Mengapa begitu susah bagi kita untuk bersikap baik kepada diri sendiri? Sementara itu, jika orang di sekitar kita melakukan kesalahan, kita bisa langsung memaafkannya. Bahkan ketika mereka menemui tantangan atau gagal dalam sesuatu, kita cenderung jadi pribadi pertama yang menyampaikan kata-kata dukungan.
Namun, situasi akan berubah saat kita menghadapi masalah pribadi. Kita bisa sangat keras pada diri sendiri, sampai-sampai rela marah dan memberikan hukuman karena setiap kali gagal. Apakah kau juga pernah merasakannya?
ternyata, cara berpikirmu juga memengaruhi bagaimana kamu bertindak terhadap diri sendiri. Agar dapat bersikap positif kepada dirimu, pertama-tama atasilah ketiga kesalahan persepsi di bawah ini. jangan biarkan hal itu menyesatkannya!
1. Melakukan kebaikan sama dengan memberi kenikmatan pada diri sendiri
Terdapat perbedaan antara melakukan kebaikan dan mengedepankan kemewahan bagi diri sendiri.
Self-compassion
Tidak berarti selalu menurut keinginan pribadi dan lari dari tanggung jawab. Sebenarnya, melakukan hal yang baik untuk diri sendiri adalah mencari kedamaian dalam rutinitas harianmu.
Kamu mengenal saat yang tepat untuk bekerja, dan waktu yang sesuai untuk istirahat. Kamu paham kapan harus bertindak tegas, serta kapan perlu memanjakan diri dengan hadiah.
Self compassion
merupakan tentang menyadari bahwa Anda pantas mendapatkan perlakuan yang baik, terlepas dari semua kesalahan dan kegagalan yang telah dilakukan. Melalui pemahaman ini, Anda dapat belajar untuk berkembang.
2. Melakukan hal-hal positif untuk diri sendiri membuat seseorang lebih mudah merasa puas.
Pola pikir kedua, kamu takut berbuat baik ke diri sendiri karena takut kamu akan cepat puas dan berubah menjadi orang yang “lembek”. Inilah mengapa, beberapa orang secara sengaja bersikap keras ke diri sendiri. Padahal, apa itu solusi yang tepat?
Tentu saja tidak. Saat Anda memaksakan diri kerja ketika sudah lelah, atau terus-menerus memberikan sindiran negatif pada diri sendiri, sebenarnya Anda sedang menjauhkan diri dari aspek penting dalam hidup Anda.
Akhirnya, ketika menghadapi kegagalan, Anda cenderung merasakan rasa takut, khawatir, serta gelisah. Sulit bagi Anda untuk melakukan introspeksi dan evaluasi saat pikiran sedang bergejolak.
3. Umpan balik yang tajam dapat mendorongmu agar performa kerjamu menjadi lebih baik.
Miskonsepsi terakhir ini berkaitan dengan pandangan bahwa bersikap sangat ketat kepada diri sendiri akan membawa Anda menuju sukses. Banyak di antara kita percaya bahwa semakin keras kita mencela diri sendiri, maka semakin besar dorongan bagi kita untuk meningkatkan kinerja dan melakukan pekerjaan dengan lebih baik lagi.
Tentu saja itu tidak tepat. Saat kita menyalahkan diri sendiri, kita memicu respons stres di otak. Hal ini pada gilirannya dapat menyebabkan kamu lebih cepat terpengaruh dan peka secara emosional.
overwhelmed
, cemas, malah menjadi demotivasi untuk berbuat sesuatu. Bukankah ini ironis?
Sebaliknya, menampilkan belas kasih terhadap diri sendiri dapat membantu kita meredam kegelisahan.
nervous system
di otak. Ini akan memperkuat kemampuan kita dalam berfikir serta mengambil keputusan dengan lebih efektif.
Menerapkan
self-compassion
berbeda dengan memanjakan diri. Jangan sampai miskonsepsi di atas malah membuatmu bersikap keras ke dirimu. Justru untuk membentuk pribadi yang tegar dan kuat dalam menghadapi tantangan, kamu perlu punya relasi yang sehat dengan diri sendiri.