKG dan mitra swasta merupakan langkah penting dalam upaya menekan risiko kekeringan di lahan gambut. Sampai saat ini, telah dilaksanakan 2 tahap OMC dengan total 14 sortie, di mana jumlah bahan yang disemprotkan ke awan mencapai 12.600 kg (NaCl).

“Selanjutnya OMC akan terus diadakan tidak hanya di wilayah Riau, tetapi juga di Sumsel, Jambi, Kalbar, Kalteng, Kalsel, dan Kaltim,” ujar Raja dalam pernyataannya pada Kamis (24/7).

Pemantauan terbaru mengenai kebakaran hutan dan lahan di Riau menunjukkan penurunan jumlah titik api. Pada awalnya, pada tanggal 16 Juli, terdapat sekitar 1.300 titik api, sedangkan hari ini (24/7) hanya tersisa sekitar 116 titik.

Kementerian Lingkungan Hidup mengajak seluruh pihak untuk terus memperkuat kesiapan dan langkah-langkah pencegahan kebakaran hutan dan lahan. Keterlibatan, kerja sama, serta koordinasi yang baik dari berbagai pemangku kepentingan pemerintah pusat, pemerintah daerah, TNI, Polisi, swasta, dan masyarakat menjadi kunci dalam upaya pengendalian karhutla di Indonesia.

Raja kembali menekankan perlunya tetap waspada terhadap cuaca ekstrem dan risiko kebakaran yang mungkin terjadi. Hal ini dikarenakan, menurut peringatan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), kondisi cuaca saat ini berada pada tingkat kekeringan yang sangat tinggi.