Misteri Stasiun Kereta Tertinggal Mandiraja: Petualangan ke Rel dan Bangunan Zaman Dulu

Misteri Stasiun Kereta Tertinggal Mandiraja: Petualangan ke Rel dan Bangunan Zaman Dulu


PR GARUT –

Pada suatu sudut di Kabupaten Banjarnegara, masih tersisa jejak lama dari lintasan kereta api yang kini hanyalah memori. Rel yang telah lapuk, tiang penyangga kayu semakin jarang terlihat, dan jembatan baja yang karat turut menjadi tanda zaman pergerakannya dahulu.

Rute ini mengaitkan stasiun Purwokerto di bagian barat dengan stasiun Wonosobo di arah timur, melintasi beberapa stasiun kecil yang saat ini telah nonaktif. Salah satu contohnya adalah Stasiun Mandiraja yang letaknya persis di hadapan terminal Mandiraja, tempat yang semakin dilupakan orang.

Mengikuti rute ini membuka pandangan tentang jejak sejarah yang mempesona. Sisa-sisa trek rel serta persimpangannya masih terlihat, mencerminkan bahwa stasiun Mandiraja dahulu merupakan bagian integral dari sistem kereta api lokal.

Stasiun Mandiraja yang megah tetap bertahan kokoh walaupun telah lama tak terpakai. Berada di tepian jalan raya dan dekat dengan terminal bus, gedung ini menyaksikan sejarah gemilang dari sistem transportasi kereta api di wilayah itu.

Stasiun Mandiraja mempunyai dua trek rel yang dahulu digunakan sebagai tempat perpotongan kereta api, suatu karakteristik signifikan yang mencerminkan intensitas kegiatannya pada zaman dulu. Ironisnya, saat ini salah satu jalurnya telah banyak ditimbuni dengan beton dan mayoritas rel tersebut mulai tenggelam.

Rute ini dahulu merupakan bagian dari segmentasi yang menjangkau antara Purwokerto dan Wonosobo, dengan Stasiun Mandiraja terletak pada ketinggian kurang lebih 100 meter di atas permukaan laut. Stasiun tersebut secara resmi diluncurkan sebagai komponen dalam program perluasan jaringan kereta api lokal.

Akan tetapi, setelah konstruksi proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air di area terdekat, operasi stasiun ini pun dihentikan. Proyek ini merombak banyak elemen dari infrastuktur di kawasan itu. Penutupan stasiun menyebabkan jalur serta strukturnya mulai dilupakan secara bertahap.

Mencari stasiun ini cukup sulit akibat posisinya yang saat ini tertutupi oleh gedung-gedungan lain serta kurangnya tanda-tanda di area tersebut. Barulah setelah memperhatikan dengan cermat bahwa sisa-sisa stasiun bisa diketahui melalui hiasan berbahan kayu unik beserta konstruksi bangunan lama yang masih bertahan.

Sisa-sisa jalur kereta yang masih terlihat jernih di sisi jalan raya membawa kita kembali ke zaman dahulu saat kereta api merupakan moda Transportasi primer bagi warga Banjarnegara dan sekitarnya. Jalur ini berlanjut ke arah timur menujuWonosobo dan juga merentangi wilayah barat hingga Purwokerto.

Sayangnya, infrastruktur penunjang seperti asrama resmi ataupun gedung-gedung operasional lain telah menghilang, memberi kesan hening dan tertutup waktu di lokasi historis tersebut. Meski demikian, jejak-jejak yang tersisa masih menyampaikan kepentingan nilainya dalam sejarah.

Pencarian ini menyajikan pandangan langsung mengenai peranan penting jalan dan stasiun kereta dahulu terhadap kehidupan warga, dengan menjembatani beragam daerah serta mendukung urusan ekonomi. Saat ini, rute tersebut kini sedang menantikan era baru atau paling tidak akan bertahan sebagai bukti historis yang masih diperingati.

Walaupun telah kehilangan fungsinya, Stasiun Mandiraja masih menajdi ikon perjalanan waktu dan kemajuan transportasi di Banjarnegara. Mudah-mudahan pencatatan serta penghargaan terhadap tempat ini dapat mendukung pelestarian warisan sejarah kereta api di Indonesia. ***

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WP Twitter Auto Publish Powered By : XYZScripts.com