Festival Rujak Uleg tahun 2025 yang diselenggarakan di Surabaya Expo Center, tempat sebelumnya dikenal dengan nama THR terkenal, berhasil menarik perhatian banyak warga setempat. Menurut Kepala Bidang Kebudayaan dari Disbudporapar Kota Surabaya, Herry Purwadi, gelaran kali ini merupakan hal istimewa lantaran dilaksanakan di lokasi tersebut untuk pertama kalinya.
“Ini adalah antisipasi yang menakjubkan dari publik. Sebab acara ini baru pertama kalinya digelar di Surabaya Expo Center. Alhamdulillah, jumlah penontonnya juga fantastis. Semangat penduduk Kota Surabaya sungguh luar biasa,” ungkap Herry ketika ditemui di tempat kejadian pada hari Sabtu (17/5) malam itu.
Selanjutnya, Herry menambahkan bahwa dalam edisi Festival Rujak Uleg kali ini turut serta tujuh kabupaten dan kota asal Jawa Timur. Dia menjelaskan, “Tahun ini istimewanya kita mendapat kunjungan dari tujuh wilayah di Jawa Timur yaitu Sidoarjo, Kota Pasuruan, Kabupaten Pasuruan, Pamekasan, Bangkalan, dan lagi-lagi Sidoarajo. Sebanyak tujuh tempat mengambil bagian dalam kegiatan Rujak Nusantara tahun ini.”
Berdasarkan observasi di tempat kejadian, para peserta terus datang dan mengisi area sejak jam petang. “Barusan saja tadi senja jumlahnya telah mencapai 9 ribu orang, belum lagi menjelang malam. Sekarang ini setidaknya ada lebih dari 20 ribu,” jelas Herry.
Di belakang keseruan pertunjukan tersebut, beberapa penduduk setempat mengeluh tentang kesulitan mencari tempat parkir di area sekitarnya. Kemacetan lalu lintas akibat banyaknya kendaraan menimbulkan antrian yang panjang, terlebih saat mendekati puncak acara.
Aku baru saja berputar-putar hampir satu jam untuk mencari tempat parkir,” tutur Ardi (32), seorang penduduk Wonokromo yang berkunjung bersama keluarganya. “Akhirnya ketemu, namun sayangnya cukup jauh dari gerbang utamanya.
Keluhan mirip juga diutarakan oleh Retno (28), yang merupakan wisatawan dari Rungkut. “Kendaraannya sudah sangat padat. Hampir saja saya membatalkan niat untuk masuk karena kesulitan mencari lokasi parkir. Namun, karena anak-anak begitu bersemangat ingin melihat festival tersebut, akhirnya kita terus mencoba,” jelasnya.
Merespon masalah tersebut, Herry mengakui bahwa kemacetan di daerah parkir disebabkan oleh jumlah besar pengunjung yang tiba pada saat bersamaan. Dia menjelaskan: “Yang menjadi permasalahan adalah semua orang datang serentak. Biasanya kalau ada konser, mereka hadir satu per satu. Namun kali ini semuanya datang berbarengan sehingga menimbulkan sedikit gangguan lalu lintas.”
Meskipun demikian, Herry menyatakan bahwa timnya telah menjalin kerja sama dengan Dinas Perhubungan (Dishub) Surabaya guna merencanakan arus lalu lintas dan mengurangi kemacetan. Menurut dia, “Hal itu merupakan sesuatu yang lumrah bagi kami. Rekan-rekan telah berupaya sebaik mungkin dalam pengaturannya, khususnya pada Dishub, sehingga bisa diminimalkan kemacetannya.”