Gerak saham emiten tambang emas PT J Resources Asia Pasific Tbk (PSAB) melompat drastis. Dalam sepekan terakhir, harga saham PSAB telah naik 70,89% dari Rp 316 pada Kamis (27/5) menjadi Rp 540 pada penutupan perdagangan Rabu (4/6).
Dalam dua hari terakhir, harga saham PSAB bahkan ditutup pada posisi batas atas atau auto reject atas (ARA). ARA merupakan batas kenaikan harga saham tertinggi yang diperbolehkan dalam satu hari perdagangan.
Analis Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji menyebut harga saham PSAB telah melampaui target harga hingga akhir tahun yakni 430 atau naik 49,31%. Menurut Nafan, kenaikan ini ditopang oleh kenaikan laba PSAB pada kuartal pertama 2025 yakni mencapai 413% atau lebih dari 4 kali lipat dari US$ 2,23 juta menjadi US$ 11,45 juta setara Rp 186 miliar secara year on year.
Lebih lanjut Nafan mengatakan peningkatan laba ini diperoleh karena PSAB berhasil menjalankan efisiensi bisnis dengan efektif. Hal ini dibuktikan dengan menyusutnya beban pokok penjualan dari US$ 38.09 juta pada 31 Maret 2024 menjadi US$ 26.95 juta per 31 maret 2025.
“Jangan lupa segera realisasikan profit untuk PSAB,” kata Nafan kepada
.co.id
seperti dikutip Kamis (5/6).
Stockbit Sekuritas juga merespons terkait harga saham PSAB yang melesat lebih dari 70% dalam tiga hari terakhir. Analis Investasi Stockbit Sekuritas, Hendriko Gani, menjelaskan bahwa setelah kenaikan harga saham secara berturut-turut, valuasi saham PSAB sudah tidak lagi tergolong murah. Hal itu dilihat dari perbandingan nilai perusahaan terhadap cadangan emasnya (EV/Reserves), terutama bila dibandingkan dengan perusahaan tambang emas murni lainnya.
Meski begitu, kata Hendriko, apabila dilihat dari sisi total sumber daya (EV/Resources), valuasinya masih relatif murah. Ia mengatakan saat harga saham PSAB berada di Rp 580, valuasi PSAB mencapai sekitar Rp 8,1 juta per ons cadangan emas, mendekati valuasi BRMS yang memiliki valuasi tinggi.
Menurut mempertimbangkan faktor fundamental tersebut dan level valuasi saat ini. Hendriko, Stockbit Sekuritas memproyeksikan harga saham PSAB akan naik relatif terbatas dalam waktu dekat.
“Sehingga momentum rally ini dapat dimanfaatkan oleh investor untuk take profit,” kata Hendriko dalam risetnya, Rabu (4/6).
Di samping itu, harga saham PSAB terpantau naik 11,11% ke level 540 pada penutupan perdagangan sesi kedua Rabu (4/6) dengan harga tertinggi mencapai Rp 580. Sejak awal tahun, saham PSAB terus melejit hingga 128,63% atau 301 poin. Harga saham PSAB tertinggi berada di level 535 sementara harga saham terendah berada di level 216.
Prospek dan Proyeksi Saham PSAB
Analis Kiwoom, Liza Camelia Suryanata dan Nixon Tan menyebut harga emas berpotensi terus naik didorong oleh proyeksi Goldman Sachs yang memperkirakan harga emas bisa menembus US$3.700 per troy ounce pada akhir 2025.
“Harga emas telah mengalami kenaikan signifikan sepanjang tahun 2025, yakni sebesar 27,5% dalam enam bulan terakhir,” kata Liza kepada .
Sebagai perusahaan tambang emas murni (pure-play), Liza menilai PSAB sangat sensitif terhadap fluktuasi harga emas. Sejarah mencatat bahwa setiap kali harga emas naik, harga saham PSAB cenderung ikut terdongkrak.
Liza juga mewaspadai terhadap risiko yang ditimbulkan. Salah satunya terkait proyek tambang emas PSAB di lokasi Doup. Proyek ini diproyeksikan baru akan mulai produksi pada akhir 2025 atau awal 2026 dan masih menyimpan banyak ketidakpastian dalam pelaksanaannya.
Saat ini, sekitar 60% dari total sumber daya dan cadangan emas PSAB terkonsentrasi di tambang Doup yang membuat keberhasilan proyek ini sangat krusial bagi kinerja jangka panjang perusahaan.
Menurut Liza, mengingat kenaikan harga saham yang sudah signifikan ia menyarankan investor untuk mulai bersikap hati-hati. “Setelah lonjakan harga dalam beberapa waktu terakhir, kami merekomendasikan investor untuk
Hold
atau
Wait & See,
dan mungkin bijak untuk melakukan
Sell on Strength
atau mengambil keuntungan dengan mengurangi posisi,” ujar analis dalam catatan risetnya.