Harga Emas Bertahan di Rekor Tertinggi
Harga emas terus bertahan di dekat rekor tertinggi yang dicapai, didorong oleh aliran dana ke aset safe haven akibat ketidakpastian geopolitik serta ekspektasi pemangkasan suku bunga lanjutan. Di tengah situasi ini, pasar emas menunjukkan peningkatan signifikan.
Harga emas di pasar spot naik sebesar 0,8% menjadi US$3.777,80 per troy ounce setelah sempat mencapai level tertinggi baru yaitu US$3.790,82. Sementara itu, harga emas berjangka AS untuk pengiriman Desember menguat 1,1% hingga mencapai US$3.815,7.
Imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun turun sebesar 0,2%, sedangkan indeks dolar AS relatif stabil. Hal ini menunjukkan bahwa investor lebih memilih aset yang aman seperti emas dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi dan politik global.
Ketua The Fed, Jerome Powell, menyatakan bahwa bank sentral menghadapi situasi menantang dengan risiko inflasi yang bisa meningkat lebih cepat dari perkiraan. Namun, ia tidak memberikan kejelasan kapan The Fed akan kembali melakukan pemangkasan suku bunga.
Bob Haberkorn, analis pasar di RJO Futures, mengatakan bahwa pasar emas melihat tidak ada hal baru yang signifikan dalam pidato Powell dibandingkan nada yang disampaikan pekan lalu. Ia menilai bahwa hal tersebut tidak cukup kuat untuk mengubah tren kenaikan emas.
Pelaku pasar masih memperkirakan bahwa pemangkasan suku bunga AS akan terjadi pada Oktober dan Desember, setelah bulan ini The Fed melakukan pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin. Fokus pasar kini tertuju pada rilis data indeks belanja konsumsi pribadi (PCE) AS pada Jumat mendatang, yang menjadi indikator inflasi pilihan The Fed.
Di sisi lain, NATO memperingatkan Rusia bahwa pihaknya akan menggunakan “seluruh instrumen militer dan non-militer yang diperlukan” untuk membela diri, menyusul pelanggaran wilayah udara Estonia yang dinilai sebagai pola perilaku semakin tidak bertanggung jawab dari Moskow.
Menurut catatan Commerzbank, minat beli kuat dari investor ETF dipicu oleh ekspektasi pemangkasan suku bunga, kekhawatiran atas independensi The Fed, serta dinamika geopolitik. Hal ini juga turut menopang harga emas.
Sementara itu, Bank Sentral China atau People’s Bank of China (PBOC) tengah memanfaatkan Shanghai Gold Exchange untuk mendorong bank sentral negara-negara mitra membeli dan menyimpan emas di dalam negeri.
Di samping emas, harga perak spot naik tipis 0,2% menjadi US$44,17 per ounce, mendekati level tertinggi 14 tahun. Platinum melesat 4,5% ke posisi US$1.480,97, tertinggi sejak 2014, sedangkan palladium menguat 2,8% menjadi US$1.212. Ini menunjukkan bahwa permintaan terhadap logam mulia lainnya juga meningkat dalam situasi ketidakpastian saat ini.