news  

Penyelidikan Buka Rahasia Sakelar Bahan Bakar Air India yang Berubah Sebelum Kecelakaan

Penyelidikan Buka Rahasia Sakelar Bahan Bakar Air India yang Berubah Sebelum Kecelakaan

Penyebab Kecelakaan Pesawat Air India yang Menggemparkan

Pada 12 Juni 2025, sebuah pesawat Air India mengalami kecelakaan yang menimbulkan banyak pertanyaan dan kekhawatiran. Laporan awal dari lembaga investigasi kecelakaan pesawat menyebutkan bahwa terdapat perubahan posisi sakelar bahan bakar sebelum pesawat terbang. Pada pukul 08:08:42 UTC, sakelar pemutus bahan bakar mesin 1 dan mesin 2 secara bergantian berpindah dari posisi “RUN” ke posisi “CUTOFF” dalam selisih waktu satu detik.

Dalam laporan tersebut, disebutkan bahwa parameter N1 dan N2 mesin mulai menurun setelah pasokan bahan bakar terputus. Hal ini terjadi saat pesawat sedang dalam proses lepas landas dengan kecepatan 180 knot. Salah satu pilot sempat bertanya mengapa sakelar tersebut digeser, namun pilot lainnya menyangkal bahwa ia melakukan tindakan tersebut.

Selain itu, rekaman CCTV bandara menunjukkan bahwa Ram Air Turbine (RAT) pada pesawat terbuka selama pesawat naik ke ketinggian tertentu. Tidak ada aktivitas burung yang signifikan di sekitar landasan pacu, tetapi pesawat mulai kehilangan ketinggian sebelum melewati dinding perimeter bandara.

Berdasarkan data dari Engine and Airframe Flight Recorder (EAFR), sakelar pemutus bahan bakar mesin 1 kembali berpindah dari posisi “CUTOFF” ke “RUN” pada sekitar pukul 08:08:52 UTC. Setelah itu, Auxiliary Power Unit (APU) mulai terbuka pada sekitar pukul 08:08:54 UTC, sesuai dengan logika Auto Start APU. Pada pukul 08:08:56 UTC, sakelar pemutus bahan bakar mesin 2 juga berpindah dari posisi “CUTOFF” ke “RUN”.

Ketika sakelar bahan bakar berpindah dari “CUT OFF” ke “RUN” saat pesawat sedang terbang, sistem kontrol mesin ganda penuh (FADEC) pada masing-masing mesin secara otomatis mengatur proses penyalaan ulang (relight). Proses ini melibatkan pengaktifan sistem pengapian dan pengaliran bahan bakar untuk memulihkan daya dorong.

Pada bagian Exhaust Gas Temperature (EGT), suhu gas buang terlihat meningkat pada kedua mesin, menunjukkan bahwa proses penyalaan ulang sedang berlangsung. Pada saat itu, deselerasi inti mesin 1 berhenti, berbalik arah, dan mulai menunjukkan pemulihan. Mesin 2 juga berhasil menyala kembali, tetapi tidak mampu menghentikan deselerasi kecepatan inti. Mesin 2 terus mengalirkan bahan bakar untuk mempercepat pemulihan kecepatan inti.

Pada pukul 08:09:11 UTC, rekaman EAFR berhenti, dan pilot mengirimkan sinyal bahaya. Dalam laporan tersebut, disebutkan bahwa salah satu pilot mengirimkan transmisi radio dengan mengatakan “MAYDAY MAYDAY MAYDAY” pada sekitar pukul 08:09:05 UTC.

Pesawat yang membawa 230 penumpang, 10 kru kabin, dan 2 kru tersebut jatuh dan menabrak BJ Medical College yang tidak jauh dari Bandara Ahmedabad atau Sardar Vallabhbhai Patel International Airport. Setelah lepas landas sekitar 30 detik, pesawat hancur berkeping-keping dan menewaskan seluruh penumpang dan kru, kecuali seorang penumpang warga negara Inggris bernama Vishwash Kumar Ramesh, yang selamat dan menderita luka-luka.

Dalam laporan pendahuluan ini disebutkan bahwa tidak ada masalah atau kerusakan pada sakelar bahan bakar pesawat sebelum penerbangan. Namun, ada pemberitahuan bersifat saran mengenai potensi masalah pada fitur pengunci sakelar kontrol bahan bakar yang tidak wajib diinspeksi. Oleh karena itu, inspeksi tersebut tidak dilakukan.

Meski demikian, ada dugaan bahwa sakelar tersebut bergeser oleh pilot, meskipun ada sanggahan dalam percakapan penting yang terekam. Investigasi masih berlanjut, dan tim investigasi akan meninjau serta memeriksa bukti, catatan, dan informasi tambahan yang sedang dicari dari para pemangku kepentingan.

Sebagaimana diketahui, pesawat maskapai Air India yang mengalami kecelakaan ini adalah Boeing 787-8 dengan kode registrasi VT-ANB. Penerbangan bernomor AI171 berangkat dari Bandara Ahmedabad menuju London Gatwick Airport di Inggris.

WP Twitter Auto Publish Powered By : XYZScripts.com