news  

Jaga Kesehatan Jantung, Cahaya Kota Bisa Berbahaya

Jaga Kesehatan Jantung, Cahaya Kota Bisa Berbahaya

Dampak Cahaya Malam terhadap Kesehatan Jantung

Di tengah gemerlap lampu kota dan layar ponsel yang selalu menyala, mungkin saatnya Anda mempertimbangkan untuk mengubah kebiasaan tidur. Memasang tirai anti-cahaya, mematikan TV sebelum tidur, atau menurunkan intensitas lampu di kamar bisa menjadi langkah penting untuk melindungi kesehatan jantung.

Riset terbaru menunjukkan bahwa paparan cahaya di malam hari dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit jantung. Hal ini disebabkan oleh gangguan pada ritme sirkadian, sistem jam biologis tubuh yang mengatur siklus tidur dan bangun serta proses internal lainnya. Ketika cahaya dari lampu jalan, layar ponsel, atau TV mengganggu ritme ini, tubuh bisa mengalami ketidakseimbangan yang berdampak buruk pada kesehatan kardiovaskular.

Penelitian yang Mengungkap Bahaya Cahaya Malam

Untuk menguji hipotesis tersebut, para peneliti menganalisis data dari 88.905 orang dewasa di Inggris yang menggunakan sensor pergelangan tangan untuk mengukur paparan cahaya selama satu minggu. Selama rata-rata 9,5 tahun, kesehatan mereka dipantau dan hasilnya mengejutkan. Kelompok dengan paparan cahaya malam tertinggi memiliki risiko yang lebih tinggi terhadap penyakit arteri koroner, serangan jantung, gagal jantung, aritmia, dan stroke.

Penelitian ini juga memperhitungkan faktor-faktor lain seperti merokok, konsumsi alkohol, pola makan, durasi tidur, aktivitas fisik, status sosial ekonomi, dan risiko genetik. Meski belum membuktikan hubungan sebab-akibat secara langsung, hasilnya cukup kuat untuk menunjukkan bahwa paparan cahaya malam adalah faktor risiko serius yang bisa dihindari.

Perbedaan Jenis Kelamin dan Usia dalam Risiko

Salah satu temuan menarik adalah bahwa efek buruk cahaya malam lebih terlihat pada wanita dan individu yang lebih muda. Hubungan antara cahaya malam dan risiko gagal jantung serta penyakit arteri koroner lebih kuat pada perempuan, sedangkan risiko gagal jantung dan fibrilasi atrium lebih besar pada kelompok usia muda.

Para peneliti menyarankan bahwa hal ini menegaskan pentingnya memperhatikan kualitas lingkungan tidur, terutama bagi kelompok rentan secara biologis. Salah satu mekanisme yang diusulkan adalah hiperkoagulabilitas, yaitu kecenderungan darah untuk membeku lebih mudah. Kondisi ini telah dikaitkan dengan gangguan ritme sirkadian dalam penelitian sebelumnya.

Mekanisme Biologis Lain yang Berperan

Selain hiperkoagulabilitas, ritme sirkadian yang terganggu juga dapat mengacaukan fungsi-fungsi tubuh seperti metabolisme glukosa dan regulasi tekanan darah. Kedua faktor ini sangat penting dalam menjaga kesehatan jantung. Dengan semakin banyaknya perangkat digital di kamar tidur—seperti smartphone dan smart TV—paparan cahaya malam menjadi masalah yang sulit dihindari.

Sebuah survei bahkan menunjukkan bahwa lebih dari separuh penduduk AS tertidur dengan televisi menyala. Para peneliti menyarankan bahwa menghindari cahaya di malam hari bisa menjadi strategi untuk mengurangi risiko penyakit kardiovaskular.

Langkah Sederhana untuk Kesehatan yang Lebih Baik

Meskipun penelitian ini belum dipublikasikan di jurnal ilmiah peer-reviewed, versi pracetaknya tersedia di platform MedRxiv, menandakan pentingnya perhatian lebih lanjut pada topik ini.

Jika selama ini Anda terbiasa tidur dengan lampu menyala atau menonton TV hingga terlelap, mungkin sudah waktunya untuk mengubah kebiasaan tersebut. Paparan cahaya di malam hari tidak hanya mengganggu tidur, tetapi juga berpotensi merusak kesehatan jantung.

Investasi sederhana seperti menggunakan tirai gelap, pengatur cahaya otomatis, atau mengurangi waktu layar di malam hari dapat menjadi langkah kecil yang berdampak besar bagi kesehatan di masa depan.