Bunda pernah merasa bingung menghadapi perubahan sikap anak laki-laki yang mulai duduk di bangku SMP? Dulu manja dan banyak cerita, sekarang jadi lebih diam dan tertutup.
Tenang, Bunda tidak sendiri. Di balik sikap cueknya, anak sebenarnya sedang menghadapi banyak hal yang mungkin belum bisa ia ungkapkan dengan kata-kata.
Support kami, ada hadiah spesial untuk anda.
Klik di sini: https://indonesiacrowd.com/support-bonus/
Ternyata berbicara dengan anak SMP perlu menggunakan kalimat yang tepat agar dapat membangun rasa percaya diri dan keberhargaan dirinya.
Seorang neuropsikolog sekaligus direktur Comprehend the Mind, dr. Sanam Hafeez, mengatakan anak laki-laki SMP sebenarnya butuh ruang untuk mengekspresikan perasaan.
“Kalimat yang perlu ditanamkan, yaitu membicarakan perasaan bukan tanda kelemahan, tapi kekuatan,” tuturnya dikutip dari
Pure Wow.
Support us — there's a special gift for you.
Click here: https://indonesiacrowd.com/support-bonus/
Bunda mungkin berpikir, apakah kalimat sesederhana itu bisa berpengaruh? Nyatanya, menurut dr. Hafeez, kalimat ini bisa menjadi pondasi emosional yang sangat kuat. Berikut kalimat yang harus didengar anak laki-laki SMP:
- Membicarakan perasaan itu bukan kelemahan, tapi kekuatan.
- Perasaan kamu penting dan Bunda ingin mendengarnya.
- Kamu enggak harus selalu jadi yang terbaik untuk jadi anak hebat.
- Enggak apa-apa kalau kamu belum tahu harus ngomong apa, Bunda tetap di sini.
- Kamu boleh marah atau sedih, yang penting kamu tahu caranya menyampaikan dengan baik.
Mengapa anak laki-laki sering terjebak dalam penilaian dari luar?
Satu hal lagi yang menarik dari penjelasan dr. Hafeez, bagaimana anak laki-laki mulai mengaitkan harga dirinya dengan hal-hal eksternal. Misalnya status sosial, pencapaian di bidang olahraga, atau barang-barang yang mereka miliki.
Tanpa pemahaman emosional, anak bisa terus mengejar pengakuan luar dan lupa merasa cukup dengan dirinya sendiri. Dengan menanamkan bahwa nilai diri datang dari dalam, Bunda membantu membentuk anak yang percaya diri dan penuh empati.
Kalimat bahwa mengekspresikan emosi itu wajar juga bisa membantu anak melawan tekanan teman sebayanya. Di masa SMP, anak bisa dengan mudah terjerumus ke dalam sikap agresif atau bahkan perundungan karena merasa perlu “terlihat kuat”.
Dengan mengajarkan mereka pentingnya membicarakan perasaan, Bunda tidak hanya membantu mereka lebih sehat secara mental, tapi juga menumbuhkan empati. Seperti kata dr. Hafeez, ini juga melatih mereka untuk hidup dengan integritas, bukan sekadar ikut-ikutan demi terlihat keren.
Pilihan Redaksi
|
Bagi Bunda yang mau
sharing
soal
parenting
dan bisa dapat banyak
giveaway
, yuk
join
komunitas Squad. Daftar klik di
SINI
.
Gratis!