news  

Kebun Binatang Bandung Tutup karena Konflik Manajemen, Beberapa Satwa Terancam Punah

Kebun Binatang Bandung Tutup karena Konflik Manajemen, Beberapa Satwa Terancam Punah

Kebun Binatang Bandung, salah satu destinasi wisata edukasi yang populer di Kota Bandung, terpaksa ditutup sementara karena adanya konflik internal antara dua pihak yang masing-masing mengklaim sebagai manajemen sah dari lembaga konservasi tersebut. Penutupan ini dilakukan sebagai langkah antisipatif agar pengunjung tidak terdampak secara langsung oleh situasi yang sedang tidak kondusif.

Support kami, ada hadiah spesial untuk anda.
Klik di sini: https://indonesiacrowd.com/support-bonus/

Sulhan Syafi’i, Humas Bandung Zoo, menjelaskan bahwa penutupan sementara dimaksudkan untuk menghindari risiko gangguan psikologis atau ketidaknyamanan bagi para pengunjung jika mereka datang saat suasana tengah panas akibat perseteruan internal. “Kalau ada pengunjung, dampaknya lebih jelek. Jadi kita tutup aja dalam rangka jangan sampai pengunjung stres,” ujarnya saat ditemui di Bandung pada Kamis (3/7). Ia menambahkan bahwa penutupan ini direncanakan hanya berlangsung sehari dan berharap permasalahan bisa diselesaikan dalam waktu singkat.

Meski demikian, Sulhan memastikan bahwa aktivitas harian seperti perawatan satwa dan pemberian pakan tetap berjalan seperti biasa. Namun, beberapa satwa dilaporkan telah mati akibat kondisi yang tidak stabil dalam pengelolaan selama konflik berlangsung. Menurutnya, hal ini diduga kuat disebabkan oleh lemahnya koordinasi antarpihak yang berseteru. “Tujuh satwa sudah mati sejak 20 Maret lalu, termasuk beberapa burung dan juga binturong,” ungkapnya dengan nada prihatin.

Konflik internal ini menjadi sorotan serius, tidak hanya dari kalangan masyarakat umum, tetapi juga dari Pemerintah Kota Bandung. Pemkot menyatakan siap untuk mengambil alih pengelolaan Kebun Binatang Bandung apabila kedua belah pihak tidak mampu menyelesaikan perselisihan secara internal. Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, menegaskan bahwa pemerintah daerah memiliki tanggung jawab sebagai pemilik lahan tempat kebun binatang berdiri.

Support us — there's a special gift for you.
Click here: https://indonesiacrowd.com/support-bonus/

“Posisi Pemkot sangat jelas. Kami adalah pemilik lahan dan akan bertindak sebagai wasit. Jika ada masalah internal yayasan, selesaikan sendiri. Tapi jika tidak bisa, kirim surat, kibarkan bendera putih, maka kami akan ambil alih,” tegasnya.

Pernyataan ini menunjukkan komitmen Pemkot dalam menjaga kelangsungan hidup satwa-satwa yang tinggal di Kebun Binatang Bandung. Sebagai lembaga konservasi, kebun binatang harus mampu memberikan perlindungan, perawatan, serta lingkungan yang layak bagi hewan yang dirawatnya.

Masalah pengelolaan kebun binatang bukan kali ini saja menjadi sorotan nasional maupun internasional. Beberapa waktu lalu, kebun binatang di negara lain juga sempat mendapat kritik keras atas kondisi hewan yang kurang terawat, bahkan dituduh menyebabkan obesitas pada beberapa spesies. Hal ini semakin menegaskan pentingnya standar nasional dan internasional dalam pengelolaan kebun binatang modern.

Di Indonesia sendiri, masih banyak tantangan dalam mengembangkan sistem pengelolaan kebun binatang yang sesuai dengan prinsip kesejahteraan satwa. Kebijakan seperti standarisasi nasional untuk pengelolaan kebun binatang pun dinilai perlu segera direalisasikan guna mencegah terjadinya kasus-kasus serupa di masa depan.

Dengan adanya penutupan sementara Kebun Binatang Bandung, publik berharap semua pihak dapat segera mencari solusi yang terbaik demi keselamatan dan kesejahteraan satwa. Pasalnya, fungsi utama kebun binatang bukan hanya sebagai tempat rekreasi, tetapi juga sebagai pusat konservasi, pendidikan, dan penelitian satwa langka.