.CO.ID – JAKARTA.
Pihak berwenang akan segera mengadakan perundingan diplomatik bersama pemerintahan Amerika Serikat guna menanggapi bea balasan (resiprokal) senilai 32% yang dijatuhkan oleh Presiden AS Donald Trump terhadap Indonesia.
Menteri Koordinator bidang Pangan, Zulkifli Hasan (Zulhas), menyebut bahwa timnya sudah bekerja sama dengan Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto guna segera melaksanakan diplomasi dengan Amerika Serikat.
“Pastinya kita perlu segera melaksanakan diplomasi (dengan AS),” katanya di Kantor Kemenko Pertanian, Jakarta, pada hari Selasa (8/4).
Menurut dia, Indonesia sering mengimpor berbagai barang dari negeri Paman Sam itu, termasuk minyak, tepung terigu dan juga kedelai. Melalui situasi tersebut, kata Zulhas selanjutnya, dapat digunakan sebagai dasar dalam perundingan dengan Amerika Serikat.
“Saya rasa hal ini dapat didiskusikan dan ditawar karena kami harus segera mengadakan diplomatik atau negosiasi perdagangan dengan USDA (Department of Agriculture Amerika Serikat). Saya mendengar bahwa Menteri Koordinator akan keberangkatan dalam 1-2 hari,” jelasnya.
Zulhas menyatakan bahwa jauh sebelum kebijakan tarif balasan dari Amerika Serikat diberlakukan, Presiden Prabowo Subianto sudah mempersiapkannya dengan baik. Dia menjelaskan bahwa presiden terus menerapkan pentingnya kemandirian pangan dalam negeri.
“Presiden senantiasa mengingatkan bahwa kami harus mandiri khususnya dalam hal pangan. Kami tak boleh bergantung pada negara dengan ukuran sedemikian rupa,” jelasnya.
Selanjutnya, Zulhas menyebutkan bahwa persediaan beras di Indonesia sekarang sudah mencapai 2,8 juta ton, ia mengatakan hal tersebut merupakan angka signifikan ketika dibandingkan dengan negara lain. Tambahan lagi, pihak Indonesia berniat untuk melakukan ekspor telur ke Amerika Serikat.
“Oleh karena itu, hal ini telah dipersiapkan terlebih dahulu, termasuk dalam sektor kami yang berkaitan dengan kedaulatan pangan,” tegasnya.
