Mengenal Ngengat dan Bahaya yang Terkait
Ngengat adalah kerabat dekat dari kupu-kupu. Meskipun keduanya memiliki kesamaan seperti sayap yang besar, siklus metamorfosis yang serupa, dan kebiasaan mengonsumsi nektar, ngengat memiliki ciri khas yang membedakannya. Salah satu perbedaan utamanya adalah aktivitasnya yang lebih aktif di malam hari. Selain itu, warna sayap ngengat biasanya tidak terlalu mencolok dibandingkan dengan kupu-kupu.
Support kami, ada hadiah spesial untuk anda.
Klik di sini: https://indonesiacrowd.com/support-bonus/
Meski begitu, banyak orang masih menganggap ngengat sebagai hewan berbahaya atau membawa dampak negatif bagi manusia. Pertanyaan ini sering muncul: apakah ngengat benar-benar berbahaya bagi manusia? Artikel ini akan menjawab pertanyaan tersebut secara detail dan mendalam.
1. Apa Itu Ngengat?
Ngengat merupakan serangga bersayap yang termasuk dalam superfamili Noctuoidea. Menurut data yang tersedia, terdapat sekitar 160.000 spesies ngengat di seluruh dunia. Hewan ini merupakan makhluk nokturnal, artinya ia lebih aktif pada malam hari. Selain itu, ngengat juga memiliki sayap yang ditutupi oleh sisik-sisik kecil, mirip dengan kupu-kupu.
Ngengat bisa ditemukan di berbagai wilayah di dunia, mulai dari benua Amerika, Eropa, Afrika, hingga Asia. Habitatnya sangat beragam, mulai dari hutan, kebun, dataran tinggi, semak-semak, taman, hingga area pemukiman. Ukuran ngengat pun beragam, ada yang hanya sepanjang 5 sentimeter, tetapi juga ada yang mencapai panjang 27 sentimeter.
Support us — there's a special gift for you.
Click here: https://indonesiacrowd.com/support-bonus/
2. Kebiasaan Makan dan Aktivitas Ngengat
Makanan utama ngengat dewasa adalah cairan yang terdapat di dalam tanaman, seperti nektar, sap, dan cairan manis dari buah. Dalam hal ini, ngengat memiliki pola makan yang sama dengan kupu-kupu. Selain itu, ngengat juga sangat gesit dalam terbang, bahkan dapat terbang dengan kecepatan tinggi.
Salah satu kebiasaan menarik dari ngengat adalah phototaxis positif, yaitu ketertarikan terhadap cahaya. Jadi, saat ada sumber cahaya terang seperti lampu senter, ngengat cenderung mendekatinya.
3. Larva Ngengat yang Berbahaya
Seperti serangga lain, ngengat juga melalui proses metamorfosis sempurna. Awalnya, ngengat dewasa akan bertelur, lalu telur tersebut menetas menjadi larva atau ulat. Ulat inilah yang bisa berbahaya bagi manusia, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Meski ulat tidak bisa menggigit, banyak jenis ulat yang memiliki bulu beracun. Jika bulu tersebut menyentuh kulit manusia, bisa menyebabkan iritasi, pembengkakan, pusing, mual, demam, bahkan kematian. Selain itu, ulat juga bisa menjadi hama yang merusak tanaman.
4. Ngengat Dewasa Tidak Berbahaya
Berbeda dengan larvanya, ngengat dewasa sama sekali tidak berbahaya bagi manusia. Ia tidak memiliki mulut, cakar, sengat, atau duri yang bisa melukai manusia. Sebaliknya, ngengat dewasa justru takut dengan manusia. Jika didekati, mereka akan langsung kabur karena menganggap manusia sebagai ancaman.
5. Corak Sayap Ngengat yang Menyeramkan
Sebagai hewan yang hidup di malam hari, ngengat memiliki sayap dengan warna-warna gelap seperti cokelat, abu-abu, krem, hitam, atau putih. Warna ini digunakan untuk berkamuflase di lingkungan alaminya, seperti bebatuan atau pepohonan.
Beberapa jenis ngengat memiliki corak menyeramkan di sayapnya, seperti bentuk meruncing, tengkorak, atau mata besar. Dahulu, masyarakat mengaitkan corak ini dengan hal-hal supernatural. Padahal, corak tersebut merupakan strategi untuk mengelabuhi dan menakuti predator.
Kesimpulan
Ternyata, ngengat yang berbahaya hanyalah larva atau ulatnya karena memiliki bulu beracun. Oleh karena itu, kita harus waspada jika bertemu dengan larva ngengat. Namun, ngengat dewasa tidak perlu dikhawatirkan karena tidak bisa melukai manusia. Setelah dipahami secara rinci, jawaban atas pertanyaan “Apakah ngengat berbahaya?” sudah jelas.