Penggunaan Becak Listrik di Kawasan Malioboro
Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Pemerintah Kota Yogyakarta terus berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya penggunaan transportasi ramah lingkungan. Salah satu inisiatif yang dilakukan adalah mempromosikan penggunaan becak bertenaga listrik di kawasan Malioboro. Langkah ini dilakukan sebagai bagian dari komitmen untuk mengurangi emisi karbon dan menjaga kebersihan lingkungan di area wisata utama tersebut.
Kampanye penggunaan becak kayuh bertenaga listrik digelar pada Jumat (18/7), yang menunjukkan komitmen pemerintah dalam mendukung peralihan dari kendaraan konvensional ke alat transportasi yang lebih ramah lingkungan. Dengan adanya becak listrik, diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap lingkungan sekaligus memperkuat citra Malioboro sebagai kawasan yang memiliki nilai filosofis tinggi.
Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, menyampaikan bahwa emisi karbon di kawasan Malioboro sangat tinggi. Oleh karena itu, ia menekankan perlunya tindakan nyata untuk mengurangi polusi udara. “Malioboro harus benar-benar memiliki emisi karbon seminimal mungkin. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan becak listrik atau becak kayuh,” ujarnya.
Hasto juga menegaskan bahwa komitmen ini tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga perlu didukung oleh seluruh pihak, termasuk para pengemudi becak dan pelaku usaha. Dengan kolaborasi yang baik, harapan besar dapat tercapai dalam jangka panjang.
Selain itu, pihak pemerintah juga merencanakan pengurangan jumlah becak motor di kawasan Malioboro secara bertahap. Hal ini bertujuan untuk mengurangi kemacetan dan polusi yang disebabkan oleh kendaraan bermotor.
Inisiatif dan Pengembangan Becak Listrik
Penjabat Sekda DIY, Aria Nugrahadi, menjelaskan bahwa saat ini Dinas Perhubungan DIY memiliki 90 unit becak kayuh bertenaga listrik. Kampanye ini bukan sekadar ajakan, tetapi juga upaya untuk mendorong para pengemudi becak agar beralih dari becak motor ke becak listrik atau becak kayuh.
Moda transportasi ini telah diperkenalkan sejak tahun 2023, dimulai dengan pembuatan prototipe becak listrik. Proses pengembangan ini melibatkan berbagai pihak, termasuk lembaga penelitian dan industri lokal, untuk memastikan bahwa becak listrik dapat digunakan secara efektif dan efisien.
Adopsi becak listrik di kawasan Malioboro juga diharapkan dapat memberikan manfaat ekonomi bagi para pengemudi. Dengan biaya operasional yang lebih rendah dibandingkan becak motor, pengemudi dapat memperoleh penghasilan yang stabil sambil tetap menjaga lingkungan.
Tantangan dan Harapan Masa Depan
Meski inisiatif ini menunjukkan langkah positif, masih ada tantangan yang harus dihadapi. Misalnya, kurangnya pemahaman masyarakat tentang manfaat becak listrik serta keterbatasan infrastruktur pendukung seperti tempat pengisian daya. Oleh karena itu, pemerintah perlu terus melakukan sosialisasi dan membangun kerja sama dengan berbagai pihak untuk memastikan keberlanjutan program ini.
Dalam beberapa tahun ke depan, diharapkan penggunaan becak listrik akan semakin luas dan menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari di kawasan Malioboro. Dengan demikian, kota Yogyakarta bisa menjadi contoh dalam penerapan transportasi ramah lingkungan yang berkelanjutan.