news  

5 Hewan yang Menangisi Kehilangan Spesiesnya

5 Hewan yang Menangisi Kehilangan Spesiesnya

Perilaku Hewan yang Berkabung atas Kematian Rekan Mereka

Manusia memiliki perasaan yang sangat kompleks, termasuk rasa duka ketika kehilangan kerabat atau keluarga. Tidak hanya menangis, manusia juga melakukan berbagai upacara pemakaman, mulai dari awal hingga akhirnya jenazah dikuburkan. Proses ini sering kali menyebabkan stres dan emosi lainnya karena kehilangan orang yang dicintai.

Support kami, ada hadiah spesial untuk anda.
Klik di sini: https://indonesiacrowd.com/support-bonus/

Secara umum, masyarakat menganggap bahwa hewan tidak memiliki kemampuan berpikir sekompleks manusia. Mereka dianggap hanya lahir, merawat anak, mencari makanan, dan akhirnya mati. Namun, dalam dunia hewan, ada beberapa spesies yang menunjukkan perilaku yang sangat mirip dengan manusia, terutama dalam hal berkabung atas kematian rekan mereka. Artikel ini akan membahas tentang hewan-hewan yang menunjukkan tindakan cerdas dalam menghadapi kematian sesama spesiesnya.

1. Orca

Seorang orca betina bernama J35 mendapat perhatian luas dari para ilmuwan. J35 kehilangan anak betinanya hanya 30 menit setelah lahir. Dalam keadaan sedih, anggota kawanan orca lainnya membentuk lingkaran rapat untuk memberikan dukungan kepada J35. Tujuh belas hari kemudian, J35 akhirnya melepaskan mayat anaknya.

Orca adalah makhluk sosial yang hidup dalam kelompok yang disebut pod. Mereka bekerja sama saat memburu mangsa dan memiliki ikatan kuat satu sama lain. Mereka saling berbagi makanan, merawat bayi bersama, dan bahkan berkabung jika ada anggota yang mati. Komunikasi antar orca dilakukan melalui suara seperti klik dan siulan.

Support us — there's a special gift for you.
Click here: https://indonesiacrowd.com/support-bonus/

2. Lumba-Lumba

Peneliti mengamati perilaku lumba-lumba saat melihat rekan mereka yang meninggal. Lumba-lumba dewasa menggunakan kepala dan punggung untuk menopang tubuh anak yang baru saja mati selama sekitar 30 menit sebelum melepaskannya ke laut. Mereka juga membentuk kelompok dan mengitari individu yang mati.

Jika induk lumba-lumba sedang bersedih karena kehilangan anaknya, anggota lainnya akan memberikan dukungan. Lumba-lumba berkomunikasi melalui suara seperti klik dan siulan. Mereka hidup dalam kelompok (pod) yang terdiri dari 5-10 ekor, bahkan bisa mencapai ratusan. Selain bermain dengan sesama spesies, lumba-lumba juga berinteraksi dengan hewan lain.

3. Babon

Babon bernama Sylvia kehilangan anak betinanya yang dibunuh oleh singa. Seperti manusia, babon bisa mengalami stres setelah kehilangan anggota keluarga. Respons dari babon lainnya adalah memberikan dukungan agar ikatan semakin kuat. Salah satu cara babon memperkuat hubungan sosial adalah dengan membersihkan bulu satu sama lain.

Betina babon biasanya masih memegang mayat anaknya selama 1 jam hingga 10 hari sebelum melepaskannya. Babon hidup dalam kawanan yang terdiri dari campuran jenis kelamin, dipimpin oleh satu jantan dengan jumlah anggota sekitar 20-100 ekor.

4. Burung Gagak

Kecerdasan gagak membuat mereka bereaksi secara khusus saat melihat rekan mereka mati. Mereka berkumpul di dekat mayat dan menunjukkan berbagai reaksi, seperti diam atau bersuara keras. Gagak tidak memakan mayat temannya, dan mereka bahkan belajar dari situasi tersebut untuk menghindari predator di masa depan.

Gagak mampu mengingat wajah predator dan tempat penyimpanan makanan selama berminggu-minggu. Mereka memiliki ikatan sosial yang kuat dan kemampuan mengingat yang luar biasa.

5. Gajah

Saat rekan mereka mati, gajah Afrika menutupi mayat dengan cabang dan daun, sementara gajah Asia mengubur mayat dengan parit irigasi. Gajah juga berhati-hati saat menyentuh mayat, dengan lembut menggerakkan rahang, gading, dan gigi sang mayat.

Kawanan gajah akan membawa mayat ke lokasi tertentu dan menguburnya, sambil membiarkan kakinya terlihat. Gajah yang sedang berduka mengalami stres, lesu, gelisah, dan kesulitan makan serta tidur. Mereka bahkan kembali berkunjung ke makam rekan mereka, seperti kebiasaan manusia.

Hewan-hewan ini menunjukkan reaksi berkabung dengan pola yang sama: berkumpul di dekat mayat, merasakan emosi sedih, dan akhirnya merelakan mayatnya. Namun, hanya perilaku gajah yang sekompleks manusia. Mereka tidak hanya bersedih, tetapi juga melakukan penguburan dan mengunjungi makam rekan mereka berkali-kali.

Fakta bahwa hewan berkabung atas kematian sesama spesies menunjukkan kecerdasan mereka yang luar biasa. Seperti manusia, mereka merasakan duka dan memiliki cara unik untuk menghadapinya. Sebagai makhluk hidup di rantai makanan, kita perlu menghargai dan hidup berdampingan dengan hewan-hewan ini.