news  

Menelusuri Budidaya Anggrek di Padang dari Sabang hingga Merauke

Menelusuri Budidaya Anggrek di Padang dari Sabang hingga Merauke

Kebun Anggrek yang Menjadi Cita-Cita Hedy Soleman

Di kota Padang, Sumatra Barat, terdapat seorang dokter gigi yang memiliki hobi tak biasa. Nama lengkapnya adalah Hedy Soleman, seorang pria berusia 55 tahun yang kini menghabiskan waktunya untuk mengejar kegemarannya dalam menanam dan mengembangkan bunga anggrek. Bukan hanya sekadar hobi, tetapi ia menjadikannya sebagai proyek besar yang dijalaninya selama puluhan tahun.

Hedy memiliki perkebunan khusus yang dikelilingi oleh lahan yang berdekatan dengan kaki bukit dekat Teluk Bayur. Di sana, ia telah berhasil mengembangkan lebih dari 600 spesies anggrek yang berasal dari berbagai wilayah di Indonesia. Mulai dari Pulau Sumatra, Kalimantan, Jawa, Sulawesi, hingga Papua, semua jenis anggrek asli Indonesia bisa ditemukan di kebunnya ini.

Perjalanan panjang dimulai sejak tahun 2003 lalu. Hedy menyatakan bahwa ia membutuhkan waktu sekitar 20 tahun untuk mengumpulkan ratusan jenis anggrek tersebut. Tidak semua didapat melalui pembelian, ada yang ia temui langsung di daerah-daerah tertentu, serta beberapa di antaranya diberikan oleh masyarakat setempat yang ingin agar tanaman anggrek mereka dijaga dan dikembangkan.

“Saya percaya bahwa anggrek ini punya negara. Saya ingin menyelamatkannya,” ujarnya saat ditemui.

Hobi mengoleksi anggrek ternyata tidak tiba-tiba muncul. Awalnya, ia mengikuti minat ibunya yang juga sangat suka pada berbagai jenis bunga, termasuk anggrek. Dari situ, ia mulai tertarik dan akhirnya mengembangkan hobi tersebut menjadi sebuah kegiatan serius.

Dalam pengembangan tanaman anggrek, Hedy memanfaatkan berbagai jenis pohon yang tumbuh di sekitar kebunnya. Ia tidak hanya fokus pada anggrek lokal, tetapi juga mengembangkan anggrek dari luar negeri yang kemudian dilakukan perkawinan silang. Hal ini dilakukan karena ia memiliki laboratorium pribadi yang digunakan untuk eksperimen dan penelitian.

Pembibitan anggrek yang dilakukan Hedy menggunakan sistem kultur jaringan. Dalam proses ini, ia bekerja sama dengan ahli biologi dari Universitas Andalas Padang. Proses ini dimulai sejak April 2021 dan kini telah menghasilkan ribuan bibit anggrek yang terdiri dari 600 spesies berbeda.

Kegiatan Hedy dalam menangkar dan mengembangkan anggrek ini mendapatkan dukungan dari berbagai lembaga. Ia telah mendapatkan izin dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumbar dan juga dari Kementerian Kehutanan RI. Rencananya, ia akan menjual bibit anggrek tersebut baik untuk pasar lokal maupun global.

Selain sebagai tempat pekerjaan, kebun anggrek ini juga menjadi tempat rekreasi pribadi bagi Hedy. Saat berkeliling kebun, ia ditemani oleh hewan peliharaannya. Meskipun sempat berpikir untuk menanam tanaman buah, ia memilih tetap fokus pada tanaman anggrek yang selama ini menjadi passion-nya.

Hedy Soleman adalah contoh nyata dari seseorang yang mampu menjadikan hobi sebagai kehidupan yang bermanfaat. Dengan dedikasi dan kerja keras, ia telah menciptakan kebun anggrek yang tidak hanya indah, tetapi juga memiliki nilai ekologis dan sosial yang tinggi.

WP Twitter Auto Publish Powered By : XYZScripts.com