,
Jakarta
Aktor sekaligus presenter acara Dunia Lain, Harry Pantja, mengaku telah mengalami
stroke
berulang kali. Harry menyebut stroke yang dialaminya dipicu oleh kualitas tidur yang buruk. Lantas, apakah kurang tidur bisa menyebabkan stroke?
Spesialis saraf di RSUPN Cipto Mangunkusumo, Rakhmad Hidayat, mengatakan kebiasaan begadang dan tidak olahraga bisa menjadi salah satu pemicu stroke. Orang yang sering begadang akan memiliki kualitas tidur yang jelek karena kurangnya waktu
tidur
.
“Tren sekarang banyak di usia muda 30-an karena kebiasaan begadang, kerja (sampai) enggak tidur, olahraga kadang enggak sama sekali,” ucap Rakhmad dalam diskusi daring tentang gejala stroke, Senin, 30 Oktober 2023.
Dikutip dari
American Heart Association
, tak hanya stroke, orang yang tidur kurang dari enam jam semalam, dibandingkan dengan mereka yang tidur enam hingga sembilan jam, memiliki risiko serangan jantung 20 persen lebih tinggi.
Penelitian lain yang dijelaskan dalam
Medical News Today
, menganalisis data kesehatan dari 1.799 peserta yang pernah mengalami stroke iskemik, yakni jenis stroke yang paling umum.
Para partisipan rata-rata berusia 62 tahun. Para peneliti bertanya kepada para peserta tentang perilaku tidur mereka, termasuk durasi tidur dan kualitas tidur, pada bulan sebelum mengalami stroke.
Peneliti menemukan bahwa beberapa masalah tidur terkait dengan peningkatan terjadinya stroke. Mereka diketahui memiliki kebiasaan tidur kurang dari lima jam per malam, sehingga tiga kali lebih mungkin mengalami stroke dibandingkan mereka yang tidur selama 7 jam.
Mereka juga menemukan bahwa semakin banyak masalah tidur yang dialami seseorang, semakin besar kemungkinan mereka mengalami stroke atau ICH.
“Hasil penelitian kami tidak hanya menunjukkan bahwa masalah tidur individu dapat meningkatkan risiko stroke pada seseorang, tetapi memiliki lebih dari lima gejala ini dapat menyebabkan
risiko stroke
lima kali lipat dibandingkan mereka yang tidak memiliki masalah tidur,” kata Christine McCarthy dari University of Galway di Irlandia, penulis utama dan penulis koresponden dalam penelitian ini.