JAKARTA – Pengangguran di usia 30-an kini menjadi topik hangat di media sosial. Sebuah unggahan dari akun X @AsahPolaPikir berhasil menarik perhatian banyak netizen. Dalam unggahan tersebut, pemilik akun mengungkapkan kesulitan yang dihadapi orang-orang berusia 30 tahun ke atas dalam mencari pekerjaan, baik untuk posisi entry-level maupun senior.
“Ternyata banyak orang umur 30 ke atas yang pengangguran ya. Mau apply ke entry level susah karena perusahaan maunya yang muda dan gaji rendah. Mau apply ke senior level susah juga karena jumlah lowongan pekerjaan nggak sebanyak itu,” tulisnya.
Unggahan ini langsung viral dan dibanjiri ribuan komentar dari warganet yang turut berbagi pengalaman serupa. Salah satu pengguna X, @Memejamkanmata_, menceritakan perjuangannya mencari pekerjaan di usia 30-an yang akhirnya membawanya bekerja di luar negeri.
“Saya umur 30 kemarin ngelamar-ngelamar di Indo gagal semua. Akhirnya hopeless di Indo dan apply di luar negeri. Alhamdulillah, meski pas wawancara hape saya mati karena overheat, tetap lolos,” ungkapnya.
Kesulitan serupa juga disoroti oleh pengguna akun @sxtmaa yang menyebut bahwa kriteria usia dalam lowongan pekerjaan menjadi kendala tersendiri.
“Jangankan 30 ke atas, loker aja pada buka rata-rata nyari maksimal umur 23 tahun. Otomatis umur 24 ke atas pun sudah susah nyari kerjaan, kecuali punya orang dalam,” ujarnya.
Fenomena yang Mengkhawatirkan
Masalah pengangguran di usia produktif ini bukan hanya menjadi persoalan individu, tetapi juga mencerminkan tantangan di dunia kerja yang semakin kompetitif. Banyak perusahaan lebih memilih tenaga kerja muda dengan anggapan bahwa mereka lebih dinamis, cepat beradaptasi, dan bersedia menerima gaji yang lebih rendah.
Namun, di sisi lain, pekerja berusia 30-an memiliki pengalaman dan keterampilan yang tidak kalah penting. Sayangnya, jumlah lowongan kerja untuk posisi senior atau manajerial cenderung lebih sedikit dibandingkan posisi entry-level, sehingga menciptakan kompetisi yang ketat.
Solusi dan Harapan
Fenomena ini menggarisbawahi pentingnya diversifikasi keterampilan, baik melalui pendidikan formal maupun pelatihan kerja. Selain itu, pemerintah dan sektor swasta diharapkan dapat menciptakan lebih banyak peluang kerja bagi usia produktif tanpa batasan usia yang terlalu ketat.
Bagi mereka yang masih berjuang mencari pekerjaan, mempertimbangkan peluang di luar negeri, membangun jaringan profesional, atau mencoba bidang wirausaha bisa menjadi alternatif untuk mengatasi tantangan ini.
Apakah Anda atau orang di sekitar Anda juga mengalami hal yang serupa? Fenomena ini menjadi refleksi bersama bahwa pasar kerja membutuhkan inklusivitas yang lebih besar demi memanfaatkan potensi sumber daya manusia secara optimal.