Sejarah Ayam Goreng Suharti di Sleman Yogyakarta
Ayam goreng Suharti yang berada di Sleman, Yogyakarta, adalah salah satu ikon kuliner legendaris yang selalu diminati oleh para wisatawan. Lokasinya hanya membutuhkan waktu sekitar 45 menit dari Klaten, membuatnya menjadi destinasi makanan yang sangat diminati.
Ayam goreng kremes yang disajikan di sini memiliki rasa yang khas dan tidak tergantikan. Meskipun terlihat sederhana, rasanya mampu memikat banyak orang. Namun, di balik kesuksesannya, ada kisah perjuangan yang tidak mudah bagi pendirinya, Suharti.
Awal Mula Perjalanan Bisnis
Suharti berasal dari keluarga pengusaha ayam goreng legendaris di Yogyakarta. Ia adalah cucu dari Mbok Berek, sosok penting dalam dunia kuliner lokal. Meski memiliki latar belakang keluarga yang baik, ia tidak langsung mengandalkan nama besar neneknya. Justru, ia belajar sendiri bagaimana meracik bumbu dan teknik menggoreng ayam khas keluarga.
Pada tahun 1956, ketika usianya masih 26 tahun, Suharti memulai bisnisnya dengan berkeliling menggunakan sepeda tua. Ia membawa bakul berisi ayam goreng dagangannya dan menjajarkannya dari Yogyakarta hingga Surakarta, dibantu oleh ayahnya. Perjalanan ini menjadi awal dari perjalanan panjangnya dalam dunia kuliner.
Kehidupan Pribadi dan Bisnis
Suharti bertemu dengan Sachlan, seorang pegawai Kepatihan Yogyakarta, yang kemudian menjadi suaminya pada tahun 1961. Dengan dukungan sang suami, bisnis Suharti berkembang pesat. Usaha ini mulai beralih dari sepeda ke skuter, dari kaki lima ke pasar, dan akhirnya bisa menabung dari hasil penjualan harian.
Pada tahun 1968, mereka membeli sebidang tanah di Maguwoharjo, Yogyakarta, untuk membangun warung ayam goreng sendiri. Dua tahun kemudian, pada 1970, Rumah Makan Ayam Goreng Suharti resmi dibuka dan mendapat sambutan hangat dari masyarakat setempat.
Perpisahan dan Perkembangan Bisnis
Sayangnya, keberhasilan bisnis tidak selalu berjalan seiring dengan kebahagiaan pribadi. Setelah lebih dari dua dekade membangun usaha bersama, Suharti dan Sachlan memutuskan berpisah. Perpisahan ini tidak hanya memengaruhi kehidupan pribadi mereka, tetapi juga berdampak pada bisnis yang telah dirintis sejak awal.
Pada tahun 1992, Suharti resmi mematenkan nama Rumah Makan Ayam Goreng Suharti. Ia bahkan menambahkan fotonya sebagai bagian dari logo agar lebih mudah dikenali dan tak bisa ditiru. Meski sempat menghadapi tantangan dalam kehidupan pribadi dan bisnis, Suharti berhasil mempertahankan nama besarnya.
Kesuksesan yang Berlangsung Hingga Saat Ini
Hingga kini, Ayam Goreng Suharti tetap menjadi salah satu kuliner yang dicari banyak orang, terutama bagi pecinta ayam goreng di Nusantara. Restoran ini tidak hanya menjadi tempat untuk menikmati hidangan lezat, tetapi juga menjadi simbol perjuangan dan ketekunan Suharti dalam menjalani bisnisnya.
Dengan rasa yang khas dan cerita perjalanan yang menginspirasi, Ayam Goreng Suharti terus menjadi daya tarik utama bagi para pengunjung. Bagi yang mencari pengalaman kuliner yang autentik, restoran ini adalah pilihan yang tepat.