136 Peserta Didik Daftar di Sekolah Rakyat Temanggung: Lebih Unggulkah dari Sekolah Biasa?

136 Peserta Didik Daftar di Sekolah Rakyat Temanggung: Lebih Unggulkah dari Sekolah Biasa?



– Total 136 peserta pendaftar sudah mendaftar untuk ikut dalam proses pemilihan di Sekolah Rakyat (SR) Kabupaten Temanggung yang saat ini berlokasi di Gedung Sentra Terpadu Kartini.

Dari total itu, hanya 125 siswa yang diharapkan akan diterima pada tahun ajaran baru 2025.

Kepala Sentra Terpadu Kartini Temanggung, Dewi Suhartini, menyatakan bahwa tahap pemilihan masih dalam proses.

Satu tahap yang signifikan, yaitu pemeriksaan medis, direncanakan untuk bulan Juni tahun 2025 dan akan didukung oleh Badan Kesehatan lokal.

“Jadi besok Dinkes akan mengirim tim mereka ke lokasi ini, kami sudah menyiapkan tempatnya, lalu peserta didik baru serta orang tua mereka diundang,” jelas Dewi pada hari Kamis, 22 Mei 2025.

Dia menyebutkan bahwa jumlah peserta pendaftaran yang tadinya menurun hingga mencapai 129 orang telah meningkat lagi menjadi 136 calon pelajar.

Walaupun begitu, prosesnya tetap berlangsung dengan dinamisme; beberapa orang mundur, sementara yang lain muncul dari luar kelompok target awal, dan persiapan fasilitas juga masih dalam tahap perbaikan.

“Tujuan awal hanya ada dua kelas pembelajaran, namun saat ini telah bertambah hingga mencapai lima kelas. Semoga dalam waktu dekat berbagai fasilitas akan segera mengikuti,” katanya.

Sekolah Rakyat: Apakah Itu Jawaban Atau Indikasi Krisis?

Kehadiran Sekolah Rakyat pantas untuk dianugerahi karena menjadi bagian dari upaya inklusif dalam pendidikan yang bertujuan mencakup kalangan masyarakat terpinggirkan.

Akan tetapi, penting pula untuk ditanyakan: Apakah Sekolah Rakyat merupakan alternatif yang sebanding atau hanya semacam penutup kekurangan pada sistem pendidikan formal yang masih gagal mencapai seluruh lapisan masyarakat dengan adil?

Apabila dibandingkan dengan sekolah umum yang sudah berdiri sejak lama dan mempunyai fasilitas serta guru yang lebih terlatih, Sekolah Rakyat mungkin masih kurang dapat disamakan dalam hal mutu.

Kurikulum, metode pembelajaran, hingga sarana prasarana yang dimiliki Sekolah Rakyat masih bergantung pada banyak faktor eksternal dari relawan hingga bantuan pemerintah.

Potensi Dampak dan Tantangan

Kehadiran Sekolah Rakyat tentunya dapat menyelesaikan keperluan pendidikan untuk anak-anak yang berasal dari keluarga tidak mampu, namun ancaman terjadinya dualisme dalam sistem pendidikan pun masih ada di depan mata.

Apakah kelulusan dari Sekolah Rakyat akan diterima secara setara? Bagaimana dengan kesempatan mereka untuk melanjutkan ke tingkat pendidikan berikutnya?

Sebaliknya, apabila tanpa pengawasan dan evaluasi mendalam, Sekolah Rakyat dapat berubah menjadi solusi darurat yang malah mendorong terbentuknya kesenjangan semakin lebar, bukannya menghubungkannya.

Pemerintah daerah dan pusat perlu menjamin bahwa Sekolah Rakyat bukan sekadar tambal sulam, melainkan benar-benar menjadi bagian dari sistem pendidikan nasional yang berkeadilan.

Temanggung dapat merasa bangga atas semangat masyarakat yang tinggi terkait Sekolah Rakyat. Akan tetapi, tugas belum selesai sepenuhnya.

Hanya memiliki niat baik tidaklah mencukupi, diperlukan kebijaksanaan dalam mengambil keputusan, alokasi dana yang sesuai, serta tekad untuk menjamin bahwa tiap anak, entah di pedesaan maupun perkotaan, dapat menerima pendidikan berkualitas dan terhormat. ***

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WP Twitter Auto Publish Powered By : XYZScripts.com