news  

Kelinci Belang Sumatera Terancam Punah Terekam Kamera Trap

Kelinci Belang Sumatera Terancam Punah Terekam Kamera Trap

Penemuan Langka Kelinci Belang Sumatra di Hutan Konservasi Sumatera Barat

Tim peneliti dari Universitas Negeri Padang (UNP) berhasil menemukan kelinci belang sumatra (Nesolagus netscheri) di salah satu hutan kawasan konservasi di Sumatera Barat. Temuan ini menjadi perhatian besar bagi dunia sains dan upaya konservasi, mengingat spesies tersebut telah lama dikategorikan sebagai satwa yang terancam punah oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN) sejak tahun 1996.

Ketua tim peneliti UNP, Sandi Fransisco Pratama, menyatakan bahwa penemuan ini memiliki makna penting dalam memahami keberadaan dan kondisi populasi kelinci belang sumatra. “Kelinci ini termasuk satwa yang paling langka di dunia,” ujarnya pada Kamis, 10 Juli 2025. Menurutnya, temuan ini memberikan harapan baru dalam upaya perlindungan dan pelestarian spesies yang hampir punah.

Penelitian tentang satwa endemik Sumatera ini telah dimulai sejak Juli 2024. Namun, pemasangan kamera pengintai baru dilakukan pada Desember 2024 dan berlanjut hingga Mei 2025. Setiap bulannya, para peneliti dari kelompok riset keanekaragaman hayati Sumatera terus memantau hasil rekaman kamera yang dipasang di area hutan konservasi. Dalam proses ini, tim juga mendapatkan dukungan dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam Sumatera Barat.

Sandi menjelaskan bahwa penelitian ini berawal dari status konservasi kelinci belang sumatra yang saat ini masih dalam kondisi data deficient. Meskipun demikian, spesies ini tetap dianggap sebagai satwa dilindungi. Hal ini menunjukkan kebutuhan untuk lebih banyak informasi mengenai keberadaan, perilaku, dan jumlah populasi mereka.

Selain fokus pada penelitian, tim juga aktif melakukan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya konservasi spesies satwa dilindungi. Upaya ini dilakukan guna meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam menjaga keberlanjutan ekosistem hutan serta keanekaragaman hayati di wilayah Sumatera.

Hingga saat ini, para peneliti belum dapat mengidentifikasi jenis kelamin atau perkiraan jumlah populasi kelinci belang sumatra yang ditemukan. Sandi mengungkapkan bahwa penelitian lanjutan akan terus dilakukan karena pentingnya menjaga kelangsungan hidup spesies ini. “Kami akan terus melanjutkan penelitian mengenai satwa nokturnal ini agar bisa memperoleh data yang lebih akurat dan membantu upaya konservasi jangka panjang,” katanya.

Temuan ini menjadi langkah penting dalam memperkuat usaha konservasi di Indonesia, terutama untuk melindungi satwa-satwa langka yang hampir punah. Dengan adanya data yang lebih lengkap, diharapkan kebijakan dan program perlindungan dapat disusun dengan lebih efektif dan berkelanjutan.

WP Twitter Auto Publish Powered By : XYZScripts.com