news  

Apa Peran Tukang Tari dalam Lomba Pacu Jalur?

Apa Peran Tukang Tari dalam Lomba Pacu Jalur?

Pacu Jalur: Tradisi Dayung yang Menarik Perhatian Dunia

Pacu Jalur, sebuah lomba dayung tradisional khas daerah Kuantan Singingi (Kuansing) Provinsi Riau, kini menjadi sorotan internasional setelah viral di media sosial. Fenomena ini terjadi karena kehadiran “aura farming” yang menampilkan penari cilik saat lomba perahu tradisional berlangsung. Acara ini akan kembali digelar di Tepian Narosa, Teluk Kuantan, Kuantan Singingi pada 20-24 Agustus 2025.

Aura Farming yang Membawa Pacu Jalur ke Dunia Internasional

Aksi bocah yang menari di atas perahu panjang khas Kuantan Singingi mendunia dengan berbagai judul seperti Boat Kid, Aura Farming, hingga Aura Farming Kid on the Boat. Banyak pengguna TikTok dari berbagai negara membuat video meme menirukan gerakan ala penari tersebut sambil diiringi lagu Young Black and Rich karya Melly Mike.

Festival Pacu Jalur menjadi viral setelah klub sepak bola Prancis Paris Saint-Germain (PSG) mengunggah video selebrasi para pemainnya yang menirukan gaya khas Rayyab Arkan Dikha atau Dika, anak yang menari di perahu saat acara Pacu Jalur. Video tersebut diunggah di akun PSG pada Rabu, 2 Juli 2025. “Auranya sampai ke Paris,” tulis keterangan dalam unggahan tersebut.

Selain PSG, klub Italia AC Milan juga ikut meramaikan tren ini. Dengan gaya humoris, mereka menulis, “Aura Farming 1899% accuracy,” sambil menirukan gerakan tari yang sama.

Penyebaran Viral dan Partisipasi Global

Fenomena ini menyebar luas di TikTok, dengan ribuan pengguna dari berbagai kalangan di belahan dunia. Para publik figur, pelajar, hingga akun perusahaan turut dalam tren tersebut. Popularitas Dika mendunia hingga ia diwawancarai oleh Cullen Honohan, pemengaruh asal Amerika Serikat, lewat media sosial All Hail Cullen. Dalam wawancara itu, Cullen menanyakan rasanya menari di ujung perahu yang melaju kencang. Dengan percaya diri, Dika menjawab singkat, “Tetap berani dan percaya diri,” katanya.

Sejarah dan Makna Pacu Jalur

Pacu Jalur merupakan lomba dayung yang dilakukan dengan menggunakan perahu dari kayu gelondongan atau kayu utuh yang tidak tersambung, yang disebut jalur. Dalam satu jalur berisi antara lima puluh dan enam puluh orang sebagai anak pacu, yang memiliki masing-masing peran, mulai dari tukang concang yaitu komandan atau pemberi aba-aba, tukang pinggang atau juru mudi, tukang onjai sebagai pemberi irama dengan cara menggoyang-goyangkan badan, dan terakhir adalah tukang tari atau anak coki yang berada di posisi paling depan.

Tukang tari ini membuat Pacu Jalur menjadi semakin menarik karena tampak senang bergoyang saat jalur melaju membelah Sungai. Posisi ini selalu diisi oleh anak-anak, karena anak-anak memiliki berat badannya paling ringan sehingga perahu bisa melaju dengan cepat. Adapun, gerakan yang dilakukan tukang tari ini memiliki makna tersendiri.

Mereka juga bekerja sebagai dirigent dan penanda bahwa jalur yang ditumpanginya sedang unggul atau kalah dari jalur lawan, karena apabila tukang tari telah berdiri maka jalurnya berarti sedang memimpin pacuan.

Asal Usul dan Makna Budaya

Menurut laman kuansing.go.id, tradisi Pacu Jalur sudah ada sejak lebih dari seratus tahun di Kuansing dan tidak hanya dianggap sebagai acara olahraga. Selain menjadi sarana transportasi bagi penduduk Sungai Kuantan, jalur ini juga digunakan untuk perlombaan adu cepat.

Pacu Jalur dibuat untuk merayakan hari jadi Ratu Wilhelmina selama penjajahan Belanda. Setelah Indonesia merdeka, Pacu Jalur diselenggarakan untuk merayakan hari raya Islam, seperti Idul Fitri di Riau. Sementara itu, sekarang, Pacu Jalur juga dilakukan untuk merayakan kemerdekaan Republik Indonesia.

Yunia Pratiwi, Mila Novita, Raden Putri Alpadillah Ginanjar, Linda Lestari, Angelina Tiara Puspitalova, dan Rindi Ariska berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

WP Twitter Auto Publish Powered By : XYZScripts.com