PIKIRAN RAKYAT
– Inter Milan melaju ke babak 16 Besar Piala Dunia Antarklub 2025 dengan catatan tak terkalahkan. Tim berjuluk Nerrazurri itu tampil sebagai juara Grup E setelah mencatat dua kemenangan atas Urawa Red Diamonds (Jepang) dan River Plate (Argentina). Sementara, hasil imbang diraih saat menghadapi Monterrey (Meksiko).
Kini, konsistensi Inter diuji klub wakil Brasil, Fluminense. Meskipun lolos ke babak 16 Besar sebagai runner-up Grup F, Fluminense pun belum terkalahkan setelah mengalahkan Ulsan Hyundai (Korea Selatan), mengimbangi Borussia Dortmund (Jerman) dan Mamelodi Sundowns (Afrika Selatan).
Tolong support kita ya,
Cukup klik ini aja: https://indonesiacrowd.com/support-bonus/
Pertandingan perebutan tiket ke perempat final antara Inter dan Fluminense akan dimainkan di Stadion Bank Amerika Charlotte, Carolina Utara, Amerika Serikat, Selasa (1/7/2025) dini hari. Memasuki fase gugur, dari kedua tim ini dipastikan bakal ada yang akan mengalami kekalahan pertama dan mengakhiri petualangannya di Piala Dunia Antarklub 2025.
Christian Chivu, pelatih Inter yang baru saja menggantikan Simone Inzaghi seusai kekalahan dari Paris Saint-Germain (PSG) di final Liga Champions 2024/25, tentu saja ingin timnya terus melaju. Apalagi, pada pertandingan terakhir, timnya tampil cukup apik untuk menyingkirkan River Plate lewat kemenangan 2-0 dalam pertandingan penentuan. Dua gol kemenangan Inter disumbangkan striker belia yang baru dipromosikan, Francesco Pio Esposito dan Alessandro Bastoni.
Penampilan mengesankan Esposito memberikan angin segar bagi Chivu di lini depan. Kemungkinan besar, ia akan kembali diduetkan dengan Lautaro Marinez di lini depan. Chivu berharap, Esposito akan menjadi bagian penting dari tranformasi karakter tim yang menurut La Gazzetta dello Sport sedang dibangunnya secara diam-diam.
“Ini bukan revolusi bising, melainkan transformasi yang berjalan diam-diam namun berdampak besar,” tulis La Gazzeta dello Sport dalam sebuah laporannya.
Pakem 3-5-2
Secara umum, Chivu memang masih bertahan dengan pakem 3-5-2 yang sudah diterapkan Inzaghi sebelumnya. Namun, seperti ditunjukkan pada pertandingan melawan River Plate, dengan garis pertahanan yang lebih tinggi, Inter tampil lebih agresif dibandingan era kepelatihan Inzaghi.
Tentu saja, tranformasi yang tengah dijalani Chivu bersama Inter akan diuji Fluminense, klub yang dinilai lebih baik ketimbang tiga lawan sebelumnya di fase grup. Apalagi, dalam pertandingan ini, Chivu akan kehilangan empat pemain pilar yaitu Mehdi Taremi, Marko Arnautovic, Piotr Zielinski, dan Benjamin Pavard.
“Ini akan menjadi pertandingan yang istimewa bagi saya dan Luis Henrique karena kami sangat mengenal Fluminense dan tahu apa yang bisa kami harapkan. Mereka memiliki penyerang tengah, Cano, yang sudah berusia 37 tahun namun tetap dalam kondisi prima, mencetak banyak gol dan bergerak dengan baik. Selain itu, ada Thiago Silva yang tetap menjadi legenda meski usianya sudah menginjak 40 tahun,” ujar bek Inter asal Brasil, Carlos Augusto.
Peringatan Augusto masuk akal. Apalagi, selain ambisi untuk melaju ke perempat final, Fluminense pun akan tampil dengan kekuatan penuh saat menghadapi Inter. Praktis, mereka hanya akan kehilangan Otavio dan Yeferson Soteldo karena cedera.
Tingkatkan level
Pelatih Fluminense, Renato Gaucho pun memastikan, timnya akan terus meningkatkan level permainannya setelah tampil kurang mengesankan di fase grup. “Kami sebenarnya sedikit di bawah standar dibandingkan dengan pertandingan lainnya. Akan tetapi, tim menghadapi tim yang sangat kuat, dan kami memperoleh hasil yang positif,” kata Gaucho kepada Goal International.
“Terkadang dalam sepak bola Anda harus menderita dan hari ini Fluminense tahu bagaimana menderita dan kami mencapai tujuan kami. Tim ini layak diberi selamat dan begitu pula para penggemar. Kami mencapai langkah pertama,” ujar dia.