Peran Media dalam Mempertahankan Kelestarian Sumber Daya Alam
Ketua Badan Sosialisasi MPR, Ir. Abraham Liyanto menekankan bahwa media atau pers memainkan peran penting dalam membangun kesadaran masyarakat terhadap isu-isu pengelolaan sumber daya alam. Dengan berbagai platform publikasi yang bisa mencapai audiens yang lebih luas, media dapat menyampaikan informasi edukatif dan pesan inspiratif yang mendorong tindakan nyata dalam menjaga kelestarian lingkungan.
“Melalui informasi dan edukasi yang tepat, media massa dapat memotivasi masyarakat untuk berperan aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan sehingga menjadi jembatan dalam menghubungkan isu-isu terkait pengelolaan sumber daya alam dengan pembangunan berkelanjutan,” ujar Abraham Liyanto saat membuka Media Gathering MPR RI Tahun 2025 di Aruna Senggigi, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, Jumat malam (11/7/2025).
Media Gathering MPR RI dengan tema “Penguatan Tata Kelola Sumber Daya Alam Melalui Publikasi Media Dalam Mendukung Pembangunan Daerah” turut dihadiri oleh Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) H. Lalu Muhammad Iqbal, Sekretaris Jenderal MPR Siti Fauziah, anggota MPR I Dewa Gde Agung, Usman Kasong (Staf khusus Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat), Kepala Biro Humas dan Sistem Informasi Setjen MPR Anies Mayangsari Muninggar, Kepala Biro Protokol, Hubungan Masyarakat dan Media Setjen DPD, Mahyu Darma, SH, MH, Ketua Koordinatoriat Wartawan Parlemen (KWP) Ariawan, serta sebanyak 90 wartawan media cetak, online, dan elektronik yang tergabung dalam KWP.
Dalam sambutannya, Abraham menyebutkan bahwa pengelolaan sumber daya alam harus tetap memperhatikan kelestarian dan fungsi lingkungan hidup. Pengelolaan sumber daya alam memiliki peran ganda, yaitu sebagai modal pertumbuhan ekonomi dan sekaligus penopang sistem kehidupan.
Menurut Abraham, Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki sumber daya alam yang melimpah. Sumber daya alam ini berperan penting dalam perekonomian nasional untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dan mendukung pembangunan negara.
“Pengelolaan sumber daya alam di Indonesia diatur di dalam UUD NRI Tahun 1945 dalam Pasal 33 ayat 3, yaitu bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat,” jelas Senator dari Nusa Tenggara Timur (NTT) ini.
Namun, Indonesia masih menghadapi tantangan dalam pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan. Sumber daya alam seperti emas, batubara, nikel, minyak bumi, jika dikelola dengan baik dapat mendukung pembangunan nasional. Namun, aktivitas penambangan ini sering kali membawa dampak buruk terhadap lingkungan masyarakat sekitarnya. Eksploitasi sumber daya alam yang tidak bertanggung jawab dan pengelolaan yang tidak sesuai prinsip ekonomi berkelanjutan seringkali menyebabkan kerusakan lingkungan seperti deforestasi, pencemaran air, dan punahnya keanekaragaman hayati. Selain itu, konflik antara manusia juga sering muncul.
Pemanfaatan sumber daya alam yang berlebihan telah memicu fenomena seperti penurunan drastis populasi hewan seperti gajah, harimau, dan orang utan akibat sempitnya wilayah habitatnya. Isu-isu ini perlu diangkat agar menjadi perhatian bersama.
Dalam konteks ini, Abraham menegaskan bahwa media memiliki peran sangat penting dalam membangun kesadaran masyarakat untuk berperan aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan. Media dapat menyampaikan informasi edukatif dan pesan-pesan inspiratif yang mendorong aksi nyata dalam menjaga kelestarian alam.
Terkait Media Gathering MPR ini, Abraham berharap acara ini semakin mempererat hubungan silaturahmi antara Pimpinan MPR, anggota MPR, dan para insan pers sebagai mitra dalam mengkomunikasikan kerja-kerja politik dari lembaga parlemen, termasuk MPR, DPR, dan DPD.
Sementara itu, Gubernur NTB Lalu Muhammad Iqbal menyampaikan apresiasi atas kehadiran media dalam Media Gathering MPR RI di NTB. “Bagi pemerintah Provinsi NTB, ini merupakan penghormatan besar menerima kehadiran teman-teman media dalam Media Gathering ini. NTB sudah banyak dikenal, tetapi perlu lebih banyak dikenal lagi,” katanya.
Lalu Muhammad Iqbal mengungkapkan bahwa NTB memiliki potensi yang sangat besar. Masih banyak potensi NTB yang belum dimanfaatkan. “Pulau Sumbawa bukan hanya memiliki alam yang indah, tetapi juga memiliki cadangan emas terbesar di Indonesia,” ujarnya memberi contoh.
Potensi lainnya adalah udang vaname. Secara nasional, kontribusi udang vaname dari NTB sebesar 20 persen. Di selatan Pulau Lombok ada potensi ikan laut dalam seperti cakalang dan ikan tuna. Kemudian potensi jagung dan beras. Produksi jagung NTB tahun lalu 1,2 juta ton, tahun ini diperkirakan 1,5 juta ton. Produksi beras NTB tahun lalu 1,1 juta ton, tahun ini diperkirakan 1,3 juta ton. “Kami banyak sekali mendapat dukungan dari pemerintah untuk ketahanan pangan,” kata Gubernur.
Tak kalah penting adalah menjadikan NTB sebagai destinasi wisata kelas dunia. “Dengan dukungan dan suport dari media untuk ikut memperkenalkan NTB ke dunia luar setidak-tidaknya kepada publik di Indonesia, kami akan bangkit bersama-sama untuk membuat NTB lebih makmur dan lebih mendunia,” pungkasnya.