Rusia dan Ukraina telah menuntaskan fase awal dari penyerahan kembali tawanan massal bertaraf tinggi yang mengantisipasi bisa mencakup sampai dengan 1.000 individu di setiap negara.
Dikutip dari laman
Al Jazeera
, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy di hari Jumat (23/5) menyebutkan bahwa setiap negara akan melepaskan sebanyak 390 tahanan yang mencakup 270 anggota tentara serta 120 orang sipil.
Angka tersebut diperkirakan akan meningkat lagi dalam beberapa hari mendatang, mengikuti fase selanjutnya yang direncanakan berjalan pada Hari Sabtu dan Minggu.
Sebelum dilakukan pertukaran tersebut, otoritas Ukraina mengajak jurnalis datang ke Chernihiv guna menyaksikan kedatangan para tahanan.
Famili dari para tentara penuhinya daerah tersebut, tidak sedikit di antaranya membawa gambar dan banner. Tentara Ukraina yang tadi dilepaskan terlihat begitu tersentuh ketika berjumpa lagi dengan kerabat serta rekannya masing-masing.
Kejadian tersebut mengindikasikan kesuksesan fase awal dari pertukaran tahanan “1.000 dibandingkan dengan 1.000”. Inisiatif bertukar tawanan ini bermula dari diskusi langsung yang dilakukan oleh kedua belah pihak di Turki beberapa waktu lalu.
Sementara itu, dari sisi Rusia, Kementerian Pertahanan Rusia merilis video yang menunjukkan para prajuritnya di lokasi rahasia di Belarus.
Mereka tertata dengan rapi, memakai pakaian seragam cukup bersih, dan terlihat tenang ketika diabadikan oleh jurnalis militer Rusia.
Laporan resmi mengindikasikan bahwa tawanan militer Rusia sudah diantar ke Belarus guna menjalani pemeriksaan kesehatan sebelum dikembalikan ke wilayah asal mereka.
Bantuan internasional datang dengan pesat, termasuk dukungan dari mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Pada postingannya di media sosial, dia mengekspos tindakan tersebut sebagai indikasi baik yang “bisa menciptakan perubahan signifikan” guna meringankan tensi.
Namun sampai sekarang, tidak ada kepastian mengenai gencatan senjata yang bertahan lama, meskipun serangan besar-besaran oleh Rusia telah terjadi selama lebih dari tiga tahun.
Diskusi yang sudah terjadi antara kedua negara di Istanbul minggu kemarin merupakan kali pertama delegasinya bertemu sejak dimulainya perang tersebut.
Walau begitu, pembicaraan selama dua jam tersebut belum menghasilkan keputusan tentang pemberhentian pertikaian.
Ukraina sudah bersiap untuk mengikuti gencatan senjata sebanyak 30 hari, sementara itu Rusia memastikan mereka tak berniat melakukan hal tersebut tanpa adanya syarat-syarat tertentu yang dipenuhi. (*)