Jakarta – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) telah mencatat sejarah baru dengan menghapus utang sebanyak Rp 71 triliun dari 71.000 nasabah Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Langkah ini merupakan bagian dari komitmen pemerintah untuk mendukung pertumbuhan UMKM yang menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengungkapkan bahwa BRI adalah bank yang paling banyak melakukan hapus tagih kredit UMKM macet. “Dari monitor kami, yang paling banyak hapus tagih adalah BRI. Rekor ini tidak dicatat, kalau tidak salah 71.000 nasabah sudah dihapus tagih oleh BRI,” ujarnya dalam acara BRI Microfinance Outlook 2025 di ICE BSD City, Tangerang.
Program penghapusan kredit macet ini diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 47 Tahun 2024 yang diteken oleh Presiden Prabowo Subianto. Program ini bertujuan untuk membantu pelaku usaha UMKM yang kesulitan membayar pinjaman.
“Dan pemerintah memberikan untuk UMKM kredit investasi padat karya, di mana Menteri Keuangan sudah setuju apapun banknya yang memberikan kredit investasi UMKM, sektornya padat karya yaitu tekstil, alas kaki, makanan dan minuman, furnitur, serta sektor lain,” tambah Airlangga.
Direktur Utama BRI, Sunarso, menyampaikan bahwa perseroan terus berfokus pada bisnis UMKM dan akan terus konsisten menyokong pertumbuhan usaha wong cilik itu. “Komitmen ini kami wujudkan antara lain melalui penyaluran kredit kepada UMKM sebesar Rp1.106 triliun, yang merupakan 82% dari total kredit yang disalurkan BRI,” tuturnya.
Program ini diharapkan dapat meringankan beban para pelaku usaha kecil yang terdampak kesulitan finansial, sekaligus mendorong pertumbuhan sektor UMKM di Indonesia.