– Sifat seseorang seringkali terlihat dari cara mereka memilih aktivitas sehari-hari, termasuk kebiasaan berbelanja.
Di tengah perkembangan teknologi, berbelanja secara online bukan hanya sekadar memudahkan kehidupan, tetapi juga menjadi gaya hidup yang diadopsi oleh banyak orang.
Banyak orang merasa tidak nyaman dengan keramaian toko karena terkait dengan rasa aman dan selera pribadi.
Pilihan berbelanja online akhirnya menjadi cerminan dari kepribadian, terutama ketika kebutuhan bertemu dengan keinginan untuk menghindari keramaian.
Peristiwa ini memberi kesempatan untuk memahami bagaimana kepribadian, kebiasaan belanja, aktivitas online, keramaian, dan toko saling berkaitan dalam perilaku manusia masa kini.
Dikutip dari geediting.com pada Kamis (21/8), terdapat sembilan ciri kepribadian para pengguna belanja online untuk menghindari keramaian toko.
- Mengutamakan otonomi daripada konformitas
Salah satu kebutuhan psikologis yang paling mendasar bagi manusia adalah kemandirian—kemampuan untuk mengambil keputusan tanpa adanya tekanan dari luar.
Saat kamu memutuskan berbelanja menggunakan platform digital guna menghindari keramaian, kamu sedang menunjukkan hak kebebasan tersebut.
Di dunia digital, tidak ada yang mendorongmu melalui promosi, membuatmu terburu-buru saat antri di kasir, atau berdesak-desakan denganmu di lorong.
Psikologi mengistilahkan hal ini sebagai teori pengambilan nasib sendiri—keinginan untuk bertindak sesuai dengan keinginan pribadi dibandingkan dengan tekanan dari luar.
- Sensitif terhadap stimulasi berlebihan
Tempat belanja yang ramai diisi oleh keributan, cahaya terang, dan berbagai pilihan kecil yang harus diambil—arah mana yang harus dipilih, siapa yang sebaiknya dihindari, serta antrian mana yang layak dipilih.
Bagi sebagian orang, keadaan ini menghasilkan bentuk beban pikiran yang menghabiskan energi mental.
Jika kamu secara aktif menjauhi lingkungan semacam ini, hal itu menunjukkan bahwa kamu lebih rentan terhadap stimulasi yang berlebihan dibandingkan orang lain.
Psikolog sering menghubungkan hal ini dengan kepekaan proses sensorik—kamu mampu menangkap detail yang mungkin tidak terlihat oleh orang lain, tetapi juga lebih cepat merasa lelah di lingkungan yang berantakan.
- Mengutamakan efisiensi dan kontrol
Pembelian digital memberikanmu fitur pencarian yang lebih mudah, keranjang belanja yang tersimpan, serta perbandingan harga secara langsung.
Di sisi lain, area perbelanjaan yang ramai menyebabkan antrean, berjalan-jalan tanpa tujuan, dan pemborosan energi.
Jika kamu cenderung menghindari keramaian, kemungkinan besar kamu lebih condong pada pola pikir instrumental—istilah psikologi yang menggambarkan fokus pada efisiensi dan penyelesaian masalah dibandingkan dengan ritual atau tradisi.
Bagimu, kegiatan belanja bukanlah acara sosial tetapi tugas yang perlu diselesaikan, dan kerumunan menghambat prosesnya.
- Menghemat energi sosial
Orang-orang memiliki perbedaan dalam jumlah energi sosial yang mereka miliki.
Orang yang ekstrovert biasanya merasa lebih bersemangat ketika berada di tengah keramaian, sedangkan orang yang introvert justru merasa kelelahan.
Jika kamu memilih pembelian digital dibandingkan berjalan-jalan di lorong yang ramai, ini menunjukkan bahwa kamu adalah seseorang yang mengatur baterai sosial dengan penuh perhatian.
Kamu tidak benar-benar menghindari orang—kamu lebih memilih hubungan yang bermakna dan terpilih daripada bertemu dengan orang asing secara paksa.
- Mencegah dan mengurangi tekanan secara aktif
Tempat belanja yang ramai membawa ketidakpastian—antrean bisa sangat panjang, parkir sering menjadi masalah, dan seseorang mungkin memotong jalanimu di lorong.
Jika kamu menghindari semua hal tersebut dengan berbelanja secara online, kamu sedang melakukan apa yang dikenal psikologi sebagai strategi koping antisipatif.
Anda tidak hanya merespons tekanan, tetapi juga merencanakan langkah-langkah di masa depan guna mengurangi dampaknya.
Ini menunjukkan sikap proaktif: kamu berpikir jauh ke depan, memprediksi ketidaknyamanan, dan mengambil tindakan untuk menghindarinya.
- Lebih percaya pada sistem daripada ke spontanan
Saat kamu melakukan pembelian secara digital, prosesnya bisa diprediksi—kamu klik, bayar, dan barang tiba.
Di lokasi nyata, segalanya lebih kacau—barang mungkin habis, lorong penuh sesak, dan staf kurang responsif.
Memilih opsi digital menunjukkan bahwa kamu cenderung berpikir secara teratur dan percaya pada sistem yang mengurangi ketidakteraturan serta menghargai kekompakan.
Psikologi mengistilahkan ini sebagai kebutuhan akan penyelesaian kognitif—keinginan untuk mengurangi ketidakpastian dan mengetahui apa yang akan terjadi berikutnya.
- Mempunyai batasan pribadi yang jelas dan kuat
Mengunjungi pusat perbelanjaan yang ramai sering kali melibatkan kontak fisik dengan orang asing, mendengar percakapan orang lain, atau bahkan terkena dorongan kereta belanja.
Jika kamu menghindari hal tersebut, mungkin ini menunjukkan penekanan psikologismu terhadap batasan pribadi.
Kamu tidak merasa takut terhadap orang lain, namun lebih memilih ruang fisik dan emosional yang jelas.
Kesadaran akan batasan ini sering kali melampaui aktivitas pembelian: kamu mungkin juga merasa tidak nyaman ketika seseorang mengganggu waktu kamu, melebihi batas dalam percakapan, atau memaksa kamu secara sosial.
- Lebih memilih pengambilan keputusan yang bersifat reflektif
Tempat belanja yang ramai membuatmu cenderung berpikir secara reaktif—mengambil produk, mengikuti alur, dan terkadang membeli sesuatu yang tidak kamu rencanakan sebelumnya.
Pembelian digital memungkinkan kamu untuk mengurangi kecepatan, membandingkan, dan berpikir.
Anda dapat meninggalkan barang di keranjang selama semalaman, mencari pilihan lain, dan hanya melakukan pembayaran ketika Anda siap.
Ini sejalan dengan konsep Sistem 2 dalam psikologi—bagian dari pikiran yang bersifat reflektif dan sengaja, cenderung memilih pilihan yang rasional daripada impulsif.
- Berfokus pada pengelolaan energi dalam jangka panjang
Beberapa orang menganggap pusat perbelanjaan yang ramai sebagai gangguan kecil.
Namun jika kamu benar-benar menghindarinya, ini menunjukkan sesuatu yang lebih mendalam: kamu sedang mengatur pengelolaan energi jangka panjangmu.
Psikologi mengajarkan bahwa keinginan, perhatian, dan energi emosional merupakan sumber daya yang terbatas.
Dengan tidak membuangnya ke lingkungan yang menghabiskan energi, kamu menjaganya untuk hal-hal yang penting: keluarga, pekerjaan, hobi, dan istirahat.

 
							



