.CO.ID – JAKARTA.
PT Pelayaran Nasional Ekalya Purnamasari Tbk (ELPI) terus memantau situasi konflik Iran-Israel, lantaran wilayah Timur Tengah masuk ke dalam salah satu wilayah ekspansi perseroan pada 2025.
Corporate Secretary
Pelayaran Nasional Ekalya Purnamasari Wawan Heri Purnomo menyatakan, wilayah ekspansi perseroan di Timur Tengah kemungkinan besar terkena dampak langsung dari perang yang terjadi, karena Selat Hormuz yang dilintasi sekitar 20% pasokan minyak global sangat dekat dengan Iran.
Hal ini berpotensi mengakibatkan sejumlah klien menunda atau menegosiasikan ulang kontrak dan menahan operasi atau menyesuaikan rute dan kegiatan karena tingkat keamanan laut masih relatif rendah.
“Sampai saat ini, belum terdapat dampak langsung terhadap operasional kami, baik dalam bentuk pengalihan rute maupun pembatalan pengiriman,” ungkap Wawan, kepada , Kamis (3/7).
Namun demikian, jika konflik semakin meluas atau berdampak pada stabilitas pelayaran internasional, maka potensi gangguan operasional sangat mungkin terjadi.
Dalam kondisi tersebut, strategi mitigasi operasional yang akan pertimbangkan perseroan antara lain, pengalihan rute
(rerouting
) untuk menghindari zona konflik.
“Meskipun hal ini berimplikasi langsung pada peningkatan biaya operasional, seperti bahan bakar, waktu tempuh, serta asuransi maritim,” tuturnya.
Selanjutnya, koordinasi ketat dengan otoritas pelabuhan dan keamanan laut, guna memastikan setiap pergerakan armada tetap dalam koridor aman dan sesuai regulasi internasional.
“Dengan kata lain, operasi tetap berlangsung normal saat ini, namun kami telah menyiapkan pendekatan antisipatif jika ketegangan geopolitik mulai memberikan dampak terhadap kelancaran rantai logistik maritim dan mobilisasi armada OSV di wilayah ekspansi kami,” jelas Wawan.
Secara keseluruhan, Manajemen ELPI melihat permintaan terhadap layanan
Offshore Support Vessel
(OSV) di kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia, masih relatif stabil.
Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa wilayah ini tidak terdampak secara langsung oleh eskalasi konflik geopolitik antara Iran dan Israel, serta berada di luar zona rawan militer seperti Teluk Persia atau Laut Arab.
“Aktivitas eksplorasi dan produksi (E&P) migas di Indonesia masih berjalan sesuai rencana, dengan dukungan regulasi yang pro-investasi serta kebutuhan energi domestik yang terus meningkat,” tandasnya.
Sebagai perusahaan yang memiliki visi ekspansi regional dan global, ELPI akan terus memantau secara cermat dinamika geopolitik ini, serta mengambil langkah mitigasi risiko, seperti diversifikasi wilayah kerja, optimalisasi penjadwalan armada, dan pendekatan fleksibel dalam penawaran layanan kepada klien di wilayah terdampak.