PR Jepara –
Di atas kertas, laga ini tak ubahnya duel antara raksasa yang sedang memanaskan mesin dengan tim yang kehilangan arah kompas. Korea Selatan menjamu Kuwait di Seoul World Cup Stadium, Selasa malam, dengan satu target sederhana namun simbolis: tutup babak kualifikasi dengan kepala tegak, tak terkalahkan.
Sementara itu, Kuwait datang dalam kondisi nyaris putus asa. Bukan cuma soal posisi juru kunci di grup, tapi juga tren tanpa kemenangan yang terus menyesakkan.
Korea Selatan: Konsistensi Jadi Modal, Dominasi Jadi Target
Setelah mimpi buruk di Piala Asia—disingkirkan Jordan di semifinal—Tim Taegeuk Warriors menatap kualifikasi Piala Dunia dengan satu misi: bangkit dan kembali mengukuhkan diri sebagai penguasa Asia.
Hasilnya? Tiga kemenangan beruntun di awal fase ini disusul serangkaian hasil imbang, sebelum akhirnya kemenangan atas Irak kembali menyuntik kepercayaan diri. Gol Jin-kyu Kim dan Hyun-gyu Oh menjadi sinyal bahwa Korea belum habis.
Dengan 19 poin dari sembilan laga dan posisi puncak klasemen Grup B, pasukan Hong Myung-bo hanya butuh satu poin lagi untuk memastikan finis di atas Jordan. Tapi, lawan yang dihadapi bukan tandingan sepadan.
Fakta bahwa Korea Selatan belum terkalahkan dalam 13 laga terakhir menegaskan satu hal: konsistensi adalah identitas baru mereka. Apalagi, dengan EAFF E-1 Football Championship di depan mata, momentum adalah segalanya.
Kuwait: Jalan Panjang Penuh Luka
Juan Antonio Pizzi, pelatih berpengalaman yang pernah menangani Chile dan Al Ahli, nyaris tak bisa berbuat banyak di Kuwait. Harapan yang sempat menyala di laga pembuka—imbang dramatis lawan Jordan—langsung padam perlahan.
Sembilan pertandingan, tanpa satu pun kemenangan. Bahkan, empat kekalahan dari lima laga terakhir cukup menggambarkan betapa berat beban yang ditanggung The Blue Waves.
Mereka tak hanya juru kunci Grup B dengan lima poin, tapi juga menjadi satu dari dua tim di Asia yang belum pernah menang di fase ini, bersama Korea Utara.
Lebih dari itu, rekor lawan Korea Selatan juga buruk: lima kekalahan beruntun. Apalagi kini bermain tandang, di tengah tekanan dan minimnya daya dobrak.
Yousef Nasser, salah satu pemain paling berpengalaman Kuwait, harus ditarik keluar karena cedera lawan Palestina. Tanpa dirinya, beban di lini depan akan digeser ke pundak Abdulrahman Al Rashidi—yang baru mencatat satu caps. Terlalu berat untuk jadi penentu.
Kondisi Terkini
Korea Selatan kemungkinan akan memberi menit bermain lebih kepada para pemain yang bersinar dari bangku cadangan. Jin-kyu Kim dan Hyun-gyu Oh bisa masuk sejak menit awal. Hwang In-Beom, gelandang Feyenoord yang tampil dominan lawan Irak, tetap jadi metronom permainan.
Dari kubu Kuwait, absennya Nasser membuat struktur lini serang berubah. Al Rashidi berpeluang tampil, ditemani Al-Mutar dan Majed yang akan coba menusuk lewat sayap.
Perkiraan Susunan Pemain
Korea Selatan (4-2-3-1)
: Jo Hyeon-woo; T. Lee, Kwon, Cho, Seol; Park, Hwang In-Beom; Hwang Hee-chan, Lee Jae-sung, Lee Kang-in; Oh Hyun-gyu
Kuwait (4-2-3-1)
: Al Rashidi; Ghanam, Al-Enezi, Al-Hajeri, Dosari; Al-Dhefiri, Hani; Majed, Al-Mutar, Daham; Al Rashidi
Prediksi Skor
Tak banyak kejutan yang bisa diharapkan dari laga ini. Korea Selatan terlalu tangguh, terlalu stabil, dan terlalu dalam secara kualitas. Kuwait akan bermain rapat, berdoa agar tidak kebobolan cepat. Tapi pada akhirnya, logika akan bicara.
Korea Selatan 3-0 Kuwait
Head to Head
Aqul 14‑Nov‑24 Kuwait South Korea 1‑3
Aqul 05‑Jun‑25 Iraq South Korea 0‑2 W
Aqul 25‑Mar‑25 South Korea Jordan 1‑1 D
Aqul 20‑Mar‑25 South Korea Oman 1‑1 D
Aqul 19‑Nov‑24 Palestine South Korea 1‑1 D
Aqul 05‑Jun‑25 Kuwait Palestine 0‑2 L
Aqul 25‑Mar‑25 Kuwait Oman 0‑1 L
Aqul 20‑Mar‑25 Iraq Kuwait 2‑2 D
Fy 15‑Dec‑24 Kuwait Syria 0‑2 L
***