Menteri Fahri: Kendala Tanah Menghambat Investasi Qatar di Indonesia

Menteri Fahri: Kendala Tanah Menghambat Investasi Qatar di Indonesia

Wakil Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Fahri Hamzah menyebut, realisasi investasi
Qatar
di sektor perumahan masih terhambat oleh masalah tanah. Negara di Timur Tengah berencana menanamkan investasi di sektor ini mencapai US$ 20 miliar, yang setara dengan pembangunan satu juta unit rumah.

Fahri menyampaikan, pemerintah sejauh ini telah menyiapkan lahan-lahan milik negara untuk kebutuhan investasi bidang perumahan. Menurutnya, perwakilan investor Qatar telah memeriksa tanah tersebut.

“Mereka sudah mengidentifikasi beberapa lokasi tanah milik pemerintah. Terkait kenapa belum realisasi, tanya Menteri Agraria dan Tata Ruang Nusron Wahid lah. Kalau tanah, yang jago Pak Nusron,” kata Fahri di Taman Sriwedari Cibubur, Minggu (1/6).

Fahri mengatakan, pemeriksaan tanah oleh perwakilan investor asal Qatar dilakukan bersama kantornya. Namun, ia tak memerinci apa hasil temuan dari pemeriksaan para investor.

Ia menekankan pemerintah harus menyelesaikan permasalahan terkait tanah agar komitmen investasi sekitar US$ 16 miliar sampai US$ 20 miliar terealisasi. Dana tersebut setara dengan pembangunan 1 juta unit rumah yang terbagi di kawasan perkotaan dan pedesaan.

Menurut dia, tanah menjadi komponen terpenting dalam proses pembangunan rumah. Secara umum, biaya tanah berkontribusi sekitar 40% dari total harga rumah di dalam negeri.

Karena itu, ia menilai kawasan hunian merupakan pusat perkotaan. Cara pikir tersebut dinilai akan membuat harga hunian di kawasan perkotaan lebih terjangkau.

“Tidak seperti kondisi Jakarta saat ini, rakyatnya pelan-pelan diusir dari Jakarta karena tanah dikuasai pemodal dengan harga yang tinggi. Alhasil, saat ini rakyat tidak mampu membeli hunian di perkotaan,” katanya.

Kementerian Badan Usaha Milik Negara berencana merevitalisasi beberapa aset milik Perum Perumnas di kawasan DKI Jakarta, sebagai langkah untuk mendukung program pembangunan tiga juta rumah per tahun. Revitalisasi, antara lain akan dilakukan pada rumah susun di Tanah Abang dan Kebon Kacang.

Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo sebelumnya menjelaskan, revitalisasi yang dimaksud adalah menambah lantai pada kedua  tersebut menjadi hingga 20 lantai.

“Rusun milik Perumnas yang tingginya hanya empat hingga lima lantai kami akan diubah jadi hunian vertikal. Kami akan cari lagi tanah pasif milik negara untuk membantu target pembangunan tiga juta rumah,” kata pria yang akrab disapa Tiko di kantornya, Rabu (20/11).

Tiko menjelaskan, penambahan lantai rusun akhirnya akan meningkatkan koefisien lantai bangunan atau KLB. KLB merupakan perbandingan antara luas total lantai dengan luas tanah.

Menurutnya, pemerintah akan memindahkan masyarakat yang telah menghuni rusun rendah di Tanah Abang dan Kebon Kacang sebelum melakukan revitalisasi. Para penghuni tersebut pada akhirnya akan kembali menghuni unit rusun kembali setelah revitalisasi rampung.



Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WP Twitter Auto Publish Powered By : XYZScripts.com