Jakarta Berupaya Menjadi Kota Global
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memiliki ambisi untuk masuk dalam peringkat 20 teratas sebagai kota global. Untuk mewujudkan hal ini, berbagai langkah telah diambil, mulai dari peluncuran program Jakarta RISE 20 hingga kehadiran Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung di Kantor Pusat Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) di New York, Amerika Serikat, untuk memaparkan misi perwujudan Jakarta sebagai kota global.
Upaya yang Dilakukan oleh Jakarta
Untuk mencapai tujuan tersebut, masih banyak pembenahan yang harus dilakukan. Firma Konsultan Manajemen Global, Kearney Indonesia, menyebutkan bahwa ada beberapa integrasi yang perlu dilakukan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Mulai dari peningkatan kontribusi perekonomian kawasan-kawasan pusat pertumbuhan ekonomi, pemerataan perekonomian di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di wilayah Jakarta Barat dan Utara, hingga penyederhanaan izin bisnis dan acara-acara internasional.
Presiden Direktur Kearney Indonesia Shirley Santoso menambahkan bahwa kemacetan lalu lintas juga menjadi tantangan Jakarta sebagai kota global. Pasalnya, masyarakat Jakarta masih mengandalkan kendaraan pribadi daripada transportasi publik. “Walaupun ada fasilitas transportasi publik, kalau masyarakat masih memilih kendaraan pribadi, ya percuma. Jadi pola pikirnya juga harus diubah,” ujarnya.
Tantangan Lain dalam Membangun Kota Global
Selain masalah mobilitas, kondisi Jakarta sebagai kota yang aman dan ramah terhadap anak juga menjadi tantangan lainnya. Pelaksana Tugas Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Perlindungan Perempuan dan Anak (PPPA) DKI Jakarta Leni Yunengsih menyampaikan bahwa kasus kekerasan anak masih meningkat di Jakarta.
Menurutnya, laporan-laporan kekerasan pada anak dengan angka 2.041 kasus kekerasan anak di tahun 2024 dan sebanyak 1.113 kasus dari Januari-Juli tahun 2025 menunjukkan bahwa Jakarta yang selama ini dicanangkan sebagai kota global masih belum aman untuk semua golongan, dalam hal ini anak-anak. Ia menegaskan bahwa mimpi kota global ini bisa terlaksana jika pemerintah juga mulai melihat kondisi kota yang belum ramah terhadap anak.
Baginya, persoalan ini harus diselesaikan jika ingin mencapai misi kota global tersebut. “Sudah merupakan tugas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk memberikan perlindungan kepada anak-anak,” ujarnya.
Dukungan Pendampingan untuk Anak-Anak
Bukan hanya perlindungan, ia juga menyampaikan bahwa dukungan pendampingan juga perlu digalakkan. “Anak-anak itu perlu mendapatkan layanan psikologis terbaik supaya bisa pulih kembali dari pengalaman-pengalaman traumatis,” jelasnya.
Tantangan dalam Pemerintahan yang Bersih
Pada kesempatan lain, Pramono juga menyampaikan tantangan Jakarta menuju kota global. Dia menekankan pentingnya pemerintahan yang bersih tanpa korupsi untuk menjadi kota global yang artinya memiliki sistem perekonomian yang kuat secara global.
Ia menilai bahwa kondisi DKI Jakarta yang memiliki Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang hampir Rp 100 triliun, terbesar di Indonesia, menjadi tantangan untuk melawan korupsi. “Jakarta sebagai kota global yang modern, tangguh, inklusif dan sebagainya, apa yang perlu dilakukan untuk itu? Salah satu kata kunci yang utama dan terutama adalah pemerintahan yang bersih,” katanya.
Kriteria Kota Global
Berdasarkan Oxford Global City Index, ada kriteria, syarat, dan pemeringkatan sebuah kota menjadi kota global. Dalam riset yang mereka keluarkan ada enam karakteristik untuk menjadikan sebuah kota sebagai kota global:
- Sistem perekonomian yang memberikan kebebasan pada pelaku kegiatan ekonomi
- Riset dan pengembangan
- Interaksi multikultural
- Kemudahan akses kehidupan
- Kondisi alam dan lingkungan
- Aksesibilitas warga terhadap sektor-sektor penting
Decylia Eghline berkontribusi dalam penulisan artikel ini.