Detoksifikasi dengan Arang: Keuntungan dan Risiko untuk Kesehatan Makanan & Minuman Anda

Detoksifikasi dengan Arang: Keuntungan dan Risiko untuk Kesehatan Makanan & Minuman Anda


SURABAYA,

– Arang aktif atau charcoal menjadi pilihan populer sebagai pewarna alami, khususnya bagi kalangan remaja.

Belakangan ini, bahan activated carbon atau arang aktif sering kali dijumpai dalam beragam produk makanan dan minuman, termasuk roti, es krim, pizza, donat, serta masih banyak yang lainnya.

Ivy Dian Puspitasari Prabowo, dosen gizi dari Institut Internasional The Sages di Surabaya, menjelaskan bahwa arang dapat menciptakan warna hitam pekat. Warna ini bila ditambahkan ke dalam makanan atau minuman bisa memberikan penampilan yang menarik.

“Di luar menyajikan warna hitam yang memukau, arang bisa dianggap jauh lebih baik untuk kesehatan karena dibuat dari bahan-bahan alami,” kata Ivy ketika ditemui pada hari Rabu, 9 April 2025.

Di samping itu, sensasi rasa “asap” serta kepedasan ringan menjadi ciri khas tersendiri untuk jenis charcoal ini.

Dia menyebutkan bahwa arang aktif berguna untuk menghilangkan semua toxin dalam tubuh.

“Bila pewarna buatan masih memiliki potensi untuk menimbulkan kanker, sementara itu arang kayu terdiri dari bahan-bahan alami sehingga risiko mengalami kanker diharapkan lebih rendah,” katanya.

Akan tetapi, Ivy juga menekankan bahwa pemakaian arang bambu harus dibatasi hingga pada tingkat tertentu.

Karena, apabila terlalu banyak malah bisa mencegah penyerapan nutrisi di dalam tubuh, misalnya mineral dan vitamin.

“Maka penting untuk menggunakan arang dengan bijak,” katanya.

Namun demikian, ia menganggap penting untuk melakukan riset tambahan guna memastikan batas atas konsumsi charcoal oleh tubuh.

“Arang benar memiliki keuntungan, namun perlu dipakai dengan takaran yang sesuai. Apabila terlalu banyak, malah dapat menahan serapannya zat gizi lain di dalam tubuh,” katanya.

Beragam tipe karbon tersedia, namun kami mendukung penggunaan arang aktif yang terbuat dari sabut kelapa sebagai bahan utamanya.

“Sekilas, jenis arang ini pada mulanya diperoleh dari bambu, namun berkat keragaman sumber daya alam yang ada di Indonesia terutama kelapa, maka akan menjadi ide bagus jika kita dapat mengoptimalkannya guna mendukung keberlangsungan,” jelasnya.

Seperti yang dilakukan oleh Geoffrey Gunawan Putra Pandu, seorang mahasiswa tingkat enam di The Sages Institute International Surabaya, baru-baru ini ia sukses menciptakan es krim dengan bahan utama arang dari tempurung kelapa.

Gunawan, panggilannya, memastikan bahwa bubuk arangnya dibuat secara manual menggunakan serat kelapa guna menciptakan minuman yang tidak hanya segar, tapi juga baik bagi lingkungan.

“Kini tren makanan dengan warna hitam tengah booming. Saya menggunakan bubuk arang sebagai pengganti Pewarna alami dalam es krim, tanpa perlu menambahkan zat kimia apa pun,” jelas Gunawan.

Menurut dia, memanfaatkan arang tempurung kelapa adalah cara untuk menekan sampah kelapa yang kerap dibuang sia-sia.

Dia menjelaskan bahwa mereka mengamati sejumlah besar kulit kelapa yang dibuang, oleh karena itu mereka melakukan penelitian untuk mengubahnya menjadi produk yang siap dikonsumsi.

Gunawan menyatakan bahwa proses membuat warna cat dari sabut kelapa termasuk cukup memakan waktu.

Pertama-tama, tempurung kelapa dikeringkan selama 3 sampai 5 hari, kemudian dipanaskan dengan temperatur tinggi kurang lebih 3 jam.

Selanjutnya, serutan kelapa yang sudah dipanggang akan dihaluskannya hingga sangat lembut.

Hasil terakhir setelah melalui tahap penggilingan tersebut nantinya akan berubah menjadi karbon organik yang menciptakan serbuk arang halus.

Di luar memberikan penampilan yang menarik, arang aktif ternyata juga menyediakan berbagai manfaat bagi kesehatan, contohnya adalah mendukung proses detoksifikasi dalam tubuh,” ungkapnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WP Twitter Auto Publish Powered By : XYZScripts.com