Pentingnya Pemilihan Kata dalam Komunikasi
Komunikasi yang efektif adalah kunci dari hubungan yang baik, baik dalam kehidupan pribadi maupun profesional. Namun, terkadang kalimat yang kita ucapkan tidak sepenuhnya mencerminkan niat kita. Ada kalanya kata-kata yang sebenarnya bermaksud membantu justru bisa menimbulkan rasa sakit atau ketidaknyamanan bagi orang lain.
Support kami, ada hadiah spesial untuk anda.
Klik di sini: https://indonesiacrowd.com/support-bonus/
Seorang pelatih eksekutif untuk para pengusaha, Melody Wilding, pernah menyampaikan bahwa ada kalimat-kalimat tertentu yang bisa mengikis kepercayaan orang lain tanpa disadari. Ini bisa berdampak pada hubungan kerja, karena seseorang mungkin mulai ragu untuk berbagi ide atau informasi dengan Anda. Bahkan, mereka mungkin tidak lagi mengundang Anda dalam rapat atau acara penting. Tanpa sadar, Anda bisa dianggap sebagai orang yang sulit bekerja sama.
Berikut ini beberapa kalimat umum yang terlihat baik tetapi justru bisa menyakiti orang lain:
1. “Kenapa kamu tidak…saja?”
Kalimat ini sering digunakan saat seseorang sedang menghadapi masalah yang tampaknya memiliki solusi mudah. Misalnya, teman Anda mungkin sedang stres dan mencari dukungan, tetapi Anda mempertanyakan solusi lain dengan ucapan seperti itu.
Support us — there's a special gift for you.
Click here: https://indonesiacrowd.com/support-bonus/
Meskipun Anda berpikir ini membantu, orang lain mungkin merasa seperti Anda menghakimi mereka. Mereka mungkin membutuhkan empati sebelum bisa memecahkan masalah. Sebagai gantinya, tanyakan tentang langkah-langkah yang sudah mereka coba, seperti “Apa yang sudah kamu coba sejauh ini?”
2. “Sebenarnya…”
Mengawali kalimat dengan “Sebenarnya” bisa membuat lawan bicara merasa dihakimi. Hal ini bisa terkesan merendahkan. Alih-alih menggunakan frasa tersebut, lebih baik tunjukkan kerendahan hati. Contohnya, “Kamu benar tentang…, dan hal lain yang perlu kamu pertimbangkan adalah…”
3. “Sejujurnya…”
Meskipun berusaha transparan, ucapan ini bisa secara halus menyiratkan bahwa apa yang sebelumnya dikatakan tidak benar. Lebih buruk lagi, kalimat ini sering kali menjadi indikasi akan adanya kritik, sehingga orang lain bisa bersikap defensif bahkan sebelum Anda menyampaikan maksud Anda.
4. “Itu tidak masuk akal”
Kalimat ini bisa digunakan ketika penjelasan atau ide seseorang tidak sejalan dengan pemikiran Anda. Misalnya, rekan kerja mungkin mengatakan mereka memprioritaskan klien yang lebih kecil daripada yang lebih besar. Maksud Anda mungkin hanya ingin menyampaikan ketidakpahaman, tetapi kalimat ini bisa disalahartikan sebagai kritik terhadap logika mereka.
Sebagai alternatif, akui apa yang Anda pahami dan tanyakan dengan cara yang lebih ramah, seperti “Aku tahu kita sedang berusaha bersikap bijaksana. Bisakah kamu membantuku memahaminya?”
5. “Saya heran kamu tidak tahu itu”
Kalimat ini bisa muncul ketika Anda merasa terkejut karena seseorang tidak mengetahui sesuatu yang menurut Anda sudah umum diketahui. Namun, kalimat ini bisa terkesan merendahkan dan menyiratkan bahwa kurangnya pengetahuan mereka tidak pantas.
Alih-alih menyampaikan hal tersebut, fokuslah pada bantuan. Anda bisa berkata, “Sangat bisa dipahami. Mau kujelaskan lebih lanjut?”
Kesimpulan
Beberapa kalimat di atas tidak selalu mengandung niat jahat. Namun, penting untuk memperhatikan nada dan waktu pengucapan. Niat dan dampak panjang dari setiap kalimat harus diperhitungkan. Dengan kesadaran yang tinggi, Anda bisa menjaga hubungan yang baik dan membangun lingkungan kerja yang saling mendukung.