news  

Lelah Ikut Travel Haji Murah, Dewi Rahasiakan Kebenaran di Bagasi Bus untuk Sampai ke Tanah Suci

Lelah Ikut Travel Haji Murah, Dewi Rahasiakan Kebenaran di Bagasi Bus untuk Sampai ke Tanah Suci

Pengalaman Menyedihkan Saat Melakukan Ibadah Haji dengan Travel Ilegal

Dewi Sartika, seorang warga Nunukan di Kalimantan Utara, tidak pernah membayangkan bahwa ibadah haji pertamanya akan berlangsung penuh ketakutan. Ia mengaku harus menyembunyikan dirinya dalam bagasi bus saat berada di Arab Saudi, menjalani wukuf secara diam-diam, dan terus bersembunyi dari petugas keamanan. Semua hal ini terjadi karena ia tertipu oleh sebuah travel haji ilegal yang menawarkan harga murah, tetapi justru memberangkatkan jemaah dengan visa pekerja.

Pengalaman buruk Dewi dimulai ketika ia memutuskan untuk ikut pada rekomendasi seseorang yang sudah dikenalnya. Ia mengatakan bahwa karena harga yang lebih rendah dibandingkan biaya resmi, ia tidak menyangka akan ditipu. “Karena murah dan tidak menyangka akan ditipu oleh teman yang sudah saya kenal, makanya saya ikuti saja arahannya,” ujarnya saat berbagi pengalaman pahitnya.

Biaya yang Tidak Sesuai Harapan

Dewi menghabiskan total biaya sebesar 240 juta rupiah untuk perjalanan hajinya. Namun, ia hanya mampu membayar 200 juta rupiah. Masalah mulai muncul ketika orang yang mengurus perjalanan tersebut, NR, terus mengirimkan pesan tagihan tambahan sebesar 40 juta rupiah. Ini membuat emosinya memuncak dan akhirnya melaporkan kasus penipuan tersebut ke polisi.

Meskipun ia mengenal baik NR, ia selalu berprasangka baik. Meski sempat ragu dengan harga haji yang terlalu murah, ia tidak pernah menduga bahwa itu adalah penipuan. Kecurigaan mulai muncul ketika ia diminta untuk melakukan biometrik di Jakarta. “Sempat juga teman bertanya, buat apa biometrik di Jakarta. Nah, tidak ada itu Jakarta (Kemenag) kasih keluar visa haji. Tapi biaya murah tetap jadi tawaran menggiurkan untuk berangkat ke tanah suci,” tuturnya.

Visa yang Tidak Sesuai

Dewi mengaku tidak memahami tulisan dalam visa yang diberikan. Ia hanya tahu bahwa visa tersebut bukan dalam bahasa Indonesia. Sebanyak 29 orang calon jemaah haji dari berbagai provinsi diberangkatkan oleh NR melalui travel ilegal yang disebutnya sebagai travel tak berizin.

Mereka berangkat dari Nunukan pada tanggal 14 Mei 2025, dan tertahan di Tarakan selama 4 hari. Kelompok Dewi kemudian diterbangkan ke Surabaya, di mana mereka tertahan selama 2 minggu menunggu visa keluar. Ketika visa akhirnya keluar, tulisannya menunjukkan bahwa itu adalah visa untuk pekerja. Meskipun begitu, Dewi memilih untuk ikut karena jumlah orang yang berangkat cukup banyak.

Perjalanan Penuh Rahasia

Keputusan tersebut berujung pada situasi yang sangat berbahaya. Saat pemberangkatan dari Surabaya, mereka harus mencari cara untuk lolos dari pantauan petugas keamanan. Dewi menceritakan bahwa mereka disembunyikan dalam bagasi bus besar. “Kita 29 orang meringkuk dan hanya diam di dalam bagasi,” katanya.

Para jemaah hanya keluar saat jemaah haji lain selesai melaksanakan rukun haji. Di penginapan, mereka tidak diperbolehkan keluar dan tidak pernah mengintip dari gorden kamar yang selalu tertutup rapat. Bahkan saat wukuf, mereka keluar setelah jemaah haji di Arafah selesai. Saat petugas keamanan tinggal sedikit, mereka membuka portal sendiri dan melaksanakan wukuf.

Pelajaran Berharga

Menyadari bahwa ibadahnya tidak sesuai dengan rukun haji, Dewi berusaha memperbaikinya dengan mendaftar umrah ke travel resmi. Pengalaman tersebut menjadi pelajaran berharga baginya, bahwa tidak ada kebaikan dari keberangkatan ilegal.

“Sudah cukup yang kemarin jadi pelajaran. Saya segera lapor kasus ini ke polisi, supaya tidak ada korban lain,” kata Dewi.