PPP Menghadapi Tantangan Besar untuk Kembali ke Parlemen
Partai Persatuan Pembangunan (PPP) pada masa pemerintahan saat ini tidak berada di parlemen. Mereka gagal menempatkan wakilnya di kursi DPR. Hasil Pemilu 2024 menjadi PR besar bagi elitenya untuk mengembalikan partai yang dikenal sebagai partai ka’bah itu ke Senayan pada Pemilu 2029 nanti. Untuk mencapai tujuan tersebut, PPP harus melakukan sejumlah langkah strategis.
Salah satu faktor penting adalah karakter figur pemimpin PPP ke depannya. Dalam beberapa tahun mendatang, terutama menjelang Pemilu 2029, PPP perlu mampu mengonsolidasikan kekuatan partai demi membangun kembali kepercayaan rakyat yang dapat diubah menjadi suara. Isu ini menjadi fokus utama dalam Muktamar X PPP yang akan diadakan di Jakarta pada 27-29 September 2025.
Menurut Adi Prayitno, Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia (PPI), jika PPP ingin lolos parlemen pada Pemilu 2029, maka partai harus memiliki ketua umum dengan kriteria tertentu. Salah satu kriteria utamanya adalah sosok yang mampu menyatukan dan mengonsolidasi kekuatan politik internal partai. “Itu kuncinya. Di 2029 PPP sangat potensial lolos karena ambang batas parlemen turun. Kunci selanjutnya adalah mempertahankan mesin politik dan caleg yang maju di 2024 lalu,” ujarnya.
Adi juga menilai bahwa basis politik PPP masih cukup solid meskipun gagal menembus parlemen pada Pemilu 2024. Dengan parliamentary threshold (PT) di bawah 4 persen, peluang kembali memiliki wakil di Senayan terbuka lebar. “Kuncinya adalah caleg yang maju 2024 lalu harus maju kembali, plus mencari caleg potensial lain untuk meningkatkan perolehan suara. Kunci pileg itu ada di kekuatan caleg,” jelasnya.
Selain itu, figur calon pemimpin PPP juga harus mampu membaca perubahan perilaku pemilih. Untuk itu, PPP perlu melakukan transformasi agar tetap sesuai dengan aspirasi umat Islam sekaligus modernisasi politik. “Kedua, bisa memodifikasi sekaligus mentransformasi wajah Islam yang lekat dengan PPP dengan realitas pemilih yang mulai berubah total. Di sinilah PR besarnya,” ujar Adi.
Bursa Calon Ketua Umum PPP
Hingga kini, muncul sejumlah nama dalam bursa calon ketua umum PPP. Mulai dari Plt Ketua Umum Mardiono, mantan Menteri Perdagangan Agus Suparmanto, mantan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, hingga Epyardi Asda. Setiap figur memiliki peluang masing-masing.
Adi mengingatkan bahwa tradisi politik di PPP selama ini adalah mengedepankan kader internal untuk menduduki kursi ketua umum. Meski demikian, secara aturan sepertinya calon ketum dari internal partai tetap menjadi prioritas.
Dukungan Kader PPP untuk Epyardi Asda
Di tempat lain, Wakil Ketua DPW PPP Aceh Ishak Yusuf mengungkap bahwa saat ini arus bawah PPP di Aceh mayoritas telah berkomitmen memberi dukungan kepada Epyardi Asda. Sikap kader itu berbeda dengan Sekretaris DPW PPP Aceh yang menyebut telah bulat mendukung Mardiono. Perbedaan arah dukungan antara DPW dan DPC tidak menjadi masalah. Sebab, di Aceh tidak ada pembicaraan khusus mengenai siapa yang harus didukung.
“Tak masalah berbeda, karena memang tidak ada arahan khusus. Bahkan untuk kali ini tidak diselenggarakan Musyawarah Kerja Wilayah (Mukerwil) sebagaimana lazimnya dilakukan guna konsolidasi berbagai isu pada menjelang muktamar. Artinya DPW PPP Aceh memberi ruang kebebasan kepada DPC-DPC untuk menentukan siapa yang tepat menjadi Ketua Umum,” kata Ishak.
Ishak menegaskan bahwa PPP perlu hijrah untuk meraih kemenangan. PPP harus beralih dari model kepemimpinan sekarang menuju kepemimpinan baru yang lebih progresif. “Epyardi Asda adalah kader senior dan organisatoris handal yang berpengalaman, maka sudah saatnya diminta tanggung jawabnya untuk menakhodai PPP meraih kembali kursi Fraksi PPP DPR yang hilang dan menempatkan eksistensi PPP menjadi udara bagi nafas kehidupan umat,” pungkas Ishak Yusuf.
Harapan dari Epyardi Asda
Sementara itu, Epyardi Asda mengamini banyaknya dukungan kader PPP kepada dirinya. Dukungan itu menurut dia, adalah semangat untuk mengembalikan PPP kembali ke Parlemen. “Saya mendapat dorongan dari kader di daerah. Mereka meminta saya maju untuk mengembalikan PPP sebagai partai besar lagi. Rumahnya masyarakat Islam,” ujarnya.
Menurut dia, seluruh kader PPP harus bersatu lagi menyamakan semangat dan menyatukan suara agar kembali ke parlemen. Itu adalah cara menjadikan partai besar lagi.