Tertawakan Wamendes: Warga yang Tak Berkontribusi di Desa, Jangan Dimakamkan di Sana

Tertawakan Wamendes: Warga yang Tak Berkontribusi di Desa, Jangan Dimakamkan di Sana


, JAKARTA –

Wakil Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal RI (Wamendes PDT) Ahmad Riza Patria mengungkap ironinya potret pembangunan di sejumlah desa di Indonesia sejauh ini.

Kata dia, sejak dahulu orang yang lahirnya di desa justru jarang memberikan kontribusi untuk kemajuan desa kelahirannya.

Banyak dari mereka kata Riza, yang hanya lahir di desa namun menempuh pendidikan hingga mencari peruntungan atau rezeki di kota.

“Jadi zaman itu semua orang ingin belajar di tempat terbaik, ya di kota. Ya karena belajar tempat terbaik, akhirnya bekerja pun semua orang ingin di kota. Karena sudah belajar, bekerja, bergaulnya di kota, akhirnya punya pacar di kota, Pak Ketua. Pak Menteri. Ya menikah di kota, punya anak, dan seterusnya nggak kembali ke desa,” kata Riza saat memberikan sambutan di acara peluncuran Pos Bantuan Hukum (Posbankum) Desa/Kelurahan di Kementerian Hukum RI, Kamis (5/6/2025).

Sementara kata dia, kondisi di desa ditinggalkan oleh para warganya yang mencari rezeki dan kesuksesan di Kota.

Dalam posisi ini, lantas Riza berkelakar kalau setelah para warga merasa sudah tidak memiliki tenaga dan jatuh sakit, barulah mereka menginginkan untuk kembali ke desa.

Lebih ironinya kata dia, banyak dari warga yang lahir di desa hanya menjadikan tempat kelahirannya itu sebagai tujuan untuk dikuburkan jika meninggal dunia.

“Nanti kalau udah sakit-sakit, udah stroke, ya kan, dan seterusnya, udah susah jalan, baru bikin wasiat. Nanti kalau Bapak sudah waktunya dipanggil Allah SWT, jangan lupa dikuburkan di desa. Jadi desa diingat ketika udah mau meninggal,” kata Riza.

Atas kondisi tersebut, Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra itu menyatakan, bakal membuat aturan kepada warga desa untuk berkontribusi memajukan desanya.

Apabila tidak, dirinya menyebut akan ada pelarangan bagi warga desa untuk dimakamkan di desa apabila sudah tutup usia.

“Sekarang saya selalu ingatkan, ayo lahir di desa, belajar di desa, bekerja di desa, berprestasi di desa, memberikan kontribusi bagi desa, dan pada akhirnya senang, bahkan kaya di desa, senang bahagia di desa. Boleh yang begitu mati di desa. Yang begitu boleh dikubur di desa,” kata dia.

“Nanti saya bikin peraturan, Pak. Kalau tidak memberikan kontribusi pada desa, jangan dikubur di desa. Kuburnya di kota. Nanti kena gusur kuburannya. Harus begitu, Pak. Kalau tidak begitu, desa tidak ada yang mengurus,” tukas Riza.