news  

Cina dan AS Bangkitkan Kapal Raksasa Era Perang Dingin Ekranoplan

Cina dan AS Bangkitkan Kapal Raksasa Era Perang Dingin Ekranoplan

Kembali Munculnya Ekranoplan, Teknologi Laut Terbang Era Perang Dingin

Kendaraan laut terbang yang dikenal sebagai ekranoplan kembali menarik perhatian dua kekuatan besar dunia, yaitu Amerika Serikat dan Cina. Setelah beberapa dekade proyek ini diabaikan sejak runtuhnya Uni Soviet, kini kedua negara tersebut diketahui sedang mengembangkan versi baru dari kapal laut berkecepatan tinggi ini.

Support kami, ada hadiah spesial untuk anda.
Klik di sini: https://indonesiacrowd.com/support-bonus/

Pada 1960-an, analis CIA pertama kali mendeteksi kendaraan misterius di pesisir Laut Kaspia milik Uni Soviet. Kendaraan itu diberi julukan “Caspian Sea Monster” dan kemudian diketahui sebagai ekranoplan—kapal laut eksperimental yang mampu meluncur rendah di atas permukaan air dengan kecepatan setara pesawat jet.

Baru-baru ini, sejumlah foto dari Cina menunjukkan keberadaan kendaraan serupa di Laut Bohai. Kendaraan itu pun diberi julukan “Bohai Sea Monster”.

Pengembangan Teknologi oleh Cina

Pakar penerbangan militer dari Royal United Services Institute, Justin Bronk, menilai pengembangan ini menunjukkan pendekatan Cina yang agresif dalam mengejar keunggulan militer. Ia menyebut bahwa Cina terkenal karena kesediaannya mendanai dan menguji berbagai solusi teknis dan teknologi dalam menyelesaikan persoalan militer.

Support us — there's a special gift for you.
Click here: https://indonesiacrowd.com/support-bonus/

“Mungkin saja mereka berasumsi bahwa setidaknya beberapa dari proyek-proyek itu akan terbukti berguna dan berhasil secara tak terduga,” ujarnya menambahkan.

Ekranoplan memiliki beberapa keunggulan dibanding pesawat maupun kapal laut. Karena terbang rendah, kendaraan ini nyaris tak terdeteksi radar hingga mencapai jarak pandang. Kecepatannya juga sekitar sepuluh kali lipat lebih tinggi dibanding kapal biasa. Selain itu, ia dapat melintasi ranjau laut dan membawa muatan lebih berat dari pesawat, berkat efek permukaan (ground effect) yang dimanfaatkannya.

Proyek Milik Amerika Serikat

Amerika Serikat, melalui lembaga pengembangan teknologi militer DARPA, juga sempat mengembangkan proyek serupa bernama “Liberty Lifter”. Dana sebesar US$ 22 juta dikucurkan untuk proyek ini, namun pada Juni 2025, program tersebut dihentikan lebih awal.

Sementara itu, bocoran gambar dari Cina—baik disengaja maupun tidak—menunjukkan bahwa Beijing telah memasuki tahap uji prototipe untuk kendaraan serupa.

Potensi Penggunaan Militer

Meski belum ada bukti pasti bahwa kapal yang terlihat di Laut Bohai merupakan proyek militer, warna abu-abu khas kapal perang dan pintu kargo besar memunculkan spekulasi bahwa kendaraan ini bisa digunakan untuk kepentingan logistik Angkatan Laut Cina.

“Peran khusus yang mungkin ingin diisi oleh ekranoplan dalam Angkatan Laut Cina adalah kemampuan untuk mengangkut muatan yang terlalu berat bagi pesawat angkut besar, namun jauh lebih cepat dibandingkan kapal tradisional,” kata Bronk.

“Secara teori, ini bisa berguna bagi kemampuan Cina untuk memperkuat pulau-pulau kecil yang disengketakan secara cepat dengan sistem rudal anti-kapal dan pertahanan udara dalam jumlah besar,” ucapnya menambahkan.

Tantangan Teknologi Ekranoplan

Namun, teknologi ekranoplan bukan tanpa kendala. Dibutuhkan tenaga besar untuk mengangkatnya dari permukaan laut, dan manuvernya lambat. Risiko tabrakan dengan burung juga tinggi karena terbang sangat rendah, berbeda dengan pesawat yang melayang di ketinggian.

Adapun Cina saat ini tengah memperluas kekuatan maritimnya secara masif, dengan target membangun enam kapal induk pada 2030-an. Citra satelit dari kapal pendarat berdesain tak lazim juga memicu kekhawatiran bahwa Beijing sedang bersiap menghadapi kemungkinan invasi ke Taiwan.