7 Mindsets yang Dapat Rusakkan Karier Anda, Waspadai!

7 Mindsets yang Dapat Rusakkan Karier Anda, Waspadai!

Pola pikir yang keliru kerapkali jadi hambatan besar di tempat kerja. Banyak orang tak sadar kalau metode berfikir mereka punya dampak pada pencapaian sukses serta peningkatan status pekerjaan. Terkadang tanpa kita ketahui sendiri, seseorang dapat terseret ke dalam pemikiran sempit tersebut. Akibatnya hal itu malahan mencegah bakat agar tidak berkembang dan meraih ambisi karier.

Sangat penting untuk menyadari serta menjauhi sikap berpikir negatif yang dapat membatasi perkembangan pribadi Anda. Di bawah ini terdapat beberapa contoh:
pola pikir
Yang harus dielakkan supaya karier Anda bisa terus maju dan meraih keberhasilan tertinggi. Ayo kita bahas!

1. Berpikir hitam-putih

Gaya berpikir ini membuat Anda mengandaikan bahwa di dunia kerja hanya ada dua hasil ekstrem: kesuksesan luar biasa atau kegagalan total. Bila segala tak berjalan sebagaimana yang diharapkan, Anda dengan cepat merasa diri Anda tidak pantas dan yakin tidak bakal mencapai apa pun. Namun demikian, kenyataannya adalah setiap kegagalan kecil merupakan elemen penting dalam petualangan memperoleh pertumbuhan pribadi.

Berfokus pada pikiran hitam-putih dapat menghalangi Anda untuk mempelajari hal baru dari kesalahan. Karena itu, kamu cenderung langsung menyerah saat mendapatkan hasil yang tak sesuai harapan. Sebenarnya, kemajuan dalam karier biasanya datang dari sekumpulan keberhasilan kecil yang senantiasa ditingkatkan dan disempurnakan.

2. Berpikir berlebihan

Sebagian orang sering kali menaikkan tingkat kesulitan dari permasalahan kecil hingga besar atau langsung menyimpulkan hal-hal negatif tanpa adanya bukti konkret. Sebagai contoh, saat di hadapkan pada tantangan ringan dalam sebuah projek, bisa saja Anda merasa seluruh usaha tersebut bakalan sia-sia atau sang bos sangat kecewa, meskipun faktanya belum tentu demikian. Keadaan ini dapat menjadikan pikiran Anda kabur dan pengambilan keputusan menjadi kurang logis serta terbentuk prasangka buruk.

Apabila dibiarkan begitu saja, sikap seperti itu dapat mendorong tingkat stres melewati batas, mengurangi kepercayaan diri, serta merenggangkan tali persaudaraan dalam pekerjaan. Anda akan terlampau banyak khawatir tentang perkara-perkara yang belum pasti timbul, buang-buang waktu tanpa melakukan pencarian penyelesaian konkret. Cobalah biasakan untuk selalu memeriksa kenyataan sebelum membuat kesimpulan apa pun, dan pahami bahwa tak segala persoalan pantas disebut sebagai musibah luarbiasa.

3. Meniadakan pencapaian-pencapaian kecil dan terlalu menekankan kesalahan-kesalahan

Polanya adalah saat Anda condong untuk menumpukan fokus pada kesalahan atau kelemahan sementara dan melupakan prestasi-prestasi yang telah dicapai. Hal itu dapat menyebabkan rasa kurang puas dalam diri Anda walaupun sebenarnya ada berbagai macam kemajuan positif yang sudah diperoleh. Pendekatan seperti ini bisa jadi akan menciptakan hilangnya semangat serta perasaan selalu gagal, padahal situasinya tak sesurut itu.

Mengakui pencapaian-pencapaian kecil tidak bermaksud untuk bersikap puas diri, melainkan menunjukkan apresiasi atas kemajuan yang sudah diperoleh. Hal ini sangat krusial dalam merawat motivasi serta membentuk rasa percaya diri Anda. Melalui pemberian nilai kepada tiap-tiap perkembangan, meski sedikitpun, hal tersebut dapat mendorong Anda agar selalu bertumbuh secara positif.

