Memang, kartu kredit dapat menawarkan kemudahan luar biasa saat bertransaksi, tetapi di balik itu semua ada risiko signifikan jika tak dikelola secara cermat atau amannya informasi Anda dilanggarlalui. Banyak insiden penyalahgunaan kartu kredit telah muncul akibat ketidaktelitian pemiliknya dalam melindungi detail personal dan mengamankan aktivitas pembayaran mereka.
Pelaku tindakan kriminal daring atau tipu muslihat tradisional sering kali menggunakan celah-celah halus guna mendapatkan data rahasia tentang kartu kredit orang lain. Karena itu, kenali juga berbagai alasan yang dapat menyebabkan penggunaan tidak sah atas kartu kredit serta bagaimana langkah efektif untuk mencegahnya.
1. Informasi kartu kredit terbongkar ketika berbelanja online
Salah satu alasan utama mengapa orang salahgunakan kartu kredit adalah akibat bocornya data saat bertransaksi online di laman web yang kurang terpercaya. Laman-laman tanpa perlindungan enkripsi sering kali jadi incaran mudah untuk para perampok digital, dan hal ini membuat mereka dengan bebas menggunakan detail kartu kredit tersebut secara tak sah.
Agar terbebas dari masalah semacam itu, sangat dianjurkan agar Anda senantiasa melaksanakan transaksi di laman yang dilengkapi dengan prosedur perlindungan. Jauhi juga penyimpanan otomatis informasi kartu Anda di website belanja yang kurang dipercaya, karena detail tersebut bisa saja dirampas sewaktu-waktu tanpa izin.
2. Kartu kredit disewakan kepada pihak lain
Membagikan kartu kredit kepada keluarga, sahabat, atau bahkan pasangan tanpa ada pengawasan dapat berpotensi menyebabkan penyalahgunaan, apakah itu sengaja ataupun tidak. Meskipun tujuannya adalah baik, tetapi perilaku seperti ini bisa memberi kesempatan pada pihak lain menggunakan kartu dengan cara-cara tak terduga dan mungkin bertentangan dengan keinginan asli pemegang kartu.
Kartu kredit harus dikendalikan secara eksklusif oleh pemegang resmi dan jangan diserahkan kepada siapa pun, termasuk orang-orang yang telah Anda percayai. Ini sangat berarti untuk menjaga agar Anda selalu memiliki wewenang penuh dalam menggunakan kartu tersebut serta mencegah adanya pembayaran tak terduga yang bisa timbul.
3. Tertangkap dalam skema penipuan melalui panggilan telepon atau pesan pendek
Banyak kriminal yang berpura-pura menjadi pegawai bank atau organisasi tertentu dan menghubungi calon mangsa lewat telpon atau SMS dengan maksud mendapatkan data kartu kredit. Menggunakan metode pemaksaan psikologis, para pelaku dapat menekan korban hingga mau memberitahukan detail seperti nomor kartu, masa aktifnya, bahkan kode keamanannya.
Para pengguna sebaiknya menyadari bahwa institusi perbankan tidak akan pernah menginginkan data rahasia, apalagi lewat jalur yang kurang formal. Selalu jaga diri dari setiap tindakan komunikasi yang mencurigakan dan sampaikan kepada otoritas yang berhak jika menyangkut upaya penipuan.
4. Fitur keamanan ekstra tidak dijalankan
Beberapa pemegang kartu kredit menggunakan opsi perlindungan ekstra, termasuk konfirmasi dengan PIN, pemberitahuan aktivitas transaksi, serta teknologi 3D Secure.
secure.
Padahal, fitur-fiturnya ternyata berfungsi penting sebagai tameng ekstra untuk mencegah kemungkinan penyalahgunaan dari awal.
Mematikan sistem keamanan pastinya akan memudahkan penggunanya dalam mengenali jika ada gangguan atau masalah.
transaksi
Yang mengundangkan atau usaha akses yang dipersepsikan sebagai ilegal terhadap kartumu. Semakin komplit lapisan perlindungan yang dipakai, maka semakin rendah peluang kartu kredit dikorupsi.
Penggunaan tidak tepat dari kartu kredit dapat terjadi di mana saja dan pada siapun, terutama jika penggunanya kurang hati-hati. Dengan mengenali faktor-faktor yang membuat kartu kredit rentan disalahgunakan, Anda bisa lebih waspada untuk melindungi data diri serta keselamatan kartu kredit Anda. Hindari sikap ceroboh saat menggunakan kartu ini!
