Perubahan Paradigma Kecantikan di Era Digital
Di era digital yang kini semakin mengglobal, standar kecantikan sering kali didefinisikan oleh kulit yang mulus tanpa cela. Hal ini memunculkan tekanan tersendiri bagi banyak orang, terutama perempuan. Banyak dari mereka merasa perlu untuk menampilkan diri dalam bentuk sempurna melalui media sosial. Untuk mencapai hal tersebut, penggunaan filter dan edit foto menjadi pilihan utama.
Namun, di tengah gempuran konten yang terlihat sempurna, muncul sebuah inisiatif yang berusaha mengajak publik untuk lebih jujur dengan diri sendiri. Salah satu kampanye yang mendapat perhatian luas adalah “Skin Goals VS Skin Reality” yang viral di TikTok. Kampanye ini memberikan pesan bahwa merawat kulit tidak hanya tentang menutupi kekurangan, tetapi juga tentang menjaga kesehatan kulit secara alami dan benar.
Pentingnya Edukasi Perawatan Kulit
Fenomena ini mencerminkan peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya perawatan kulit yang tepat. Tidak hanya sekadar memilih produk yang cocok, tetapi juga memahami bahwa proses merawat kulit membutuhkan waktu dan konsistensi. Banyak orang mulai menyadari bahwa kecantikan sejati tidak bisa dicapai hanya dengan bantuan teknologi digital.
Kampanye seperti ini juga menjadi wadah untuk membuka ruang diskusi tentang standar kecantikan. Pengguna internet kini lebih berani berbagi pengalaman pribadi mereka, termasuk kondisi kulit yang sebenarnya. Diskusi ini dinilai dapat membantu meningkatkan kepercayaan diri tanpa harus bergantung pada filter atau aplikasi edit foto.
Inisiatif dari Jglow
Chania, CMO Jglow, selaku inisiator kampanye “Skin Goals VS Skin Reality”, menjelaskan bahwa kampanye ini dibuat karena banyak pengguna media sosial, terutama perempuan, merasa minder dengan standar kecantikan yang terlalu tinggi. Tujuan dari kampanye ini adalah untuk memicu diskusi sehat mengenai self-love dan perawatan kulit yang sesuai kebutuhan.
“Kami ingin perempuan merasa berdaya dengan menerima kondisi kulitnya, bukan malah tertekan oleh standar kecantikan yang tidak realistis,” ujarnya.
Dampak Positif Kampanye
Kampanye “Skin Goals VS Skin Reality” dianggap sebagai angin segar di tengah dominasi konten kecantikan instan. Narasi yang dibangun dinilai mampu menyentuh hati audiens karena mengangkat sisi kemanusiaan yang sering terabaikan di era digital. Melalui kampanye ini, sejumlah kreator melakukan stitch dengan konten eksperimen sosial dari akun resmi Jglow, lalu membandingkan standar kulit ideal dengan kondisi kulit asli mereka sehari-hari.
Nadine Velysia, salah satu kreator yang terlibat, berbagi pengalamannya: “Kulitku nggak selalu flawless, dan itu normal. Yang penting aku nyaman sama diri sendiri, dan tahu cara ngerawat kulitku dengan benar.”
Kesimpulan
Kampanye ini menunjukkan bahwa perubahan paradigma kecantikan sedang terjadi. Masyarakat mulai lebih sadar bahwa kecantikan sejati tidak hanya terlihat dari luar, tetapi juga dari bagaimana seseorang merawat dan menerima dirinya sendiri. Dengan demikian, kampanye seperti ini diharapkan dapat menjadi awal dari perubahan positif dalam pandangan masyarakat terhadap kecantikan dan kesehatan kulit.