Pesawat Kepresidenan Bertransformasi: Perbedaan Signifikan Antara Era SBY dan Sekarang

Pesawat Kepresidenan Bertransformasi: Perbedaan Signifikan Antara Era SBY dan Sekarang





,


Jakarta



Pesawat
Kepresidenan A-001 mengalami pergantian penampilan warna. Sekarang pesawat tersebut didominasi oleh warna putih dan disertai garis-garis berwarna merah yang melintang. kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi menegaskan bahwa tak ada halangan khusus atau pemberitaan besar-besaran terkait modifikasi warna pada pesawat kepresidenan itu.

Dia menyebutkan, pergantian warna cat tersebut
pesawat kepresidenan
Termasuk perawatan berkala. “Jika kita bicara tentang pesawat atau kapal, tentu saja ada perawatan teratur. Salah satunya adalah dengan mengganti desain dan merubah warna,” ungkapnya pada hari Sabtu, tanggal 17 Mei 2025.


Menurut Hasan, perubahan cat dan desain pesawat adalah sesuatu yang biasa terjadi. “Sebenarnya itu tidak perlu diberi pengertian berlebihan atau mencari alasan khusus untuk itu,” katanya.

Tentang Pesawat Kepresidenan

Pesawat kepresidenan sudah mengalami beberapa kali pergantian dalam hal desain dan warna sejak awal penggunaannya pada era Presiden Soekarno. Banyak variasi model, dimensi, serta spesifikasi pesawat yang sempat dipakai menjadi pesawat khusus presiden.

Dikutip dari
Indonesia.go.id
Pada era kepemimpinan Soekarno, presiden saat itu menggunakan pesawat DC-3 Dakota. Pesawat tersebut dinamai Seulawah menurut bahasa Aceh yang berarti gunung emas. Di penghujung tahun 1950-an, Pemerintah Uni Soviet memberikan hadiah berupa Ilyushin Il-18 kepada Soekarno agar digunakan sebagai pesawat khusus bagi Presiden.

Selama era kepemimpinan Presiden Soeharto, pesawat kepresidenan kurang terdengar. Beliau kerap kali memakai pesawat DC-9 untuk rute dalam negeri dan DC-8 untuk penerbangan luar negeri, kedua-duanya dikelola oleh Garuda Indonesia.

Presiden Megawati Soekarnoputri tidak memiliki pesawat khusus untuk kepresidenan. Saat itu, dia umumnya menggunakan jenis pesawat seperti MD-11, Boeing 737-500, atau Airbus A330-300. Di era Presiden B.J. Habibie dan Abdurrahman Wahid, mereka berdua memakai pesawat yang disediakan oleh Garuda Indonesia, Pelita Air Service, atau TNI-AU.

Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menggunakan pesawat Boeing 737-400. Desain pesawat ini didominasi oleh warna biru dan putih dengan garis-garis merah yang mengelilingi badan pesawat. Desain warna ini melambangkan bendera Indonesia dengan garis merah putih yang mencolok. Di sisi depan pesawat tepatnya di dekat bagian moncong pesawat terdapat lambang Garuda Pancasila.

Pengecatan Pesawat Dievaluasi di Masa Pemerintahan Jokowi

Arsitektur pesawat ini berevolusi selama masa pemerintahan Joko Widodo (Jokowi). Sekilas, warna aslinya yang biru telah diganti menjadi putih dan ditambahkan sentuhan merah yang mencolok. Simbol nasional Garuda Pancasila ditempatkan secara strategis di hidung pesawat tersebut.

Pada masa Jokowi pengecatan pesawat kepresidenan mendapat kritik dari pengamat penerbangan Alvin Lie. Menurut dia, ganti warna pesawat kepresidenan itu tidak tepat waktu ketika negara sedang menghadapi berbaga krisis akibat pandemi Covid-19, pada 2021.

Di luar pandemi, terdapat pula krisis ekonomi dan sosial yang muncul sebagai dampak dari pandemi tersebut,”

kata Alvin Lie
,

Rabu, 4 Agustus 2021.

Alvin menyebutkan bahwa saat pandeminya, pemerintah semestinya memperlihatkan rasa simpati. Menurut dia, alasan adanya dana tak cukup menjadi dalih. Ia menjelaskan jika dana sudah disediakan belum tentu selalu digunakan sepenuhpnya. Sebaliknya, uang yang direncanakan untuk pengecatan pesawat presiden sebaiknya dikonservatifkan dan dimasukan kembali ke kas nasional. Dana ini juga mungkin dioptimalkan untuk hal-hal lain yang sangat penting.


Caesar Akbar, Dewi Nurita, Dian Rahma Fika

berpartisipasi dalam penyusunan artikel ini