Perayaan Piodalan di Bali pada Hari Saniscara Kliwon Uye
Pada hari ini, Sabtu (12/7), berdasarkan kalender Bali, tanggal ini masuk dalam hari Saniscara Kliwon Uye. Tanggal ini juga bertepatan dengan perayaan Tumpek Kandang yang memiliki makna penting dalam tradisi dan kepercayaan masyarakat Bali.
Dalam rangka memperingati hari tersebut, sejumlah pura dan merajan di seluruh Bali menggelar upacara piodalan atau Dewa Yadnya. Upacara ini dilaksanakan sebagai bentuk penghormatan terhadap Ida Hyang Widi Wasa dan semua manifestasinya yang bersemayam di tempat-tempat suci. Tujuan utama dari piodalan adalah untuk memulai proses pembersihan spiritual di setiap Parahyangan, yaitu wilayah suci yang menjadi tempat tinggal para dewa dan roh leluhur.
Piodalan merupakan perayaan hari jadi tempat suci yang dianggap sebagai kewajiban bagi seluruh krama Bali. Dalam ritual ini, masyarakat tidak hanya melaksanakan tugas spiritual, tetapi juga menunjukkan rasa syukur atas berkah yang diberikan oleh Tuhan. Upacara ini biasanya dilakukan secara berkala, baik setiap enam bulan maupun setahun sekali, tergantung pada aturan dan kebiasaan masing-masing desa adat.
Menurut lontar Sundari Gama, barang siapa yang tidak menjalankan kewajibannya dalam memelihara dan merawat tempat suci seperti Pura Puseh, maka masyarakat akan mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan dasar seperti sandang dan pangan. Sebaliknya, bagi krama yang tulus dalam menjalankan tanggung jawabnya, kehidupan akan menjadi harmonis, damai, dan sejahtera.
Berikut adalah beberapa lokasi dan jadwal pelaksanaan piodalan di Bali pada hari Sabtu (12/7) yang jatuh pada Saniscara Kliwon Uye:
- Pura Puseh dan Pura Desa di Kota Gianyar
- Pura Luhur Dalem Sagening, Kediri, Tabanan
- Merajan Pasek Gelgel Tegal Gede, Badung
Upacara piodalan tidak hanya menjadi momen spiritual bagi masyarakat Bali, tetapi juga menjadi ajang untuk memperkuat ikatan antara manusia dengan alam semesta serta sesama. Ritual ini mencerminkan nilai-nilai kebersamaan, kerja sama, dan kesadaran akan keberadaan kekuatan supernatural yang menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari.
Selain itu, piodalan juga menjadi momentum untuk membersihkan diri secara spiritual, agar dapat hidup lebih bermakna dan penuh keharmonisan. Masyarakat Bali percaya bahwa dengan menjalani ritual ini, mereka akan mendapatkan perlindungan dan berkah dari Ida Hyang Widi Wasa serta segala manifestasinya.
Dengan demikian, piodalan bukan hanya sekadar ritual tahunan, tetapi juga menjadi bentuk penghargaan dan pengabdian kepada Tuhan yang menciptakan segala sesuatu. Melalui upacara ini, masyarakat Bali menunjukkan komitmen mereka dalam menjaga kelestarian budaya dan agama yang telah diwariskan oleh leluhur.