4. Menyalahkan orang lain

Saat menghadapi kegagalan, Anda cenderung menyimpulkan bahwa itu disebabkan oleh hal-hal di luar kendali Anda, misalnya sang bos, tenggat waktu yang ketat, teman sekerja, atau kondisi ruang kerja. Mungkin saja masalah sesungguhnya ada pada kurangnya persiapan pribadi Anda. Bila pola pikir tersebut berlanjut, bisa jadi Anda melewatkan peluang penting untuk pertumbuhan personal akibat tidak mau melakukan refleksi diri.

“Kehidupan ini ialah 10% tentang apa yang terjadi dan 90% tentang bagaimana kita bereaksi terhadapnya. Yang menjadi tantangan adalah individu dengan mindset sebagai korban cenderung bertindak dalam cara yang menghalangi kemajuan dirinya sendiri. Mereka lebih mudah untuk menyalahkan pihak lain, mencari berbagai alasan, serta membujuk diri mereka bahwa kesuksesan di luar jangkauannya,” ungkap David A. Naylor, Presiden dan CEO dari Rayburn Electric Cooperative, sebagaimana dikutip.
Forbes
.

Pola pikir ini membuatmu merasa tidak punya kendali atas masa depan kariermu. Kamu jadi pasif dan menunggu keadaan berubah, bukan berusaha memperbaiki. Sebaliknya, dengan mengakui tanggung jawab, kamu bisa belajar dari pengalaman dan lebih siap menghadapi tantangan berikutnya.

5. Perfeksionisme yang melumpuhkan

Pola pikir perfeksionisme sering membuat seseorang merasa bahwa hanya hasil yang sempurna yang layak diterima. Fokus berlebihan pada kesempurnaan dapat menjebakmu dalam siklus yang tidak produktif, menghabiskan banyak waktu untuk memperbaiki detail kecil yang sebenarnya tidak krusial. Akibatnya, tugas menjadi tertunda dan momentum kerja pun hilang.

“Para orang sukses mengerti cara menggunakan waktunya secara efisien. Mereka tak selalu mencari keperfectionan atau berupaya menjadi nomor satu, melainkan lebih cenderung pada penyelesaian tugas dengan mengerjakan apa yang diperlukan,” jelas LaRae Quy, pakar ketahanan mental serta mantan agen FBI, seperti dikutip.
Business Insider
.

Di samping itu, perfeksionisme ekstrim bisa menurunkan kepercayaan diri sebab Anda merasa hasil kerja selalu kurang sempurna walaupun telah berjuang dengan keras. Ini menyebabkan Anda enggan ambil resiko atau coba sesuatu yang belum pernah dilakukan sehingga perkembangan karir menjadi terhambat. Memahami bahwa kesalahan merupakan elemen penting dalam belajar akan mendorong Anda agar lebih efisien dan sukses di tempat kerja.

6. Takut terlihat ambisius

Ketakutan untuk tampak terlalu ambisius sering kali menyebabkan individu enggan menceritakan aspirasi profesional atau harapan karier yang lebih besar. Kecemasan ini timbul dari ketakutan dilihat sebagai diri sendiri dalam skala yang berlebihan atau bersikap rakus, hal tersebut dapat menciderai interaksi pekerjaan. Sebagai hasilnya, orang-orang tersebut biasanya memilih untuk bungkam dan menjauh dari tindakan-tindakan yang dapat mendongkrak perkembangan kariernya dengan cepat.

Sebaliknya, ketakutan akan tampil terlalu ambisius justru bisa membatasi pertumbuhanmu secara profesional. Jika enggan menampilkan ambismanimu, kemungkinan mendapatkan kenaikan jabatan atau penugasan baru mungkin hilang, padahal kamu telah siap. Anggaplah ambisimu sebagai elemen penting dalam mencapai sukses, tidak ada yang harus disimpan. Hal ini dapat meningkatkan rasa percayamu serta menjadikan fokus pada aspirasimu di tempat kerja menjadi lebih kuat.

Menghindari
pola pikir
Yang merugikan tidak cuma berkaitan dengan perilaku, melainkan juga tentang langkah-langkah signifikan dalam menstabilkan perkembangan karier agar selalu positif. Dengan menyadari serta mengerjakan perubahan pada pemikiran yang menghambat, Anda akan menciptakan ruang bagi pertumbuhan dan keberhasilan yang lebih besar. Penting diingat bahwa sukses bermula dari mindset yang baik dan terbuka.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WP Twitter Auto Publish Powered By : XYZScripts.com