Menggerakkan Peran Perempuan Indonesia Sebagai Kekuatan Ekonomi

Menggerakkan Peran Perempuan Indonesia Sebagai Kekuatan Ekonomi

Oleh Teguh Anantawikrama
Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia

Memberdayakan perempuan Indonesia agar menjadi kekuatan ekonomi yang tangguh bukan hanya soal kesetaraan, tetapi juga strategi kunci untuk pertumbuhan nasional yang berkelanjutan. Meskipun telah terjadi kemajuan yang signifikan, tingkat partisipasi perempuan dalam perekonomian Indonesia masih belum optimal, sehingga diperlukan upaya kolektif di berbagai sektor.

Tingkat Partisipasi Perempuan dalam Ekonomi

Selama dua dekade terakhir, tingkat partisipasi tenaga kerja perempuan di Indonesia cenderung stagnan di angka sekitar 53%, jauh lebih rendah dibandingkan laki-laki yang mencapai 81%. Hal ini tetap terjadi meskipun ada peningkatan dalam tingkat pendidikan perempuan serta penurunan angka kelahiran. Selain itu, sebanyak 90% laki-laki yang telah menikah tetap bekerja secara konsisten dari usia 20 hingga 60 tahun, sementara partisipasi tenaga kerja perempuan mencapai puncaknya di usia sekitar 45 tahun dan kemudian menurun, sering kali karena tanggung jawab sebagai pengasuh keluarga.

Hambatan terhadap Partisipasi Ekonomi Perempuan

Beberapa faktor utama yang membatasi peran ekonomi perempuan di Indonesia meliputi:
1. Norma Sosial:
Budaya patriarki masih mendominasi, di mana perempuan lebih sering dipandang sebagai pengasuh rumah tangga dibandingkan sebagai pencari nafkah utama. Ini memengaruhi keputusan perempuan untuk memasuki atau tetap bekerja di dunia kerja.
2. Akses terhadap Pendidikan:
Meskipun telah ada kesetaraan dalam pendidikan secara nasional, masih terdapat kesenjangan di beberapa daerah dan kelompok masyarakat marginal yang membatasi akses perempuan terhadap pekerjaan berkualitas.
3. Kesulitan dalam Mendapatkan Modal:
Perempuan pengusaha sering kali mengalami kesulitan dalam mengakses pembiayaan dan modal usaha, yang menghambat pertumbuhan bisnis yang dipimpin oleh perempuan.

Strategi untuk Memberdayakan Perempuan

Untuk memaksimalkan potensi perempuan dalam perekonomian Indonesia, langkah-langkah berikut perlu diterapkan:

  1. Peningkatan Akses Pendidikan dan Pelatihan Keterampilan
    • Pendidikan STEM dan Literasi Digital: Mendorong lebih banyak perempuan untuk berkarier di bidang sains, teknologi, teknik, dan matematika agar siap menghadapi industri masa depan.
    • Pelatihan Vokasi: Menyediakan program pelatihan berbasis kebutuhan pasar, sehingga perempuan dapat mengakses lebih banyak peluang kerja.
  2. Kemudahan Akses terhadap Modal dan Investasi
    • Microfinance dan Hibah: Memperluas layanan keuangan khusus bagi pengusaha perempuan, terutama di daerah pedesaan.
    • Jaringan Investor: Membangun platform yang menghubungkan bisnis yang dipimpin perempuan dengan investor dan mentor.
  3. Reformasi Kebijakan dan Hukum
    • Kesetaraan di Tempat Kerja: Menerapkan kebijakan upah yang adil, perlindungan dari diskriminasi, dan mendukung keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.
    • Perlindungan Hukum: Memperkuat undang-undang untuk melindungi perempuan dari pelecehan di tempat kerja serta memberikan manfaat bagi ibu pekerja.
  4. Perubahan Budaya dan Kesadaran Masyarakat
    • Kampanye Kesadaran Publik: Mengubah norma sosial yang membatasi peran perempuan hanya dalam lingkup domestik dan meningkatkan apresiasi terhadap kontribusi mereka di semua sektor.
    • Pemberdayaan Masyarakat: Melibatkan tokoh masyarakat dan agama dalam mendorong kesetaraan gender dan inisiatif pemberdayaan perempuan.
  5. Meningkatkan Kepemimpinan Perempuan
    • Program Mentorship: Menghubungkan pemimpin perempuan dengan generasi muda untuk membimbing dan membangun kapasitas kepemimpinan.
    • Jaringan dan Kolaborasi: Menciptakan komunitas bisnis di mana perempuan dapat berbagi pengalaman, sumber daya, dan dukungan.

Dengan menerapkan strategi ini, Indonesia dapat membuka potensi besar dari populasi perempuannya dan menjadikannya motor penggerak ekonomi nasional. Upaya ini membutuhkan sinergi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sipil untuk menciptakan lingkungan yang inklusif dan mendukung perempuan agar dapat berkembang serta memberikan kontribusi yang signifikan bagi pembangunan bangsa.

* Teguh Anantawikrama adalah Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia dan Ketua Indonesian Tourism Investors Club.

Responses (35)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *