Libur Sekolah dan Meningkatnya Penggunaan Bus
Libur sekolah yang telah berlangsung cukup lama memberikan kesempatan bagi banyak keluarga untuk melakukan perjalanan ke luar kota. Dalam situasi ini, bus kembali menjadi salah satu pilihan utama transportasi. Berdasarkan data dari Kementerian Perhubungan, selama libur akhir tahun 2024, lebih dari 6,5 juta penumpang menggunakan bus untuk perjalanan jarak jauh. Hal ini menjadikannya sebagai moda transportasi yang paling populer kedua setelah kereta api.
Namun, meskipun antusiasme terhadap penggunaan bus sangat tinggi, aspek keselamatan tetap harus menjadi prioritas utama. Selama sepuluh tahun terakhir, tercatat sebanyak 172 kecelakaan yang melibatkan bus di berbagai wilayah Indonesia. Salah satu kasus terbaru terjadi di Sidoarjo pada akhir Juni 2025, ketika sebuah bus menabrak tiga kendaraan karena mengalami rem blong. Masalah ini bukanlah hal baru, karena menurut Ahmad Juweni, National Sales Manager di sektor kendaraan niaga dari Hankook Tire Indonesia, rem blong masih menjadi penyebab utama kecelakaan pada kendaraan besar seperti bus.
Faktor Penyebab Rem Blong
Beberapa faktor dapat menyebabkan rem blong, antara lain kerusakan komponen rem, kelebihan muatan, hingga cara pengereman yang tidak tepat. Untuk mencegah insiden serupa, beberapa langkah penting perlu dilakukan:
-
Perhatikan Beban dan Jumlah Penumpang
Setiap bus memiliki batas berat maksimal sesuai regulasi. Untuk bus besar antar kota, batas berat (JBB) berkisar antara 8.000 hingga 16.000 kilogram. Jika kelebihan muatan — baik dari jumlah penumpang maupun barang bawaan — kinerja rem akan semakin berat dan berisiko gagal. -
Cek Kondisi Bus Secara Rutin
Setiap kendaraan umum wajib melakukan uji kelayakan berkala (uji kir) setiap enam bulan. Di luar itu, operator juga dianjurkan untuk memeriksa sistem rem setelah bus menempuh jarak sekitar 10.000 km. Komponen seperti kampas rem, cakram, hingga minyak rem harus dicek secara menyeluruh. -
Hindari Penggunaan Rem Terus-Menerus di Jalan Menurun
Penggunaan rem terus-menerus di turunan dapat menyebabkan panas berlebih dan membuat rem tidak bekerja maksimal. Pengemudi sebaiknya menggunakan gigi rendah dan mengurangi ketergantungan pada pedal rem. Beberapa bus sudah dilengkapi sistem deselerasi tambahan seperti engine brake atau exhaust brake, yang bisa membantu memperlambat laju kendaraan tanpa membebani rem utama. -
Perhatikan Kondisi Ban
Ban yang aus atau tekanan udaranya tidak ideal dapat mengganggu stabilitas bus dan memperburuk performa pengereman. Ciri ban aus bisa dilihat dari ketinggian kembang yang sudah mendekati batas minimum. Oleh karena itu, pemeriksaan ban — baik tekanan maupun kondisi fisiknya — harus menjadi rutinitas wajib.
Keselamatan sebagai Investasi Jangka Panjang
Bagi operator bus, menjaga keselamatan bukan hanya kewajiban moral, tetapi juga investasi jangka panjang. Kendaraan yang sehat dan aman tidak hanya mengurangi risiko kecelakaan, tapi juga memperpanjang usia pakai dan menurunkan biaya operasional secara keseluruhan.
Dengan tingginya mobilitas masyarakat selama libur panjang, semua pihak, mulai dari pengelola bus, sopir, hingga pengguna jasa, diharapkan lebih peduli terhadap faktor keselamatan. Karena dalam perjalanan jauh, rem yang berfungsi baik bisa menjadi penentu antara liburan yang menyenangkan atau bencana yang tak diinginkan.